WartaBulukumba.Com - Pekan Film Palestina menjadi panggung ajaib yang mengajak para penonton menjelajahi hati dan perjuangan yang terkait erat dengan sepotong bumi yang bernama Palestina. Dalam gerak gemulai bayangan, wajah-wajah menghias kanvas karya sinematografi yang menggeliat dalam pencarian identitas.
Dari Tokyo hingga Gaza, arsip-arsip masa lalu menari di sorot cahaya, mengajak penonton meresapi keajaiban dokumenter.
Ditakik dari pemberitaan Antara pada Senin, 4 Desember 2023, di Jalan Durian Raya No.30A, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Gudskul Ekosistem membuka panggungnya.
Baca Juga: Lirik dan terjemahan lagu 'Atuna Tufuli': Berikan kami masa kecil, berikan kami kesempatan
Terbuka untuk umum dan gratis
Pekan Film Palestina menjadi tempat terbuka untuk menangkap essensi kemanusiaan dan keadilan, setiap hari mulai pukul 16:30 dan 19:30 WIB, 1-8 Desember. Sebuah undangan gratis, tapi bernilai ribuan pesan.
Di panggung sinematografi dengan latar perang kemerdekaan Palestina untuk melepaskan diri dari penjajahan Zionis 'Israel', Gudskul, dalam kerja kolaboratifnya dengan OK Video, Subversive Film, dan Palestine Film Institute, merangkai simfoni solidaritas internasional melalui perhelatan megah, "Pekan Film Palestina".
Sebagai hajatan seni rupa kontemporer, acara ini bukan sekadar rangkaian pemutaran film, melainkan suatu seremoni solidaritas yang membebaskan suara-suara terpenjara dalam sel-sel citra.
Baca Juga: Lirik dan terjemahan lagu 'We Will Not Go Down' Michael Heart: 'Kami Tidak Akan Menyerah'
Jejak sejarah dan solidaritas dari belahan dunia lainnya
Sejumlah karya film, yang sebelumnya bersemayam dalam lembaran sejarah terkubur, dihidupkan kembali dan dipersembahkan kepada dunia.