Pesan khusus dari Abu Ubaidah kepada jutaan umat Islam yang melakukan ibadah haji di Mekah

16 Juni 2024, 00:09 WIB
Juru bicara militer Hamas Brigade Martir Izz al-Din al-Qassam, Abu Ubaidah / /Tangkapan layar video Brigade Al Qassam Hamas

WartaBulukumba.Com - Gaza, jalur sempit yang dibelai oleh ombak Laut Mediterania dan dikepung oleh dinding-dinding yang tinggi, adalah sepotong tanah yang terus berbisik tentang luka-luka yang tak kunjung sembuh.

Di sana, debu dan pasir berbaur dengan jasad tak bernyawa dan air mata, menciptakan kanvas penderitaan yang melukis cerita tentang kehidupan yang gigih di tengah kepedihan.

Setiap sudutnya menyimpan jejak-jejak pertempuran, dan setiap napas yang dihirup oleh penduduknya adalah penderitaan tak terperikan. 

Baca Juga: Rumah sakit di seluruh Gaza dalam kondisi 'di luar batas katasrofis'

Juru bicara sayap militer Hamas, Brigade Al Qassam, Abu Ubaidah,  menyerukan kepada para peziarah Rumah Allah untuk membawa dalam doa-doa mereka sebuah tempat yang jauh namun selalu hadir di hati: Gaza.

“Kami menyerukan kepada para peziarah untuk mengingat saudara-saudara mereka di Gaza dan Palestina dengan doa yang tulus di tempat-tempat suci dan selama ritual haji,” kat Abu Ubaidah dalam video yang dirilis pada Sabtu, 15 Juni 2024,  mengirimkan pesan dari tanah yang terluka kepada mereka yang sedang menapaki jejak para nabi.

“Semoga mereka tetap mengingat Gaza, masyarakatnya yang teguh, dan mujahidinnya selama masa-masa yang besar dan penuh berkah ini,” ujar Abu Ubaidah.

Baca Juga: 8 bulan perlawanan di Gaza: Hamas setiap hari 'panen' serdadu dan tank Israel penjajah

Dalam kekhusyukan ibadah haji, ketika hati umat Islam menyatu dalam pujian kepada Sang Pencipta, Abu Ubaidah menekankan bahwa mereka yang berada di Gaza menjalankan kewajiban jihad mereka melawan pendudukan yang dianggapnya sebagai musuh Allah.

“Banjir Al-Aqsa,” begitu dia menyebut operasi ini, dimulai demi melindungi situs tersuci ketiga dalam Islam.

“Ritual haji adalah kesempatan untuk mengingatkan umat dua miliar Muslim akan realitas perjuangan kita melawan musuh kita,” lanjutnya, mengingatkan dunia internasional akan kejahatan tentara Israel penjajah.

Baca Juga: Tak ada lagi tempat perlindungan rakyat Palestina setelah Rafah, tak ada pilihan bagi Hamas selain bertempur

Bendera Palestina berkibar pada Hari Arafah

Dalam sebuah pemandangan yang menggetarkan hati, beredar di platform X, seorang jemaah haji dari Iran mengibarkan bendera Palestina pada Hari Arafah, menunjukkan dukungan yang teguh terhadap saudara-saudaranya di Gaza, meskipun ada larangan dari pemerintah Arab Saudi untuk menampilkan simbol politik selama ibadah haji.

Tindakan ini, seolah-olah sebuah bunga yang mekar di tengah padang pasir, menunjukkan bahwa bahkan dalam situasi yang paling tertekan, harapan dan solidaritas masih dapat tumbuh.

Pada Sabtu pagi yang gelap, dilaporkan Quds News Network, ketika langit masih dibalut selimut malam, delapan tentara Israel penjajah tewas dalam penyergapan yang rumit oleh pejuang Palestina. Dalam gelap, alat peledak yang tersembunyi menunggu seperti binatang buas yang siap menerkam.

Sebuah kendaraan lapis baja yang membawa unit teknik tentara Zionist menjadi target, dan ledakan itu menghancurkan segalanya, seperti palu besar yang memecah kaca kristal menjadi serpihan kecil.

Jenazah para tentara, yang hanya terhitung delapan dari dua belas yang ada dalam kendaraan tersebut, dievakuasi dengan helikopter ke rumah sakit Shaare Zedek di Yerusalem yang dijaga ketat.

Di medan lain, Brigade Al-Qassam, seperti sekelompok harimau yang sabar menunggu mangsanya, berhasil menjebak pasukan lapis baja Zionis di ladang ranjau yang telah disiapkan sebelumnya di persimpangan Nabulsi.

“Segera setelah pasukan lapis baja tiba di lokasi, mereka diledakkan, mengakibatkan anggota pasukan tersebut terbunuh atau terluka,” demikian laporan dari lapangan.

Brigade Al-Quds, dengan keahlian seorang penembak jitu yang tenang, melaporkan bahwa mereka berhasil menembak mati seorang tentara Zionis di koridor Netzarim, barat daya Kota Gaza.

Sementara itu, di Tel Al-Sultan, Brigade Syuhada Al-Aqsa menargetkan sebuah kendaraan militer dengan RPG-85, menghancurkan besi dan daging dengan kekuatan yang dahsyat.

Brigade Al-Qassam juga tidak ketinggalan, dengan serangan rudal Yassin 105 mereka terhadap buldoser D9, menciptakan kepulan debu dan api yang membubung tinggi di langit Rafah.

Selain terluka, ribuan rakyat Palestina didera penyakit dan kelaparan

 

Kematian bagi rakyat Palestina bukan hanya oleh bom dan rudal Zionist, tapi juga oleh penyakit dan kelaparan.

Blokade yang mencekik Gaza telah menutup perbatasan Rafah sejak 6 Mei, menyebabkan lebih dari 20.000 pasien terjebak dalam situasi yang menakutkan.

Seperti seekor burung dalam sangkar emas, mereka menunggu dengan harap cemas akan pembukaan pintu yang dapat memberi mereka akses ke perawatan medis yang sangat dibutuhkan.

Departemen Kesehatan Palestina melaporkan bahwa lebih dari 85.000 warga terluka, banyak di antaranya menderita berbagai penyakit yang membutuhkan perawatan segera.

Di antara mereka, sekitar 1.000 hingga 1.500 pasien menderita gagal ginjal, seperti tumbuhan yang layu tanpa air, mengalami “kematian perlahan” karena kurangnya perawatan medis, obat-obatan penting, dan kebutuhan dasar lainnya.***

 

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler