WartaBulukumba - Tak ada pengakuan untuk de facto Taliban sebagai penguasa Afghanistan saat ini, begitulah sikap resmi Uni Eropa.
Namun teranyar Uni Eropa mempublikasikan pada hari Jumat bahwa mereka akan kembali hadir secara fisik di Afghanistan untuk misi kemanusiaan.
Taliban mengendalikan Afghanistan dan berujung 27 negara Uni Eropa menarik staf dan diplomat dari Afghanistan. Situasi ta kondusif saat Kabul dicengkeram militan Islam tersebut pada Agustus 2021 lalu.
Baca Juga: Taliban serukan untuk pengakuan de facto, negara-negara Barat bicara tentang krisis kemanusiaan
"Uni Eropa telah mulai membangun kembali kehadiran minimal staf Delegasi UE internasional untuk memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan dan memantau situasi kemanusiaan," kata juru bicara Komisi Eropa untuk urusan luar negeri, Peter Stano.
Dilansir WartaBulukumba.com dari Reuters pada Sabtu 22 Januari 2022, seorang juru bicara kementerian luar negeri Taliban sebelumnya mengatakan dalam sebuah Tweet bahwa para pejabatnya telah mencapai kesepahaman dengan UE, yang "secara resmi membuka kedutaannya dengan kehadiran permanen di Kabul & praktis memulai operasi".
Juru bicara Uni Eropa berhenti mengatakan misi telah secara resmi dibuka kembali.
Baca Juga: Misteri hilangnya dua tokoh kunci Taliban di Afghanistan
"Kehadiran minimal kami di Kabul tidak boleh dilihat sebagai pengakuan. Ini juga telah dikomunikasikan dengan jelas kepada otoritas de facto," katanya.