Network
WartaBulukumba - Berbagai kisah kontroversial di balik popularitas Sang Diva Britney Spears sedang digarap menjadi sebuah film dokumenter berjudul Framing Britney Spears.
The New York Times ikut terlibat dalam pengerjaan film tersebut. Penggalian seputar konservatori dalam lekuk liku perjalanan Princess of Pop memotret latar belakang misoginis di akhir 90-an dan awal 2000-an yang sangat ofensif disaksikan melalui lensa tahun 2021.
Menghadapi paparan tabloid yang luar biasa dan tekanan sosial yang tidak pernah diinginkan untuk membiarkannya menang, dokumenter tersebut menampilkan sisi Britney yang jarang ditampilkan media selama dua dekade kariernya. Mandiri, berkemauan keras, dan tangguh.
Baca Juga: Harus siap! Ini kabar buruk soal Ekonomi Indonesia
Melansir Variety, Senin 8 Februari 2021, Princess of Pop ini telah di bawah konservatori sejak tahun 2008. Sang ayah, Jamie Spears mengontrol keuangan dan semua aspek dalam hidupnya.
Pada November lalu, Britney kalah dalam upaya mengeluarkan sang ayah dari konservatorinya. Dia tetap memegang kendali sebagai ko-konservator dengan perusahaan keuangan Bessemer Trust, meskipun hakim tak mengesampingkan petisi di masa depan untuk pencopotan atau penangguhan.
Namun, Britney mengambil sikap tegas. Ia menolak tampil selama sang ayah masih memegang kendali. Kisahnya ini menuai pembelaan dari para penggemarnya hingga tagar #FreeBritney (bebaskan Britney) menjadi viral di media sosial.
Baca Juga: Kominfo resmi blokir TikTok Cash
"Rahasia utama film kami adalah bahwa dia menjalani kehidupan sebagai bintang pop sibuk, namun dia diberi tahu bahwa dia selalu menanggung beban," kata produser dan sutradara, Samantha Stark dari The New York Times.
