Tradisi kuliner unik umat Muslim di berbagai negara di dunia setiap bulan suci Ramadhan

27 Februari 2023, 17:57 WIB
Ilustrasi makanan khas Turki, baklava. /Pexels/Jamal Yahya

WartaBulukumba - Sorotan matahari yang memancarkan sinarnya yang panas, mengawali suasana menunggu waktu berbuka puasa di Maroko namun berbagai menu berbuka puasa  yang lezat itu jelas sangat menggoda di setiap sudut kota.

Aroma harum berbagai masakan memenuhi udara. Salah satu kemegahan ibadah puasa tentu saja adalah menahan godaan hingga waktunya tiba. Barangkali lebih megah dibanding Masjid Hassan II yang terletak di kota Casablanca. Karya seorang arsitek Perancis bernama Michel Pinseau itu memiliki luas mencapai 9 hektar dan dapat menampung hingga 25.000 jamaah di dalamnya.

Bahkan mungkin lebih megah dari Jardin Majorelle, taman botani dan taman landskap yang terletak di kota Marrakech, Maroko. Di sini ada kaktus, palem, bambu, dan berbagai jenis tanaman tropis lainnya yang semakin membuatnya cantik. Nuansa biru kobalt yang dipakai pada bangunan-bangunan di taman ini, menjadi salah satu ciri khas yang membuatnya terlihat unik dan berbeda dengan taman lainnya.

Baca Juga: Camilla secara resmi akan disebut sebagai 'Ratu', bukan 'Permaisuri'

Chebaka di Maroko

Tiba-tiba, suara adzan berkumandang memecah keheningan di tengah keramaian kota. orang-orang segera bangkit dari tempat duduknya dan bergegas menuju Masjid terdekat. Apa kuliner khas Maroko saat mereka berbuka puasa?

Di Maroko, tradisi yang dilakukan selama bulan suci Ramadhan adalah menjual kue-kue khas bulan suci tersebut.

Dikutip dari Moroccoworldnews, salah satu kue khas yang biasa dijual adalah chebakia, yang terbuat dari tepung, madu, dan biji wijen. Kue-kue tersebut dijual di pasar dan dijual pada malam hari menjelang berbuka puasa.

Baca Juga: Barat ketar ketir China bakal bantu Rusia dalam perang di Ukraina

Chebakia adalah sejenis kue kering yang biasanya disajikan pada bulan Ramadan sebagai hidangan penutup. Chebakia juga biasa dijumpai di negara-negara Afrika Utara seperti Aljazair dan Tunisia. Kue ini terbuat dari adonan tepung terigu yang dibentuk menjadi lembaran kecil berbentuk segi delapan yang kemudian digoreng dan dicelupkan ke dalam sirup madu yang telah dicampur dengan bubuk kayu manis, bunga lavender, dan air mawar untuk memberikan aroma yang khas.

Setelah dicelupkan ke dalam sirup madu, chebakia akan dibiarkan untuk beberapa saat agar sirup meresap dan menambah cita rasa manis pada kue. Setelah itu, chebakia dapat disajikan dengan taburan biji wijen atau kacang cincang di atasnya.

Proses pembuatan chebakia cukup rumit dan membutuhkan keahlian khusus. Adonan harus diuleni secara merata dan dibentuk dengan presisi agar dapat memiliki bentuk yang tepat dan meresapkan sirup dengan baik. Meskipun rumit, chebakia adalah salah satu hidangan penutup yang populer dan sangat dihargai di seluruh dunia, terutama di kalangan masyarakat Maroko dan negara-negara tetangganya.

Baca Juga: Kisah sepatu-sepatu yang terdampar di tempat yang tidak semestinya: pasar loak Indonesia!

Baklava di Turki

Di Turki, tradisi yang dilakukan selama bulan suci Ramadhan adalah iftar, yaitu waktu berbuka puasa. Orang Turki biasanya berkumpul bersama keluarga dan teman-teman untuk berbuka puasa. Saat ini Turki sedang berduka setelah gempa bumi dahsyat melenda negara itu bersama tetangganya, Suriah, dan kini jumlah korban tewas melewati angka 50.00 jiwa.

Dikutip dari Istanbul.com, setiap keluarga di Turki juga biasa menyediakan hidangan khusus untuk berbuka puasa, seperti sup kacang atau makanan penutup seperti baklava.

Baklava adalah sejenis kue tradisional yang berasal dari Timur Tengah dan Mediterania. Baklava terbuat dari lapisan tipis adonan filo yang dipadukan dengan bahan isi seperti kacang, pistachio, almond, atau walnut, serta disiram dengan sirup gula.

Baca Juga: Rusia usulkan 'menggeser' perbatasan Polandia, provokasi perang setelah Ukraina?

Cara membuat baklava dimulai dengan menyiapkan adonan filo tipis yang terdiri dari tepung terigu, air, dan sedikit minyak zaitun. Adonan kemudian digiling tipis dan dipotong menjadi ukuran yang diinginkan. Lapisan filo kemudian disusun di atas satu sama lain, dengan bahan isi yang ditempatkan di antara setiap lapisan. Setelah itu, baklava dipanggang hingga matang dan kecokelatan.

Setelah matang, sirup gula yang dibuat dari campuran gula, air, dan sedikit jus lemon dituangkan di atas baklava. Sirup ini menambah rasa manis dan membuat baklava menjadi lembut dan kenyal.

Baklava menjadi populer di seluruh dunia dan memiliki banyak variasi sesuai dengan daerah asalnya. Beberapa variasi baklava juga memiliki bahan isi yang berbeda, seperti cokelat atau buah kering. Baklava biasanya disajikan sebagai hidangan penutup atau camilan, dan sering disajikan dalam acara-acara khusus seperti pernikahan atau perayaan lainnya.

Baca Juga: Pemerintah AS 'bingung' menjelaskan bahwa tidak ada pesawat alien justru setelah menembak UFO

Basbousa di Mesir

Di Mesir, tradisi yang dilakukan selama bulan suci Ramadhan adalah mesaharaty.

Mesaharaty adalah orang yang berjalan-jalan di jalanan pada malam hari untuk membangunkan orang yang ingin sahur, yaitu waktu makan sebelum memulai puasa.

Dikutip dari Egypttoday, Orang Mesir juga memiliki tradisi makan kue basbousa untuk berbuka puasa.

Basbousa atau basbousah adalah sejenis kue tradisional yang berasal dari Timur Tengah dan Mediterania. Kue ini terbuat dari semolina yang dicampur dengan gula, mentega, susu, dan bubuk almond atau kelapa parut. Adonan kemudian dipanggang di dalam oven dan diberi sirup gula setelah matang.

Baca Juga: Tentara Ukraina sebut tank Leopard 2 Jerman seperti Mercedes

Basbousa biasanya disajikan sebagai hidangan penutup di banyak negara Timur Tengah. Setiap negara mungkin memiliki cara pembuatan basbousa yang sedikit berbeda, namun umumnya bahan dan cara pembuatan kue ini relatif sama.

Ada beberapa varian rasa basbousa, tergantung pada bahan yang digunakan sebagai bahan topping. Beberapa variasi meliputi taburan kacang-kacangan atau potongan buah-buahan. Selain itu, basbousa juga dapat diberi taburan bubuk kayu manis atau sedikit es krim di atasnya sebelum disajikan.

Basbousa adalah hidangan penutup yang populer dan sering disajikan dalam acara-acara khusus seperti pernikahan, kelahiran, dan perayaan lainnya. Karena rasanya yang manis dan gurih, basbousa menjadi favorit di banyak keluarga dan sering disajikan sebagai camilan di rumah.

Baca Juga: Puluhan ribu warga Korea Utara terancam radiasi di dekat lokasi uji coba nuklir

Ash e reshteh di Iran

Di Iran, tradisi yang dilakukan selama bulan suci Ramadhan adalah ash e reshteh. Ash e reshteh adalah sup yang terbuat dari kacang-kacangan, sayuran, dan mie.

Dikutip dari Persia Nesque Magazine, makanan tersebut biasa disajikan selama bulan suci Ramadhan dan biasanya dihidangkan pada waktu berbuka puasa.

Ash e Reshteh adalah sup kental tradisional Iran yang terbuat dari kacang-kacangan, sayuran hijau, rempah-rempah, dan mie tipis yang disebut reshteh. Reshteh biasanya terbuat dari campuran tepung terigu, air, dan telur atau terkadang menggunakan tepung kacang hijau sebagai bahan dasar pembuatannya.

Baca Juga: Masih banyak belum ditemukan di balik reruntuhan saat korban tewas akibat gempa Turki-Suriah lewati 45 ribu

Ash e Reshteh biasanya disajikan dengan topping bawang goreng dan mint kering yang dihancurkan, dan seringkali diberi tetesan cuka sebagai penyeimbang rasa. Di Iran, hidangan ini sering disajikan pada acara-acara khusus seperti perayaan tahun baru Iran, Nowruz, yang jatuh pada tanggal 21 Maret setiap tahunnya.

Ash e Reshteh biasanya dimasak dalam jumlah besar dan disajikan untuk keluarga besar atau teman-teman yang berkumpul bersama dalam perayaan Nowruz. Sup ini biasanya juga disajikan pada hari Jumat sebagai bagian dari tradisi religius dan juga dapat ditemukan di restoran-restoran Iran di seluruh dunia. Ash e Reshteh adalah hidangan yang lezat, kaya akan nutrisi, dan sering dianggap sebagai hidangan nasional Iran.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler