Panduan doa Qunut Nazilah untuk Palestina

13 Oktober 2023, 15:57 WIB
Para pengunjuk rasa menendang tabung gas air mata saat unjuk rasa solidaritas terhadap rakyat Palestina di Gaza, di Paris, 12 Oktober 2023. © Thibault Camus, AP /Reuters/

WartaBulukumba.Com - Palestina, tempat kisah-kisah berabad-abad tumbuh, kini dipenuhi derita. Di sudut-sudut jalanan, di Jalur Gaza, anak-anak menatap langit dengan mata penuh ketakutan. Perempuan memeluk bayi mereka erat-erat. Sementara itu, laki-laki berjuang mempertahankan sisa-sisa harapan yang masih menyala. Umat Islam di seluruh dunia saling mengimbau melalui media sosial untuk mengirimkan doa Qunut Nazilah untuk Palestina.

Semangat Palestina tetap teguh. Mereka menulis kisah perlawanan dalam abjad-ajad kemerdekaan, harapannya yang tak pernah pudar di bawah cakrawala yang kian kelam. 

Sebagai wujud kesatuan dan keberpihakan satu saudara seiman, umat Islam dianjurkan memanjatkan doa Qunut Nazilah pada rakaat terakhir shalat fardhu.

Apa itu Qunut Nazilah, apa landasannya dan apa yang dibaca, berikut panduan amaliyah tersebut, dikutip dari tulisan Ali FarkhanTsani, Duta Al-Quds, di situs Minanews.net.

Baca Juga: Mengenal Hamas di Palestina: Sunni atau Syiah? Ini metode perjuangan mereka melawan Zionis

Pengertian Nazilah

Lafadz Qunut (قنوت) dalam hal ini artinya berdoa saat berdiri dalam shalat. Sedangkan Nazilah (نازلة) artinya: bencana yang sangat berat.

Qunut Nazilah secara umum adalah doa yang dipanjatkan saat berdiri dalam shalat, setelah i’tidal pada rakaat terakhir, saat terjadi bencana besar yang menimpa kaum Muslimin secara massal. Seperti yang menimpa saudra-saudara kita di Palestina. Termasuk jika terjadi kelaparan massal, wabah penyakit atau sebagainya yang menimpa suatu wilayah atau negeri.

Qunut Nazilah merupakan bentuk perhatian dan empati seorang Muslim terhadap nasib yang menimpa saudara-saudaranya, walaupun letaknya di kejauhan. Bentuk perhatiannya dalam hal ini yaitu dalam bentuk memanjatkan doa kepada Allah. Di dalamnya terdapat ketergantungan dan permohonan pertolongan kepada Allah kepada Allah dan persaudaraan terhadap sesama kaum Muslimin.

Baca Juga: Kisah awal Zionis Israel menjajah Palestina

Imam An-Nawawy menjelaskan, Qunut Nazilah adalah doa pada saat ada peristiwa yang menimpa kaum Muslimin, dengan tujuan untuk menyingkirkan atau melenyapkan penganiayaan dari musuh, menyingkirkan bala’ (bencana), dan sebagainya.

Landasan Qunut Nazilah antara lain berdasarkan hadits dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu:

أَنَّ رِعْلاً وَذَكْوَانَ وَعُصَيَّةَ وَبَنِي لَحْيَانَ اسْتَمَدُّوا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى عَدُوٍّ فَأَمَدَّهُمْ بِسَبْعِينَ مِنَ الْأَنْصَارِ كُنَّا نُسَمِّيهِمُ الْقُرَّاءَ فِي زَمَانِهِمْ كَانُوا يَحْتَطِبُونَ بِالنَّهَارِ وَيُصَلُّونَ بِاللَّيْلِ حَتَّى كَانُوا بِبِئْرِ مَعُونَةَ قَتَلُوهُمْ وَغَدَرُوا بِهِمْ فَبَلَغَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَنَتَ شَهْرًا يَدْعُو فِي الصُّبْحِ عَلَى أَحْيَاءٍ مِنْ أَحْيَاءِ الْعَرَبِ عَلَى رِعْلٍ وَذَكْوَانَ وَعُصَيَّةَ وَبَنِي لَحْيَانَ

Artinya : “Bahwa Kabilah Ri’lan, Dzakwan, Usaiyyah dan Lahyan pernah meminta bantuan dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam untuk menghadapi musuh mereka. Maka baginda mengutus bantuan sejumlah 70 orang sahabat dari kalangan sahabat Anshar. Mereka para sahabat tersebut dikenal dengan sebutan al-Qurra pada zamannya, yaitu orang yang mengantarkan makanan untuk orang-orang yang memerlukan pada siang hari dan banyak menunaikan shalat pada malam hari. Selanjutnya, sampailah mereka pada suatu tempat bernama Bi’ru Ma’unah. Namun tiba-tiba mereka dikhianati dan bahkan dibunuh oleh kabilah-kabilah di sana. Kemudian sampailah berita itu kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Lalu, baginda membaca Qunut (Nazilah) selama sebulan penuh, termasuk melaksanakan qunut tersebut dalam shalat Subuh, sebagai doa untuk dikenakan balasan atas pengkhianatan Bani Ri’lan, Dzakwan, ‘Usayyah dan Bani Lahyan.”(H.R. Bukhari).

Baca Juga: Yasser Arafat, legenda 'kontroversial' Palestina dalam melawan Zionis Israel

Pada hadits lain dikatakan:

قَنَتَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم شَهْرًا مُتَتَابِعًا فِي الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ وَالْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ وَصَلَاةِ الصُّبْحِ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ إِذَا قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ مِنَ الرَّكْعَةِ الْآخِرَةِ يَدْعُو عَلَى أَحْيَاءٍ مِنْ بَنِي سُلَيْمٍ عَلَى رِعْلٍ وَذَكْوَانَ وَعُصَيَّةَ وَيُؤَمِّنُ مَنْ خَلْفَهُ


Artinya : “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah melakukan qunut selama sebulan terus-menerus pada waktu shalat Dhuhur, Ashar, Maghrib, Isya’ dan shalat Subuh di penghujung setiap shalat, ketika baginda mengucapkan, ‘Sami’allaahu liman hamidah’ pada rakaat yang terakhir. Baginda melaknat kampung Bani Sulaim, Ri’lin, Dzakwan, Ushayyah dan diamini oleh makmum di belakang beliau.” (H.R. Ahmad, Abu Dawud dan Al-Hakim).

Pada hadits lain disebutkan juga Qunut Nazilah Nabi pada peristiwa lain :

أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ إِذَا قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ فِي الرَّكْعَةِ الآخِرَةِ مِنْ صَلاَةِ الْعِشَاءِ قَنَتَ اللَّهُمَّ أَنْجِ عَيَّاشَ بْنَ أَبِي رَبِيعَةَ اللَّهُمَّ أَنْجِ الْوَلِيدَ بْنَ الْوَلِيدِ اللَّهُمَّ أَنْجِ سَلَمَةَ بْنَ هِشَامٍ اللَّهُمَّ أَنْجِ الْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اللَّهُمَّ اشْدُدْ وَطْأَتَكَ عَلَى مُضَرَ اللَّهُمَّ اجْعَلْهَا عَلَيْهِمْ سِنِينَ كَسِنِي يُوسُفَ

Artinya : “Bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah ketika mengucapkan, ‘Sami’a-llaahu liman hamidah’ pada rakaat terakhir shalat Isya’, Lalu beliau melakukan qunut (berdoa, yang artinya) : “Ya Allah, selamatkanlah ‘Ayyasy bin Abi Rabi’ah. Ya Allah selamatkanlah al-Walid bin al-Walid. Ya Allah, selamatkanlah Salamah bin Hisyam. Ya Allah, selamatkanlah orang-orang Mukmin yang tertindas. Ya Allah, ambillah kekuatan kabilah Mudhar dengan sekuat-kuatnya. Ya Allah, binasakanlah mereka selama bertahun-tahun, sebagaimana tahun-tahun (kelaparan yang menimpa zaman) Nabi Yusuf.” (H.R. Bukhari).

Bacaan pada Qunut Nazilah

Doa Qunut Nazilah dibaca secara jahar (suara keras/terdengar oleh makmum) baik pada shalat jahriyah (bacaan keras seperti Shubuh, Maghrib dan Isya), maupun sirriyah (bacaan pelan seperti Dzuhur dan Ashar).

Disunnahkan untuk tidak memperpanjang doa, tidak memberatkan jamaah, dan hendaknya mencontoh tuntunan Nabi Shallalllahu ‘Alaihi Wasallam. Hal ini diperkuat dengan penuturan Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu, ketika ditanya,“Apakah Rasulullah melakukan qunut pada waktu shalat Subuh juga?” Dia menjawab, “Benar, setelah melakukan ruku’ dengan bacaan yang pendek (ringan).” (H.R. Muslim).

Ketika berdoa Qunut Nazilah, boleh mengangkat tangan atau tidak. Sementara makmum mengaminkannya.

Adapun contoh doa singkat Qunut Nazilah untuk Palestina sebagai berikut, atau lafadz doa lainnya :

اللَّهُمَّ أَنْجِ الْمُؤْمِنِينَ فِى فلِسْطِيْنَ خَاصَّةً وَفِى أَنْـحَاءِ بُلْدَانِ المْـُؤْمِنِيْنَ عَامّةً

أَللَّهُمَّ اشْدُدْ وَطْأَتَكَ عَلَى الْكُفَّارِ يَهُوْدِى اِسْرَائِيْلِ وَشُرَكَائِهِمْ وَشَطِّطْ شَمْلَهُمْ وَفَرِّقْ جَمْعَهُمْ أَللَّهُمَّ إِهْزِمْهُمْ وَزَلْزِلْهُمْ

 Artinya : “Ya Allah, selamatkan orang-orang beriman di Palestina pada khususnya, dan di negeri-negeri orang-orang beriman lainnya pada umumnya. Ya Allah keraskanlah pijakan-Mu atas orang-orang kafir Yahudi Israil dan sekutu-sekutunya, dan goncangkanlah mereka, dan cerai-beraikanlah kesatuan mereka. Ya Allah, hancurkanlah mereka dan porak-porandakanlah mereka.”

Atau dapat diambil yang lebih ringkas lagi :

اللَّهُمَّ أَنْجِ الْمُؤْمِنِينَ فِى فلِسْطِيْنَ، اللَّهُمَّ أَنْجِ الْمُؤْمِنِينَ فِى فلِسْطِيْنَ، اللَّهُمَّ أَنْجِ الْمُؤْمِنِينَ فِى فلِسْطِيْنَ

Artinya : “Ya Allah, selamatkan orang-orang beriman di Palestina, Ya Allah, selamatkan orang-orang beriman di Palestina, Ya Allah, selamatkan orang-orang beriman di Palestina”.

Rekomendasi Literatur Doa Qunut Nazilah

Banyak literatur yang mengupas soal doa Qunut Nazilah. Salah satunya buku berjudul "Bimbingan Praktikum Ibadah" yang ditulis oleh PROF. DR. H. ABUDIN NATA, M.A. dan diterbitkan oleh Amzah pada tahun 2020 adalah sebuah panduan praktis yang membahas berbagai aspek ibadah dalam agama Islam. Buku ini memiliki ISBN 9786020875897 dan memiliki 302 halaman.

Buku ini menjelaskan beragam kegiatan ibadah dalam Islam seperti shalat, puasa, zakat, dan bahkan haji, yang merupakan kegiatan yang umum dilakukan oleh umat Islam. Namun, yang membuat buku ini menonjol adalah pendekatan praktikumnya yang mencakup khutbah dan doa yang kontekstual. Ini berarti, penjelasan dalam buku ini sesuai dengan situasi dan objek yang menjadi fokus doa.

Buku lainnya adalah "Ensiklopedi Doa" yang ditulis Hamid Ahmad Ath-Thahir yang diterbitkan pada tahun 2019 oleh Darul Falah. Buku ini menjadi sumber yang berharga untuk memahami peran doa dalam menghadapi cobaan dalam kehidupan.

Buku ini membahas pilihan yang dihadapi seseorang ketika menghadapi berbagai cobaan dalam hidup. Ada dua pilihan yang disajikan, yaitu pertama, bersabar, tawakal, dan berdoa. Pilihan ini menggambarkan tindakan orang-orang yang percaya dan berserah diri kepada ketentuan takdir Allah.

Rujukan lainnya yang bisa ditelusuri yaitu buku "Fiqih Musibah" yang menggabungkan pandangan syari, fiqih, pengetahuan, dan hikmah dalam konteks anugerah dan musibah dalam kehidupan manusia. Buku ini ditulis oleh Farid Nu'man Hasan dan diterbitkan oleh Gema Insani pada 2020. Buku ini menyediakan wawasan yang berharga tentang bagaimana manusia dapat memahami dan menyikapi musibah dalam perspektif agama dan hikmah.

Dalam kehidupan manusia, takdir Allah SWT membawa anugerah dan musibah yang datang silih berganti. Musibah, seperti bencana alam, wabah penyakit, peperangan, dan kematian, telah menjadi bagian sejarah panjang umat manusia. Bagi kaum Muslimin, memahami pandangan syar`i dan hikmah di balik musibah adalah suatu keharusan.***

Editor: Sri Ulfanita

Tags

Terkini

Terpopuler