Pertempuran sengit di Rafah: Pasukan IDF tak kunjung mampu taklukkan Hamas

27 Juni 2024, 06:56 WIB
Pasukan Pertahanan 'Israel' (IDF) / IDF

WartaBulukumba.Com - Api dan dentuman menari di Tel Sultan, kota Rafah. Pasukan Brigade Al Qassam mengintai dari balik tirai debu. Mereka menghabiskan hari-hari terakhir mengamati tank-tank Merkava Zionis yang melintasi Jalan Al-Bahr.

Mata tajam dan tangan kokoh menemukan celah dalam lapisan baja yang selama ini dianggap tak terkalahkan. Ledakan IED yang mereka tanam dengan sabar itu akhirnya menari, mengirimkan pesan yang jelas dan menggelegar kepada musuhnya.

Video yang tersebar menangkap momen ledakan besar; bola api yang melesat ke langit, menelan tank dan mengirimkan gelombang kejut.

Baca Juga: Tak ada lagi tempat perlindungan rakyat Palestina setelah Rafah, tak ada pilihan bagi Hamas selain bertempur

Pasukan 'Israel' penjajah menghujani Gaza dengan dentuman memekakkan pada hari Rabu. Kota-kota yang pernah berdenyut dengan kehidupan kini terbungkus debu dan puing. Di Rafah, malam menyaksikan perang mengerikan, tank-tank merangsek maju bagaikan raksasa baja.

Penduduk yang ketakutan menceritakan betapa pertempuran begitu sengit. Di sudut-sudut gelap, para pejuang Hamas melawan dengan semangat api, menembakkan roket anti-tank dan bom mortir, melawan kekuatan yang jauh lebih besar. 

Penduduk mengatakan pertempuran meningkat di lingkungan Tel Al-Sultan di barat Rafah, di mana tank-tank juga mencoba menerobos ke utara di tengah bentrokan hebat.

Baca Juga: Begini cara militer Israel penjajah menyembunyikan angka kematian serdadunya

Dalam rilis video, sayap bersenjata Hamas dan Jihad Islam mengatakan para pejuangnya menyerang pasukan ‘Israel’ dengan roket anti-tank dan bom mortir.

Sejak awal Mei, pertempuran darat terfokus di Rafah, yang berbatasan dengan Mesir di tepi selatan Gaza, di mana sekitar setengah dari 2,3 juta penduduk wilayah tersebut berlindung setelah melarikan diri dari area lain. Sebagian besar dari mereka kini harus mengungsi lagi.

Diwartakan Reuters pada Kamis, 27 Juni 2024, militer ‘Israel’ mengklaim bahwa mereka hampir menghancurkan batalion Hamas terakhir yang tersisa di Rafah, setelah itu mereka akan beralih ke operasi skala lebih kecil di wilayah tersebut.

Baca Juga: Armenia akui Negara Palestina bikin 'Israel' geram: Indonesia sambut hangat dan serukan dukungan global

Petugas medis mengatakan dua warga Palestina tewas dalam satu serangan rudal ‘Israel’ di Rafah.

Militer ‘Israel’ mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukannya membunuh seorang militan Hamas yang terlibat dalam penyelundupan senjata melalui perbatasan antara Rafah dan Mesir.

Mereka mengatakan jet tempur menyerang puluhan target militan di Rafah semalam, termasuk pejuang, struktur militer, dan lubang terowongan.

Baca Juga: Jeritan Gaza dalam senyap: Delapan bulan genosida menghabisi hampir 40 ribu jiwa rakyat Palestina

Penduduk dan media Hamas mengatakan korban tersebut adalah di antara sekelompok orang yang berkumpul di luar toko untuk mendapatkan sinyal internet guna berkomunikasi dengan kerabat di tempat lain di wilayah tersebut.

Di kamp Nuseirat di Jalur Gaza tengah, peluru tank menghantam sebuah apartemen, menewaskan setidaknya lima orang dan melukai beberapa lainnya, menurut petugas medis.

Dilaporkan Al Jazeera pada Kamis, serangan ‘Israel’ di Gaza telah menelan 60 nyawa warga Palestina dan melukai 140 lainnya dalam kurun waktu 24 jam, menurut laporan Kementerian Kesehatan Gaza.

Pertahanan Sipil Gaza melukiskan pemandangan mengerikan di Beit Lahiya, di mana tingkat kehancuran yang ditinggalkan oleh pemboman ‘Israel’ “melampaui batas imajinasi”.

Sementara itu, di kota Jenin, suara sirene ambulans yang memekakkan telinga menghancurkan kedamaian pagi yang sebelumnya hanya dihiasi oleh desiran angin dan bisikan dedaunan pohon zaitun. Udara di sana terasa berat, tebal dengan aroma mesiu dan ketegangan yang tak kunjung terurai.

Ambulans berlomba dengan waktu, bergerak cepat di antara puing-puing dan asap yang masih mengepul, sementara suara rotor helikopter yang mendesing dari langit menambah tanda-tanda kekacauan yang tengah terjadi.

Aksi Angkatan Laut Yaman

 

Sementara itu, ribuan mil ke selatan, di lautan luas yang tak berbatas, Angkatan Bersenjata Yaman mengungkap keberadaan rudal balistik hipersonik baru, Hatim 2.

Keberanian dan kemajuan teknologi mereka diperlihatkan dalam rekaman dramatis, peluncuran rudal yang elegan namun mematikan, yang mengarah langsung ke target di laut—kapal ‘Israel’, MSC SARAH V. Serangan ini bukan hanya menggambarkan kemampuan baru, tetapi juga babak baru dalam pergulatan kekuatan di kawasan itu.

Sementara itu, di sudut dunia lain, sebuah drama tak terduga mengguncang parlemen India. Di panggung di mana prosesi pengambilan sumpah yang biasanya sunyi menjadi heboh, suara lantang Asaduddin Owaisi menggema.

Legislator oposisi veteran ini, dengan semangat yang menyala-nyala, meneriakkan “Jai Palestine” setelah membaca sumpahnya pada hari Selasa. Kata “jai,” yang dalam bahasa Sanskerta berarti “kemenangan,” kini menjadi lambang dukungan yang mendalam. Dengan tegas, Owaisi menyatakan: “Hidup Palestina.”

Namun, gema kata-kata itu tidak diterima begitu saja. Anggota parlemen dari Partai Bharatiya Janata yang berkuasa, dipimpin oleh Perdana Menteri Narendra Modi, melontarkan tuduhan keras bahwa Owaisi melanggar sumpah konstitusionalnya, menuduhnya menunjukkan kesetiaan pada bangsa lain. Tuduhan berat ini ditolak oleh Owaisi, yang tetap berdiri teguh pada pendiriannya, mengobarkan semangat perlawanan dan solidaritas.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler