Taylor Swift dan sastra klasik: Ada mata kuliah khusus 'Swifterature' di kampus-kampus AS dan Eropa

- 20 September 2023, 20:20 WIB
Taylor Swift
Taylor Swift /Instagram.com/@taylorswift

"Saya pergi dengan keyakinan akan pemikiran yang pertama kali saya miliki 15 tahun yang lalu: ini bukan sekadar pertunjukan kelas atas, Taylor Swift adalah seorang penyair sejati," ujarnya.

"Inisiasi saya terjadi pada tahun 2009. Saat berjalan-jalan di toko buku Inggris, kuping saya tiba-tiba tertuju pada lagu cinta dengan nuansa country yang sedang diputar dari belakang kasir. Lagu itu dimulai dengan seorang gadis muda berdiri di balkon di udara musim panas. "A-ha," pikirku, "saya tahu ke mana ini akan menuju." Dan, sungguh, saya menambahkan referensi Shakespearean lagi dalam budaya pop: "Kau adalah Romeo, kau melemparkan kerikil Dan ayahku berkata, "Jauhi Juliet."

Baca Juga: Taylor Swift menerima gelar Doktor Seni Rupa dari New York University

"Saya pulang dengan CD Fearless, album terobosan Taylor Swift yang baru berusia 18 tahun saat itu, yang hingga saat itu belum begitu dikenal di luar lingkaran musik country. Saya memberikannya kepada putri saya, Ellie, yang saat itu berusia sembilan tahun, dan penemuan saya membuat saya terlihat cukup keren di mata teman-temannya, yang belum ada yang pernah mendengar tentang Taylor, tetapi akhirnya semua menjadi Swifties."

Lirik-lirik lagu Taylor Swift telah menjadi sumber inspirasi yang kaya akan kutipan-kutipan dari karya sastra lawas yang menarik untuk dikaji lebih dalam.

Cuplikan-cuplikan karya sastra, dari novel seperti "Alice in Wonderland," "The Great Gatsby," "Rebecca," hingga "Jane Eyre," tampak terselip dalam lirik-lirik penyanyi dan penulis lagu Taylor Swift.

Misalnya, dalam lagu "Wonderland" dan "Long Story Short," kita menemukan ungkapan "jatuh ke lubang kelinci," yang mengacu pada novel Lewis Carroll tahun 1865, "Alice’s Adventure in Wonderland."

Baca Juga: Versi baru 'Speak Now' Taylor Swift: Tidak semua orang menerima perubahan lirik lagu itu

Jalan Pintas Generasi Milenial Menggemari Sastra Klasik

Di kalangan akademisi di Amerika Serikat dan Eropa, lirik-lirik lagu Swift telah menjadi jalan pintas untuk memikat minat publik, terutama generasi milenial, terhadap karya-karya sastrawan hebat sepanjang masa, seperti William Shakespeare, Charlotte Bronte, Geoffrey Chaucer, dan William Thackeray. Tidaklah mengherankan, mengingat jumlah penggemar Swift mencapai sekitar 500 juta orang di seluruh dunia.

Sejak tahun lalu, banyak universitas di Amerika Serikat dan Eropa, seperti Universitas Stanford, Universitas New York, Sekolah Tinggi Musik Berkeley, Arizona State University, Universitas Rice, dan Queen Mary University, telah membuka mata kuliah khusus, yang mereka sebut "Swifterature" atau "sastra Taylor Swift."

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah