Asbabun Nuzul Surah Al Kafirun dan pengertian 'kafir' menurut Islam

- 30 November 2021, 06:00 WIB
Bacaan Surah Al Kafirun. Asbabun Nuzul Surah Al Kafirun dan pengertian 'kafir' menurut Islam
Bacaan Surah Al Kafirun. Asbabun Nuzul Surah Al Kafirun dan pengertian 'kafir' menurut Islam /Zayyin Multazam

WartaBulukumba - Al Kafirun telah turun sebagai jawaban bagi kaum kafir Quraisyi.

Surah Al Kafirun terdiri dari 6 ayat. Al Kafirun memiliki arti "orang-orang kafir”.

Salah satu literatur yang mengurai Al Kafirun secara komperehensif yaitu buku berjudul "Fikih Akbar: Prinsip-Prinsip Teologis Islam Rahmatan Lil ‘Alamin" yang disusun oleh Dr. H. Hamim Ilyas, M.Ag, diterbitkan oleh Pustaka Alvabet tahun 2018.

Meskipun diturunkan sebagai jawaban untuk kaum kafir namun kata kafir tidak merujuk pada segala sesuatu yang bernyawa seperti manusia atau hewan.

Baca Juga: Perempuan melamar lelaki, bolehkah dalam Hukum Islam?

Bagaimana pengertian kafir dalam Islam? Kata kafir berasal dari kata dasar yang terdiri dari huruf kaf, fa' dan ra'. Arti dasarnya adalah "tertutup" atau "terhalang".

Maka secara istilah, kafir berarti "terhalang dari petunjuk Allah" atau orang kafir adalah orang yang tidak mengikuti pentunjuk Allah SWT karena petunjuk tersebut terhalang darinya. Kafir adalah lawan dari iman.

Pada tafsir Ibnu Katsir, pada dasarnya isi kandungan surat Al Kafirun berisi tentang perintah Allah SWT kepada umat Islam untuk menjauhkan diri dari segala bentuk kemusyrikan atau menyerupai bentuk peribadahan dari orang-orang kafir.

Baca Juga: Alien sudah dijelaskan sejak 14 abad lalu dalam Al Quran

Imam Abu Abdullah Asy-Syafii dan lain-lainnya telah menyimpulkan dari ayat ini, yaitu firman-Nya: "Untuk kalianlah agama kalian, dan untukkulah agamaku" sebagai suatu dalil yang menunjukkan bahwa kufur itu semuanya sama saja.

Imam Ahmad ibnu Hambal dan ulama lainnya yang sependapat dengannya mengatakan bahwa orang Nasrani tidak dapat mewaris dari orang Yahudi, demikian pula sebaliknya. Karena ada hadis yang diriwayatkan dari Amr ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya yang mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam telah bersabda:

"Dua orang pemeluk agama yang berbeda tidak dapat saling mewaris di antara keduanya".

Baca Juga: Doa yang diajarkan Rasulullah SAW saat meminta hujan, sedang turun hujan, dan hujan reda

Asbabun Nuzul atau latar belakang atau sebab turunnya Surah Al Kafirun adalah sebagai jawaban tegas atas sebuah penawaran kafir Quraisy kepada Nabi Muhammad SAW.

Kaum kafir Quraisyi meminta agar Nabi Muhammad SAW menyembah apa yang disembah oleh kaum kafir Quraisyi selama setahun penuh dan sebagai balasannya mereka pun akan menyembah apa yang Nabi Muhammad SAW sembah.

Al Kafirun merupakan surat ke-109 dalam susunan mushaf Al Quran. Dalam surat ini, Rasulullah SAW berlepas diri dari segala hal yang dikerjakan orang-orang kafir. Surat Al Kafirun termasuk golongan surat Makkiyah.

Baca Juga: Keutamaan dan manfaat Surah Al Falaq, salah satunya sebagai benteng dari sihir

Asbabun Nuzul Surat Al Kafirun adalah sebagai jawaban Allah Subhanahu Wataala melalui Nabi Muhammad SAW atas ajakan kaum kafir untuk menyembah berhala-berhala mereka.

Saat itu Rasulullah SAW dibujuk dan dipengaruhi oleh kaum kafir quraisy untuk mengikuti ajaran mereka. Mereka banyak menjanjikan kekayaan untuk Nabi Muhammad SAW. Mereka bermaksud ingin bertukar keyakinan dgn Rosulullah selama satu tahun

Para pemimpin Quraisy memiliki tujuan agar Nabi Muhammad SAW menghentikan dakwahnya.

Baca Juga: Puasa sunnah Ayyamul Bidh; waktu, niat, dan keutamaannya

Para pemimpin Quraisy berkata:

“Hai Muhammad! Mari kita bersama-sama menyembah apa yang kami sembah, dan kami akan menyembah apa yang engkau sembah, dan kita akan bersekutu (bekerjasama) dalam segala hal, dan engkaulah yang memimpin kami".

Kemudian Allah SWT menurunkan surah Al Kafirun yang menyatakan dengan tegas melarang untuk mengikuti ajakan untuk menyembah tuhan mereka.

Baca Juga: Keutamaan Puasa Asyura di bulan Muharram

Kandungan lainya dari surah Al Kafirun adalah tentang ketundukan dan kepatuhan umat Muslim kepada Allah SWT.

Sehingga dengan membaca dan mengamalkannya setiap hari, tentu bisa memperkuat keimanan seorang Muslim.***
 

 

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah