Penjajah Zionis 'Israel' akhirnya mengakui jumlah serdadunya yang ditewaskan Hamas sebanyak 2000 orang

- 6 November 2023, 23:14 WIB
Kondisi bangunan di Gaza Palestina yang hancur oleh serangan udara penjajah 'Israel'.
Kondisi bangunan di Gaza Palestina yang hancur oleh serangan udara penjajah 'Israel'. / /REUTERS/STRINGER
 
WartaBulukumba.Com - Merayap, berlari, meledakkan tank-tank musuhnya. Kobaran api menghiasi langit. Para mujahiddin Palestina terus mempertahankan Gaza. Tepian-tepian Gaza yang terus membara itu sampai sejauh ini tak mampu ditembus pasukan tank penjajah 'Israel' yang diperlengkapi teknologi militer tercanggih di dunia.
 
Terlihat dalam beberapa video yang dirilis Al Qassam Hamas, roket-roket 'Al yassin 105' menghancurkan tank-tank Zionis.
 
Al Qassam Hamas mengumumkan pada Senin, 6 November 2023, bahwa mereka meneruskan perjuangan. Selama 31 hari tanpa putus Al Qassam menghadapi pasukan musuh yang menerobos ke Gaza di beberapa front. 
 

IDF Sebut 30 Serdadunya Tewas Sejak Invasi Darat

Pihak IDF secara resmi mengakui matinya 30 orang dan cederanya lebih dan 250 tentaranya dalam pertempuran dengan Al Qassam sejak hari pertama invasi darat ke Gaza. Sementara juru bicara Al Qassam Hamas, Abu Ubaidah, dalam video yang mereka rilis, mengungkapkan bahwa jumlah serdadu Zionis yang tewas tidak sesuai seperti yang disebutkan pemimpin Zionis.
 
Sejak awal Taufan Al Aqsha, Al Qassam berhasil menerobos sejumlah kawasan pemukiman dan posisi musuh, lalu membunuh sejumlah serdadu Zionis.
 
Militer penjajah Zionis mengakui dalam info korban terbaru bahwa jumlah kematian di pihak mereka sudah mencapai 2000 dan lebih dari 4500 serdadu Zionis cedera sejak 7 Oktober 2023.
 
 
Diwartakan Reuters pada Senin, para pemimpin badan PBB yang mengatakan “cukup sudah” menuntut gencatan senjata kemanusiaan pada hari Senin hampir sebulan setelah perang di Gaza, ketika otoritas kesehatan di daerah kantong tersebut mengatakan jumlah korban tewas akibat serangan Israel kini melebihi 10.000 orang.

Zionis Israel menolak tekanan internasional yang semakin besar untuk melakukan gencatan senjata, dan mengatakan bahwa para sandera yang disandera oleh militan Hamas selama serangan mereka di Israel selatan pada 7 Oktober harus dibebaskan terlebih dahulu.

“Seluruh penduduk terkepung dan diserang, tidak diberi akses terhadap kebutuhan penting untuk bertahan hidup, rumah, tempat penampungan, rumah sakit dan tempat ibadah mereka dibom. Ini tidak dapat diterima,” kata para pemimpin PBB dalam pernyataan bersama.
 
Baca Juga: Hamas hancurkan satu batalyon pasukan tank IDF! Zionis hanya mampu 'berperang' bantai 9000 lebih warga Gaza

"Kita memerlukan gencatan senjata kemanusiaan segera. Sudah 30 hari berlalu. Cukup sudah. ​​Ini harus dihentikan sekarang."

Ke-18 negara yang menandatangani perjanjian tersebut termasuk Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Turk, kepala Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus, dan kepala bantuan PBB Martin Griffiths.

Boikot Produk yang Mendukung Zionis Berlangsung di Seluruh Dunia

Di sebuah toko serba ada di Bahrain, Jana Abdullah yang berusia 14 tahun membawa tablet saat dia berbelanja, memeriksa daftar merek Barat yang harus dihindari saat Israel melancarkan perang melawan Hamas.

Jana dan adik laki-lakinya yang berusia 10 tahun, Ali, biasa makan di McDonald’s hampir setiap hari, namun mereka termasuk di antara banyak orang di Timur Tengah yang kini memboikot produk-produk yang mereka yakini mendukung Israel.

Dengan penyebaran kampanye di media sosial termasuk TikTok, anak-anak serta orang tua mereka menghindari merek-merek besar seperti Starbucks, KFC, dan Carrefour.

“Kami sudah mulai memboikot semua produk yang mendukung Israel sebagai solidaritas terhadap Palestina,” kata Jana kepada AFP.

“Kami tidak ingin uang kami berkontribusi pada lebih banyak pertempuran,” tambahnya, mencari pengganti lokal.

Gerakan ini secara bertahap membengkak sejak kelompok Hamas melancarkan serangan besar-besaran pada 7 Oktober terhadap Zionis 'Israel', menewaskan lebih dari 1.400 orang, sebagian besar warga sipil, dan menculik lebih dari 200 orang, menurut para pejabat penjajah 'Israel'.***

Editor: Sri Ulfanita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah