Filosofi hitam-hitam pada pakaian adat Kajang Ammatoa Bulukumba

- 19 Oktober 2022, 15:42 WIB
Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman  mengenakan pakaian adat Kajang Bulukumba pada Hari Jadi Sulsel ke 353.
Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman mengenakan pakaian adat Kajang Bulukumba pada Hari Jadi Sulsel ke 353. /WartaBulukumba.com

Andi Buyung memeasangkan passapu ke kepala Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman/WartaBulukumba.com
Andi Buyung memeasangkan passapu ke kepala Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman/WartaBulukumba.com

Filosofi Hitam-Hitam pada Pakaian Adat Kajang

Pada telusur literatur, filosofi dan penggunaan hitam-hitam yang melekat erat pada kehidupan keseharian masyarakat adat Kajang Bulukumba dapat ditemukan dalam beberapa buku.

Di antaranya buku berjudul ”Spektrum Sejarah Budaya dan Tradisi Bulukumba”, penerbit Lephas, tahun 2005. 

Buku lainnya yakni karya Yusuf Akib yang terbit tahun 2008, berjudul “Ammatoa Komunitas Berbaju Hitam” yang diterbitkan Pustaka Refleksi.

Baca Juga: Mengenal lebih dekat kawasan adat Ammatoa Kajang di Bulukumba yang dikunjungi Tyas Mirasih

Filosofi ini juga diurai oleh Mas Alim Katu dalam buku "Tasauf Kajang”, terbit tahun 2005. 

Buku lainnya yang cukup komprehensif membahas filosofi hitam-hitam ini dapat pula ditemukenali dalam buku yang disusun Tim Penulis La Macca Press pada 2006, berjudul “Tradisi Masyarakat di Sulawesi Selatan”.

Pakaian hitam dengan sedikit garis putih, mulai dari dompe atau passapu yakni destar ata ikat kepala, baju, sarung dan celana melekat erat bagi kaum pria Kajang.

Baca Juga: Menelusuri Kajang dari pojok sejarah dan geografi

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x