Andi Utta berjanji biayai sekolah hingga kuliah dua bocah malang Bulukumba yang dideportasi Malaysia

- 23 Maret 2022, 11:16 WIB
Andi Utta berjanji biayai sekolah hingga kuliah dua bocah malang Bulukumba yang dideportasi
Andi Utta berjanji biayai sekolah hingga kuliah dua bocah malang Bulukumba yang dideportasi /Dok. Humas Pemkab Bulukumba
 
WartaBulukumba - Ayah dari kedua bocah malang di Bulukumba ini adalah seorang lelaki tegar yang nekat membawa impiannya ke negeri seberang, Malaysia.
 
Dua bocah ini pun adalah juga dua lelaki kecil yang tegar. Meskipun kisah pilu harus tersemat dalam perjalanan mereka.
 
Aris, sang ayah, bersama kedua anak lelakinya, Asril dan Khairil ditahan polisi Malaysia karena dianggap 'pendatang haram'.
 
 
Mereka bertiga harus merasakan penjara selama 6 bulan lamanya. Penderitaan dalam penjara mereka harus teguk dengan pahit sejak 23 Maret hingga 29 September 2021.
 
Penjara di penampungan Tawang, Malaysia itu memang dihuni oleh orang-orang 'pendatang ilegal, termasuk Aris dan kedua putranya.
 
Aris merantau sejak berusia 22 tahun. Dia bekerja sebagai buruh kelapa sawit.
 
 
Akhirnya Aris memutuskan untuk meninggalkan negeri Jiran. Dia lantas pulang membawa kedua anaknya setelah ditinggal nikah sang istri dengan orang lain di Malaysia.
 
Namun belum sempat mereka berhasil menyeberang ke Indonesia di daerah Nunukan, Kalimantan Utara, mereka tertangkap oleh polisi Malaysia karena tidak bisa menunjukkan sehelai pun dokumen.
 
Aris merupakan bagian dalam 'lingkaran kusut' Pekerja Migran Ilegal (PMI).
 
Kedua bocah ini bebas karena sang ayah Aris meninggal dunia dalam sel. Kemudian Asril dan Khairil dideportasi ke Indonesia.
 
 
Asril dan Khairil kini tinggal dengan sang nenek di Desa Sangkala, Kecamatan Kajang, Bulukumba. 
 
Asril berusia 6 tahun dan Khairil 9 tahun. Dua bocah malang yang sudah pernah merasakan getirnya hidup dalam penjara Malaysia.
 
"Saya ditelepon oleh orang imigrasi Malaysia, katanya kakak saya meninggal, anaknya akan dideportasi, untung ada Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Nunukan yang bawa ke Kajang," kata adik almarhum Aris, Samsinar kepada awak media, Rabu, 23 Maret 2022.
 
Selama tinggal di penampungan Tawang, Asril dan Khairil layaknya tahanan dewasa. Makan seadanya tidur hanya beralaskan tikar.
 
 
Saat dikunjungi oleh Bupati Bulukumba, Muchtar Ali Yusuf, Senin, 21 Maret 2022 kemarin. Asril yang masih berusia 6 tahun beberapa kali tampak menangis.
 
Dia trauma jika melihat pria dewasa memakai pangkat di pundaknya.
"Dia takut, mungkin trauma saat ditangkap polisi Malaysia," kata Samsinar.
 
Yang membuatnya bertambah sedih, jenazah ayahnya tidak bisa dia bawa pulang. Dia dimakamkan di tempat dia meninggal.
 
 
Meski demikian, agar sang anak bisa mengenang ayahnya, keluarga membuat pusara ayah di belakang rumah sang nenek.
 
Bupati Bulukumba, Muchtar Ali Yusuf yang mendatangi kedua anak tersebut sempat menghibur keduanya.
 
Keduanya terbata-bat sambil kepala tertunduk diam saat didatangi oleh orang nomor satu di Bulukumba itu.
 
Asril hanya terdiam, namun sang kakak Khairil lebih aktif saat diajak bicara oleh bupati berlatar belakang pengusaha itu.
 
 
Khairil mengaku ingin menjadi prajurit TNI jika besar nanti.
 
Meski berjarak usia 3 tahun, keduanya sama-sama duduk di kelas 1 SDN 339 Dumpu, di Desa Sangkala, Kajang.
 
"Sekolah yang baik yah, kalau ranking, saya biayai sampai kuliah, meski saya bukan bupati lagi," kata Muchtar Ali Yusuf memberi semangat keduanya.
 
Andi Utta, sapaan akrab Bupati Bulukumba, berharap masyarakat Bulukumba mengurus dokumen lengkap saat akan bekerja di luar negeri.
 
"Itu sangat penting agar warga bisa mendapatkan perlindingan hukum dan tidak terjerat kasus yang sama dengan Aris," pesan Andi Utta.***

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x