Maulid Nabi Muhammad SAW, telisik kebiasaan umat Islam global

- 9 Oktober 2021, 22:34 WIB
Ilustrasi Maulid Nabi Muhammad SAW
Ilustrasi Maulid Nabi Muhammad SAW /Unsplash.com/Abdul Muizz
Buku berjudul Dakwah Kreatif: Muharram, Maulid Nabi, Rajab, dan Sya'ban yang disusun Dra. Hj. Udji Asiyah, M.Si merupakan salah satu referensi terkuat untuk memahami secara obyektif kreasi dan inovasi dakwah yang perlu diapresiasi, terutama dalam memahami fenomena globalisasi.

Penulisan Maulid beragam dan mengumpulkan aliran pemikiran yang berbeda, termasuk Sufi maupun empat mazhab.

Baca Juga: Doa yang diajarkan Rasulullah SAW saat meminta hujan, sedang turun hujan, dan hujan reda

Umumnya pada acara Maulid Nabi, teks biasanya menceritakan kisah hidupnya secara rinci, dari kelahirannya melalui semua peristiwa dalam hidupnya sampai kematiannya, menyebutkan penampilan, moral dan perbuatan mulia untuk mengingatnya dan mengikuti teladannya.

Secara nasional, Maulid Nabi tak pernah dirayakan di negara-negara Islam namun di wilayah Hijaz di Arab Saudi bagian barat, banyak orang menganggap Rabiul awal patut dirayakan.

Imam Abu Syamah, guru dari Imam An-Nawawi, juga menilai maulid Nabi merupakan bid'ah yang baik karena perayaan ini muncul disebabkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: Doa awal dan akhir tahun Hijriah sesuai tuntunan Rasulullah SAW

Di dalamnya pun dilakukan sedekah, ungkapan kebahagiaan dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Hal ini muncul karena rasa mahabbah atau cinta kepada Nabi Muhammad SAW.

Di Indonesia, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sering disebut muludan.

Secara umum di berbagai negara ada 4 amalan yang biasa dilakukan saat Maulid Nabi Muhammad SAW, yaitu membaca Sholawat Nabi, memperbanyak sedekah, melaksanakan puasa sunnah, dan memperbanyak amalan kebaikan lainnya. 

Allahumma shalli alaa sayyidina Muhammad wa alaa alii sayyidina Muhammad.***

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah