Network
WartaBulukumba.Com - Di bawah langit biru Sulawesi Selatan, DAS Balangtieng yang membentang dari Kabupaten Bulukumba dan Sinjai, menjadi saksi bisu akan perjuangan manusia dan alam yang terjalin erat di antara perbukitan hijau dan sungai-sungai yang meliuk.
Di sini, pangkuan bumi sejak lama telah memberi dan merawat, menyediakan air yang segar serta menjadi rumah bagi beragam makhluk hidup.
Namun, di balik kerindangan alam, tersembunyi pula kisah-kisah pilu tentang tantangan ekologis yang mengancam keberlangsungan hidup.
Akses pasar produk komunitas yang ramah lingkungan
Lahan pertanian yang terus mengalami degradasi, sungai-sungai yang tercemar oleh penambangan pasir, dan getaran iklim yang semakin tak terduga, semuanya bisa mengancam harmoni yang rapuh di DAS Balantieng.
Beranda Komunitas, salah satu lembaga yang mendapatkan dukungan dari Global Enviroment Facility melalui Small Grant Programme, akan bekerja mengimplementasikan program yang bertujuan untuk memperluas akses pasar produk komunitas yang ramah lingkungan.
Langkah ini untuk mendukung pemulihan dan perlindungan ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS) Balangtieng di Bulukumba.
Baca Juga: Harmoni hijau dan manis di DAS Balangtieng: Kisah Dana Mitra Tani dan petani gula aren di Bulukumba
Dukungan dari Global Environment Facility melalui Small Grant Programme telah memberi sayap pada cita-cita mulia Beranda Komunitas untuk membentangkan jaringan kemanusiaan dan kebaikan.
Melalui langkah-langkah cemerlang, mereka telah menginisiasi sebuah program pemberdayaan yang bertujuan untuk menggalang kekuatan masyarakat lokal dalam mengelola dan memasarkan produk-produk komunitas yang ramah lingkungan.
Koordinator Program Beranda Komunitas, Ramadhany Arumnigtyas menjelaskan tujuan utama dari program ini.
Baca Juga: DAS Balangtieng, para 'penjaga nektar bumi' dan Dana Mitra Tani Bulukumba
"Program bertujuan untuk memperkuat akses pasar produk-produk komunitas, seperti kopi, madu, dan gula aren, yang dihasilkan dari pengelolaan lahan berkelanjutan di DAS Balantieng," ungkap Ramadhany Arumnigtyas pada Kamis, 21 Maret 2024.
Program ini akan berlangsung selama 12 bulan dan menargetkan peningkatan kapasitas masyarakat lokal dalam menghasilkan produk berkelanjutan.
Ramadhany Arumnigtyas mengaku optimis program ini dapat mendukung upaya pemulihan dan perlindungan ekosistem DAS Balangtieng.
"Kami percaya bahwa dengan memperkuat akses pasar, kami dapat mendukung upaya pemulihan dan perlindungan ekosistem DAS Balantieng secara lebih efektif," kata Ramadhany.
Hal senada diungkapkan Direktur Balang Institute, Junaedi.
"Kami yakin bahwa dengan memperkuat akses pasar produk-produk komunitas, kami dapat membantu memulihkan dan melindungi ekosistem DAS Balantieng dengan cara yang berkelanjutan," kata Junaedi.
Pengembangan produk dari 14 desa
Dengan dukungan GEF SGP 7, Beranda Komunitas berencana mendampingi pengembangan produk komunitas di 14 Desa yang masuk dalam cakupan DAS Balangtieng.
Program ini menitik beratkan pada penguatan kapasitas masyarakat dalam mengolah dan memasarkan produk-produk berkelanjutan di wilayah ini. Pendampingan dan upaya kolaboratif diyakini dapat memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat sambil mendukung keberlanjutan lingkungan di DAS Balangtieng.
Beranda Komunitas akan berupaya menyediakan data dokumentasi yang memadai pada produk komunitas di 14 desa di DAS Balantieng.
Data dan informasi ini kemudian digunakan untuk membuat konten edukasi mengenai produk komunitas. Konten edukasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan DAS dan mendorong masyarakat untuk membeli produk komunitas.
Dengan pengelolaan yang berkelanjutan, DAS Balangtieng dapat menjadi sumber kehidupan yang berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungan.***
