Islam jalan otentik kedamaian dan ketenangan: Panduan pernikahan dari Imam Besar Islamic Center New York

- 27 Mei 2024, 13:35 WIB
Imam Shamsi Ali menyoroti kebijakan harga tiket masuk Candi Borobudur bagi turis lokal.
Imam Shamsi Ali menyoroti kebijakan harga tiket masuk Candi Borobudur bagi turis lokal. /Foto: Dok. Nusantara Foundation/

"Pernikahan juga memenuhi kecenderungan dan keinginan alami manusia. Setiap manusia secara alami membutuhkan pasangan hidup," tambahnya, mengutip ayat Al-Quran yang menyatakan bahwa Allah SWT menciptakan setiap makhluk hidup berpasang-pasangan.

Lebih lanjut, pernikahan dalam Islam diyakini sebagai jalan yang otentik menuju kedamaian dan ketenangan. Kedamaian harus dimulai dari kita masing-masing secara individu. Sulit membayangkan perdamaian dunia ketika manusia secara individu menderita dari kekacauan batin.

"Sakinah, atau kedamaian dan ketenangan, dijanjikan melalui pernikahan," jelas Imam Shamsi Ali.

Baca Juga: Imam Shamsi Ali: OKI harus berada di garda terdepan membela Palestina

Pernikahan sebagai Perjalanan Seumur Hidup

Pernikahan dapat digambarkan sebagai perjalanan dua orang yang memulai untuk sisa hidup mereka. Dari saat mereka menyatakan "qabiltuk" (saya menerimamu) hingga akhirat, mereka berkomitmen untuk bersama. Untuk memastikan keberhasilan perjalanan ini, Imam Shamsi Ali biasanya memberikan beberapa nasihat dalam khotbah nikahnya.

Pertama, perjalanan ini memerlukan tanggung jawab yang besar. Nabi Muhammad SAW menginformasikan kepada orang-orang beriman bahwa seseorang yang diberkati dengan pasangan yang saleh telah memenuhi setengah dari tugas keagamaannya. Setengah sisanya adalah tanggung jawab individu untuk takut kepada Allah.

Kedua, perjalanan ini harus dimulai dengan visi yang jelas. Dalam terminologi Islam, visi ini disebut "niat" (intensi).

Niat ini adalah jawaban atas pertanyaan mendasar yang harus ditanyakan oleh setiap pasangan: "Mengapa saya ingin menikah dengannya?" Jawaban atas pertanyaan ini akan membentuk cara mereka menjalani pernikahan mereka.

"Sesungguhnya tindakan ditentukan oleh niat," kutip Imam Shamsi Ali dari hadits Nabi.

Ketiga, perjalanan ini memerlukan pencahayaan, dan cahaya pernikahan adalah pengetahuan. Ada banyak yang harus dipelajari dalam pernikahan, seperti saling mengenal sebagai pasangan. Ta'aruf (saling mengenal) adalah penting untuk kehidupan harmonis, yang harus dimulai dari rumah.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah