Pertempuran sengit di Rafah: Pasukan IDF tak kunjung mampu taklukkan Hamas

- 27 Juni 2024, 06:56 WIB
Pasukan Pertahanan 'Israel' (IDF)
Pasukan Pertahanan 'Israel' (IDF) / IDF

Pertahanan Sipil Gaza melukiskan pemandangan mengerikan di Beit Lahiya, di mana tingkat kehancuran yang ditinggalkan oleh pemboman ‘Israel’ “melampaui batas imajinasi”.

Sementara itu, di kota Jenin, suara sirene ambulans yang memekakkan telinga menghancurkan kedamaian pagi yang sebelumnya hanya dihiasi oleh desiran angin dan bisikan dedaunan pohon zaitun. Udara di sana terasa berat, tebal dengan aroma mesiu dan ketegangan yang tak kunjung terurai.

Ambulans berlomba dengan waktu, bergerak cepat di antara puing-puing dan asap yang masih mengepul, sementara suara rotor helikopter yang mendesing dari langit menambah tanda-tanda kekacauan yang tengah terjadi.

Aksi Angkatan Laut Yaman

 

Sementara itu, ribuan mil ke selatan, di lautan luas yang tak berbatas, Angkatan Bersenjata Yaman mengungkap keberadaan rudal balistik hipersonik baru, Hatim 2.

Keberanian dan kemajuan teknologi mereka diperlihatkan dalam rekaman dramatis, peluncuran rudal yang elegan namun mematikan, yang mengarah langsung ke target di laut—kapal ‘Israel’, MSC SARAH V. Serangan ini bukan hanya menggambarkan kemampuan baru, tetapi juga babak baru dalam pergulatan kekuatan di kawasan itu.

Sementara itu, di sudut dunia lain, sebuah drama tak terduga mengguncang parlemen India. Di panggung di mana prosesi pengambilan sumpah yang biasanya sunyi menjadi heboh, suara lantang Asaduddin Owaisi menggema.

Legislator oposisi veteran ini, dengan semangat yang menyala-nyala, meneriakkan “Jai Palestine” setelah membaca sumpahnya pada hari Selasa. Kata “jai,” yang dalam bahasa Sanskerta berarti “kemenangan,” kini menjadi lambang dukungan yang mendalam. Dengan tegas, Owaisi menyatakan: “Hidup Palestina.”

Namun, gema kata-kata itu tidak diterima begitu saja. Anggota parlemen dari Partai Bharatiya Janata yang berkuasa, dipimpin oleh Perdana Menteri Narendra Modi, melontarkan tuduhan keras bahwa Owaisi melanggar sumpah konstitusionalnya, menuduhnya menunjukkan kesetiaan pada bangsa lain. Tuduhan berat ini ditolak oleh Owaisi, yang tetap berdiri teguh pada pendiriannya, mengobarkan semangat perlawanan dan solidaritas.***

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah