WartaBulukumba - Dalam sergapan suhu yang bisa membekukan tubuh, para relawan kemanusian dari berbagai negara terus bekerja keras di Turki dan Suriah.
Memasuki lima hari aksi kemanusiaan, tim-tim penyelamat yang kelelahan menarik korban-korban selamat dari puing-puing gempa di Turki dan Suriah setelah salah satu bencana alam terburuk di kawasan itu melanda di awal pekan.
Sayangnya, beberapa operasi penyelamatan dihentikan setelah laporan penjarahan.
Baca Juga: Rekaman drone gempa Turki menunjukkan celah yang membelah daratan
Dikutip dari Reuters pada Ahad, 12 Februari 2023, Presiden Tayyip Erdogan berjanji untuk memulai pembangunan kembali dalam beberapa pekan setelah dia mengatakan ratusan ribu bangunan hancur.
Di Suriah, bencana paling parah terjadi di barat laut yang dikuasai pemberontak, membuat banyak orang kehilangan tempat tinggal untuk kedua kalinya setelah terlantar akibat perang saudara yang sedang berlangsung.
Di kota Antakya, Turki selatan, kantong mayat berserakan di jalan-jalan dan penduduk mengenakan masker untuk melawan bau kematian saat mereka bergabung dengan tim penyelamat yang masih harus mencapai beberapa bangunan.
"Ada kekacauan, puing-puing dan mayat di mana-mana," kata salah seorang, yang kelompoknya telah bekerja semalaman mencoba menghubungi seorang dosen universitas yang memanggil mereka dari puing-puing.
Dikutip dari The Guardian pada Ahad, Tim penyelamat di Turki selatan telah memperingatkan bahwa upaya untuk menemukan korban selamat setelah gempa terhambat oleh pecahnya kekerasan, karena jumlah korban tewas di Suriah dan Turki melewati 28.000.
Tim penyelamat Jerman dan tentara Austria menghentikan operasi pencarian pada hari Sabtu, dengan alasan pertempuran antara kelompok tak dikenal.
Seorang juru bicara militer Austria mengatakan perselisihan antara kelompok-kelompok di provinsi Hatay mengakibatkan puluhan personel dari Unit Penanggulangan Bencana Pasukan Austria mencari perlindungan di sebuah base camp dengan organisasi internasional lainnya.
Seorang pria berusia 33 tahun diselamatkan dari reruntuhan 132 jam setelah gempa bumi melanda Hatay, Turki.
Korban tewas gempa bumi Turki-Suriah kemungkinan akan 'lebih dari dua kali lipat', kata PBB
Letnan Kolonel Pierre Kugelweis mengatakan dalam sebuah pernyataan: “Ada peningkatan agresi antar faksi di Turki. Peluang untuk menyelamatkan nyawa tidak memiliki hubungan yang masuk akal dengan risiko keselamatan.”***