Hari Kesaktian Pancasila di sisi terluar Bulukumba: Festival Permainan Tradisional di Solam Benteng Senggang

26 September 2023, 22:29 WIB
Suasana anak-anak belajar di Sekolah Alam Benteng Senggang - Hari Kesaktian Pancasila di Bulukumba: Ada Festival Permainan Tradisional di Sekolah Alam Benteng Senggang /Dok. Sekolah Alam Benteng Senggang

WartaBulukumba.Com - Di perbatasan terluar Kabupaten Bulukumba, di ketinggian 900 meter di atas permukaan laut, desa ini  diselimuti oleh kabut tipis, menggantung di antara pegunungan yang menjulang tinggi. Angin berbisik pelan di antara pepohonan, membawa dingin yang menusuk hingga ke tulang. 

Alam yang eksotis, udara segar datang mengecup dari pepohonan yang merimbun sepanjang jalan terjal ke Benteng Senggang. Kampung ini bagian dari Kelurahan Borongrappoa, Kecamatan Kindang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Bebatuan berjejer, pepohonan tinggi menari-nari dengan gemulai oleh lagu angin, suara burung-burung kecil pun ramai bersiul. Terdengar menenangkan, sebagaimana saat tiba di Sekolah Alam Benteng Senggang, sebuah sekolah paling terpencil di Kabupaten Bulukumba.

Sekolah Alam Benteng Senggang, atau yang dikenal sebagai Solam Benteng Senggang, adalah sebuah oase pendidikan di tengah kemegahan alam.  Di sinilah anak-anak belajar, sambil merasakan setiap tiupan angin, mendengarkan bisikan daun, dan merenungi setiap jejak bebatuan yang telah berusia ribuan tahun.

Baca Juga: Sekolah Alam yang memanggil-manggil dari Benteng Senggang, sisi terluar Bulukumba

Memperingati Hari Kesaktian Pancasila

Hari Kesaktian Pancasila di Bulukumba: Ada Festival Permainan Tradisional di Sekolah Alam Benteng Senggang/Dok. Solam Benteng Senggang

Menuju Oktober, para relawan dan anak-anak Solam Benteng Senggang akan menggelar sebuah perayaan istimewa yang tak hanya menghidupkan semangat Pancasila, tetapi juga memelihara kekayaan tradisional Indonesia.

Mereka akan menghelat Festival Permainan Tradisional pada hari Ahad, 1 Oktober 2023. Dalam bincang-bincang dengan founder Sekolah Alam Benteng Senggang, Suharpida, mengungkapkan lebih banyak tentang acara ini.

"Kami ingin menghadirkan sesuatu yang istimewa dalam peringatan Hari Kesaktian Pancasila. Kami sepakat untuk menggelar Festival Permainan Tradisional, sebagai bentuk apresiasi terhadap kearifan lokal dan nilai-nilai Pancasila," terang Suharpida dengan nada penuh semangat kepada WartaBulukumba.Com pada Selasa, 26 September 2023.

Baca Juga: Bertandang dengan cinta dan keras kepala ke sisi terluar Bulukumba di ketinggian 900 MDPL

Anak-anak Sekolah Alam Benteng Senggang belajar di atas rerumputan/Dok. Solam Benteng Senggang.

Festival ini akan berlangsung di area sekitar Sekolah Alam Benteng Senggang, tempat yang sangat tepat untuk menghormati budaya dan pendidikan. Lokasinya yang terletak di tengah alam yang hijau akan memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi semua peserta.

Festival Permainan Tradisional akan dimulai pada pukul 08.00 WITA dan berlanjut hingga selesai. Ini memberikan waktu yang cukup bagi semua peserta untuk menikmati beragam permainan tradisional dan merayakan Hari Kesaktian Pancasila.

Suharpida, sosok inspiratif, motor penggerak di balik konsep acara ini rupanya  telah mengorbankan waktu dan tenaganya untuk memastikan keberhasilan festival. Sebagaimana yang sudah-sudah sejak dia pertama kali ke Benteng Senggang menggelar lapak baca dan jatuh cinta pada kampung ini.

Baca Juga: Melihat Bulukumba dari atas rumah pohon Binara Cinta Kaisah Ayatulauni di Tandabaca

Festival ini akan menampilkan beragam kegiatan, mulai dari permainan tradisional yang mendalamkan budaya hingga upacara penghormatan kepada Pancasila. Yang paling istimewa adalah penyerahan ijazah kelulusan peserta didik oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bulukumba.

 

Selain Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bulukumba, acara ini juga akan dihadiri Kepala Bidang Paud dan PNF Kabupaten Bulukumba beserta jajarannya. Fasilitator penanganan ATS dan APS Unicef Provinsi Sulawesi Selatan. Selain itu, Rombongan SKin chapter Bulukumba juga akan menjadi bagian dari perayaan ini, menciptakan nuansa yang lebih bersemangat.

Bantuan Renovasi dari BAZNAS 

Pada Januari 2023 lalu, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Bulukumba, melakukan renovasi terhadap Sekolah Alam Benteng Senggang. 

Baca Juga: Menyerang pelosok, Literasi Satu Atap di Bulukumba kian menggeliat

Relawan Baznas Tanggap Bencana (BTB) Bulukumba menggunakan anggaran program bantuan pendidikan untuk sekolah alam. Lembaga zakat juga ini menyerahkan paket pendidikan berisi baju dan alat tulis.

Material papan, balok dan pasir diangkut relawan BTB ke daerah dataran tinggi itu. Selanjutnya, bahan material dikerjakan secara manual. Papan dan balok diangkut naik dari desa tetangga, serta tanah dikeruk sendiri oleh relawan.

Selain paket pendidikan, relawan BTB juga memberikan pendidikan tentang Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS). Para relawan juga mencontohkan cara sikat gigi yang baik dan benar kepada anak-anak dan warga lokal di Sekolah Alam Benteng Senggang.

Baca Juga: Pencanangan Gerakan Indonesia Membaca di Bulukumba, pegiat literasi: 'Jangan cuma seremoni tanpa aksi'

Jembatan Bambu

Pada November 2019 silam, sebuah jembatan bambu dibangun oleh beberapa personel Kodim 1411/Bulukumba bersama warga masyarakat Borongrappoa.

Pembangunan jembatan bambu tersebut adalah bagian dari karya bakti pembangunan jembatan di kampung Benteng Senggang, lingkungan Na’na. Proses pengerjaan jembatan dari bahan bambu tersebut berlangsung selama tiga hari

Energi Listrik Mikrohidro

Energi listrik mikrohidro hadir di Benteng Senggang sejak tahun 2018. Tentu saja berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat setempat.

Penjualan hasil perkebunan kopi petani yang dulunya dijual mentah dan gelondongan akhirnya bisa dipasarkan melalui sistem pengemasan. Dengan adanya energi listrik, kini pengolahan peralatan khusus dengan Kompor Biomassa (Kombi).

Sumber daya listrik yang dihasilkan cukup untuk menggerakkan berbagai peralatan atau mesin usaha kecil dan menengah untuk meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas produk.

Petani kopi yang tergabung dalam kelompok pemberdayaan Suriani mengatakan, proses sangrai menggunakan alat khusus dan kombi itu lebih hemat waktu, tenaga dan biaya.

Saat matahari perlahan turun ke ufuk barat, sinar senja menyinari pepohonan dengan cahaya emas. Di Benteng Senggang, pengetahuan dan kebijaksanaan ditemukan dalam kedekatan dengan alam, di tempat di mana waktu berjalan lambat dan keindahan alam menjadi guru terbaik.

Jalanan terjal berkelok-kelok, dikelilingi oleh bebatuan yang tampaknya telah ada sejak zaman purba. Bebatuan ini menjadi saksi bisu perjalanan setiap penduduk yang memilih untuk tinggal di sini. Mereka berjalan dengan hati-hati, menghindari batu-batu tajam yang mungkin merintangi langkah mereka. Datanglah ke Benteng Senggang, sisi terluar Bulukumba, sebuah dunia yang berbeda tapi bisa membuat jatuh cinta. Seperti yang dialami Suharpida.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler