Tetua suku menjadi mediator Taliban-Pemerintah Afghanistan untuk gencatan senjata

- 20 Mei 2021, 17:23 WIB
Milisi Taliban di Afghanistan.
Milisi Taliban di Afghanistan. /REUTERS/Stringer

WartaBulukumba - Para petani lokal harus segera memanen tanaman gandum mereka dan anak-anak sekolah harus mengikuti ujian tahunan.

Kondisi ini setidaknya penguat bagi para tetua suku di Afghanistan timur untuk menjadi mediator sebuah gencatan senjata.

Pencapaian gencatan senjata ini sejak lama tidak diketahui oleh para pemimpin dunia. Jeda konflik bersenjata yang digagas itu dipicu kontak senjata berkepanjangan di distrik Alingar di provinsi Laghman, salah satu yang paling didera kekerasan selama ini.

"Gencatan senjata telah menjadi sesuatu yang coba dibangun oleh negara-negara paling kuat di dunia di Afghanistan, tapi sayangnya, tidak bisa," kata Jaber Alkozai, penduduk Alingar, kepada Reuters, Rabu.

Baca Juga: Pejabat Hamas memprediksi gencatan senjata Zionis-Palestina

Para tetua suku menyusun surat permintaan, yang dikenal secara lokal sebagai Ariza, yang kemudian ditandatangani oleh dua pejabat lokal dari masing-masing Taliban dan pemerintah.

Reuters telah meninjau salinan surat itu. Tidak ada laporan pertempuran di Alinger sejak gencatan senjata dimulai pada Selasa, meskipun terjadi bentrokan hebat di tempat lain di Laghman.

Perjanjian gencatan senjata yang akan berlangsung hingga 21 Juni, bukanlah kesepakatan semacam itu yang pertama selama perang, tetapi datang pada saat-saat kritis.

Baca Juga: Berat badan bintang 'Game of Thrones' turun drastis, ia ungkapkan rahasianya

Halaman:

Editor: Sri Ulfanita

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah