Apa saja syarat wajib zakat fitrah? Mudah tapi ternyata tak sesederhana itu

- 1 April 2024, 22:21 WIB
Ilustrasi beras untuk zakat fitrah.
Ilustrasi beras untuk zakat fitrah. /Freepik/jcomp

WartaBulukumba.Com - Apa saja syarat wajib zakat fitrah?Dalam jalinan kehidupan beragama, syarat wajib pertama zakat fitrah memang tampak sederhana: Menjadi Muslim.

Syarat ini mengandung kedalaman makna yang mencerminkan jati diri dan tanggung jawab seorang Muslim. 

Kita tidak hanya berbicara tentang identitas yang tertulis di KTP, tetapi lebih dari itu, sebuah pengakuan diri yang total terhadap nilai-nilai Islam.

Baca Juga: Amalan-amalan yang sangat dianjurkan Rasulullah SAW dalam bulan suci Ramadhan

Salah satu sumber literatur tentang zakat, yaitu buku "Zakat dalam Perekonomian Modern" oleh Didin Hafidhuddin, sebuah karya yang mengeksplorasi peran zakat dalam ekonomi modern.

Buku ini mengemukakan gagasan bahwa zakat dapat memiliki prospek yang sangat baik dalam ekonomi modern, terutama jika dikelola dengan metode manajemen modern, mengikuti pola dan strategi perusahaan. Penekanan juga diberikan pada pentingnya kerjasama antar negara-negara Muslim baik secara regional maupun internasional dalam konteks zakat.

Kita juga bisa melengkapi cakrawala lebih luas dengan membaca buku "Zakat Sebagai Ketahanan Nasional" yang diterbitkan pada tahun 2022 oleh Deepublish, menguraikan pentingnya zakat dalam konteks nasional Indonesia.

Terbagi dalam tiga bab, buku ini menawarkan pandangan komprehensif tentang zakat dari berbagai sudut pandang.

Baca Juga: Dua gerhana di bulan Ramadhan 1445 Hijriah tanda besar kemunculan Imam Mahdi?

Identitas Sebagai Pilihan dan Komitmen

Menjadi Muslim, dalam konteks zakat fitrah, bukanlah sekadar kebetulan kelahiran, melainkan pilihan dan komitmen.

Ia tentang memeluk ajaran Islam dengan sepenuh hati, menyelami makna syahadat yang diucapkan, dan menghidupkannya dalam setiap aspek kehidupan.

Di sini, seorang Muslim tidak hanya bertanggung jawab atas ibadahnya sendiri, tetapi juga terhadap kesejahteraan komunitasnya.

Baca Juga: Bolehkah sikat gigi saat puasa? Simak penjelasan lengkapnya

Baligh dan Berakal

Dalam zakat fitrah, dua konsep yang menjadi penanda kematangan individu dalam beragama adalah baligh dan berakal.

Baligh, yang ditandai dengan mencapai usia pubertas, bukan hanya tentang perubahan fisik, tetapi juga kesiapan mental dan spiritual untuk mengemban tanggung jawab keagamaan.

Berakal, di sisi lain, merupakan kondisi memiliki kemampuan mental yang cukup untuk memahami dan melaksanakan perintah agama, termasuk dalam berzakat.

Pemahaman yang Mendalam

Menjadi Muslim yang bertanggung jawab dalam konteks zakat fitrah berarti memahami esensi zakat tidak hanya sebagai kewajiban, tetapi juga sebagai jalan meraih kedekatan dengan Allah SWT dan sebagai sarana membantu sesama. Ia menjadi bukti nyata dari iman yang tidak hanya tertanam dalam hati, tetapi juga termanifestasi dalam perbuatan.

Dengan demikian, syarat pertama zakat fitrah ini lebih dari sekedar identitas formal; ia adalah manifestasi dari keyakinan, tanggung jawab, dan kedewasaan spiritual.

Seorang Muslim yang mengerti dan menjalankan zakat fitrah dengan penuh kesadaran akan menemukan dirinya tidak hanya berada dalam hubungan yang lebih dekat dengan penciptanya, tetapi juga dengan umat manusia.

Kelebihan Harta sebagai Tanggung Jawab

Syarat kedua dalam zakat fitrah berkisar pada prinsip ekonomi Islam yang mendalam: kemampuan membayar. Ini bukan hanya tentang kekayaan material, melainkan juga tentang bagaimana harta itu digunakan sebagai sarana memperkuat ikatan sosial dan spiritual.

Dalam konteks zakat fitrah, memiliki harta lebih dari kebutuhan pokok menjadi tanggung jawab, bukan sekadar keuntungan.

Definisi Kecukupan

Bagaimana seseorang menentukan "kecukupan"? Di sini, Islam memberikan panduan yang jelas namun fleksibel. Seseorang dianggap mampu membayar zakat jika ia memiliki harta atau penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dasarnya, termasuk kebutuhan keluarganya, serta memiliki lebih dari itu.

Ini mencakup konsep nisab, atau batas minimum kekayaan yang harus dimiliki seseorang sebelum ia wajib membayar zakat.

Ukuran Zakat: Cerminan Kebudayaan

Menariknya, besaran zakat fitrah ditentukan oleh jenis makanan pokok yang lazim dikonsumsi dalam suatu masyarakat.

Di Indonesia, misalnya, beras mungkin menjadi tolok ukur, sementara di Timur Tengah, gandum atau kurma bisa jadi pilihan utamanya.

Ini menunjukkan bahwa Islam memahami dan menghormati keragaman budaya dan ekonomi setiap masyarakat.

Memastikan Kemampuan Membayar

Seorang Muslim yang ingin membayar zakat fitrah harus memastikan bahwa ia memiliki kemampuan ekonomi untuk melakukannya.

Ini bukan hanya tentang mematuhi perintah agama, tetapi juga tentang memahami esensi zakat sebagai alat pemerataan kekayaan dan penjagaan kesejahteraan umat.

Dengan demikian, syarat memiliki kemampuan membayar zakat fitrah mengajarkan kita tentang pentingnya keseimbangan antara hak pribadi dan tanggung jawab sosial. Ini adalah tentang menggunakan kelebihan harta yang kita miliki tidak hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi juga untuk kebaikan bersama.

Pentingnya Ketepatan Waktu

Zakat fitrah memiliki dimensi waktu yang sangat penting. Syarat ketiga ini bukan hanya tentang mengeluarkan zakat, tetapi juga kapan zakat tersebut dikeluarkan.

Ketepatan waktu membayar zakat fitrah mencerminkan kedisiplinan dan komitmen seorang Muslim terhadap perintah agama.

Waktu yang Telah Ditentukan

Zakat fitrah harus dibayarkan sebelum waktu Salat Idul Fitri, idealnya di hari-hari terakhir bulan Ramadan.

Momen ini bukan hanya tentang memenuhi kewajiban, tetapi juga tentang berpartisipasi dalam semangat kolektif Ummah yang bersiap menyambut hari kemenangan.

Zakat fitrah di sini berfungsi sebagai pembersihan diri dan juga sebagai bantuan bagi mereka yang membutuhkan, sehingga mereka pun bisa merayakan Idul Fitri dengan sukacita.

Konsekuensi Keterlambatan

Jika seseorang terlambat membayar zakat fitrah, maka esensinya berubah. Ia tidak lagi dianggap sebagai zakat fitrah, melainkan berubah menjadi sedekah biasa.

Hal ini mengingatkan kita bahwa dalam Islam, tidak hanya niat yang dihitung, tetapi juga tindakan yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

Refleksi Kesadaran dan Tanggung Jawab

Mematuhi waktu yang ditentukan untuk zakat fitrah adalah refleksi dari kesadaran dan tanggung jawab seorang Muslim dalam menjalankan ibadahnya.

Ini juga menunjukkan penghargaan terhadap waktu dan ketentuan Allah SWT serta empati kepada mereka yang akan menerima zakat.

Dengan demikian, syarat waktu dalam pembayaran zakat fitrah tidak hanya mengajarkan disiplin, tetapi juga melatih umat Islam untuk menjadi individu yang bertanggung jawab, baik secara spiritual maupun sosial.***(Israwaty Samad)

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah