Demo besar di Australia mengenang 'Hari Invasi' terhadap orang Aborigin

26 Januari 2022, 15:00 WIB
Ilustrasi unjuk rasa - Demo besar di Australia tuntut penganiayaan terhadap orang Aborigin /Pixabay/OrnaW

WartaBulukumba - Ribuan orang berbaris berpakaian hitam-hitam sambil membawa bendera Aborigin, penduduk asli Australia.

Negeri Kanguru itu sedang disergap beberapa masalah. Para demonstran turun ke jalan menentang penganiayaan terhadap penduduk asli di seluruh Australia pada hari Rabu ketika upacara kewarganegaraan berlangsung untuk menandai hari nasional negara yang dimaksudkan untuk merayakan kelahiran Australia modern.

Namun bagi banyak penduduk asli Australia, yang melacak garis keturunan mereka di benua itu sejak 50.000 tahun yang lalu, itu adalah "Hari Invasi".

Baca Juga: Terbesar dalam sejarah Twitter, rekor permintaan sejumlah pemerintah di dunia untuk menghapus konten

Dilansir WartaBulukumba.com dari Reuters pada Rabu 26 Januari 2022, banyak demonstran di kota-kota berpakaian hitam untuk meratapi hari itu.

Sementara itu juga ada beberapa protes diselenggarakan secara online di tengah kekhawatiran melonjaknya kasus COVID-19.

Sebuah monumen yang menggambarkan Kapten James Cook, yang tiba di Pasifik 252 tahun yang lalu memicu penjajahan Inggris di wilayah tersebut, disiram cat merah semalaman di Melbourne.

Baca Juga: Korea Utara tembakkan dua rudal jelajah di tengah ketegangan, ada sanksi baru dari PBB

Berbicara pada upacara pengibaran bendera nasional dan kewarganegaraan di ibu kota Australia, Canberra, Perdana Menteri Scott Morrison menghormati penjaga tradisional negara tersebut.

"Kami mengakui masyarakat adat tepat di seberang tanah kami dari orang-orang Kepulauan Selat Torres di utara, hingga orang-orang di Tasmania, hingga orang-orang di seberang Nullarbor di Perth dan orang-orang Larrakia di Top End," kata Morrison.

"Seperti negara itu sendiri, masyarakat Aborigin dan Penduduk Kepulauan Selat Torres Australia beragam, mereka unik dan mereka menghubungkan kita melalui waktu."

Baca Juga: Insiden 19 tewas kebakaran dan bentrokan di bar Kota Sorong Papua Barat menarik perhatian media internasional

Sementara Hari Australia tetap kontroversial, jajak pendapat pekan ini oleh perusahaan riset pasar Roy Morgan menunjukkan hampir dua pertiga orang Australia mengatakan bahwa 26 Januari harus dianggap sebagai "Hari Australia". Sisanya mengatakan itu seharusnya "Hari Invasi."

Sekitar 700.000 penduduk asli Australia melacak hampir 25 juta warganya di hampir setiap indikator ekonomi dan sosial. 

Sebagian besar dari sekitar 200 komunitas Aborigin yang tersebar di Australia Barat tertutup bagi turis dan pelancong.***

 

Editor: Alfian Nawawi

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler