Andi Utta berharap kapal nelayan Bulukumba difasilitasi teknologi pendingin oleh KKP dan didukung perbankan

- 1 Juli 2023, 07:00 WIB
Ilustrasi ikan tuna
Ilustrasi ikan tuna / /Unsplash.com/CA Creative

Persoalan Kualitas

Perbedaan kualitas ikan ini menjadi persoalan yang dihadapi bagi para nelayan atau pengusaha ikan di Indonesia jika ingin mengekspor ikan. Ini pun menjadi topik pembahasan pada pertemuan Bupati Bulukumba Andi Muchtar Ali Yusuf di Jepang.

Dalam lawatannya ke negeri Sakura ini, Andi Utta sapaan akrab Bupati menghadiri presentasi alat teknologi baru pendingin ikan (flash freeze system) di kapal atau di pelabuhan. Andi Utta datang ke Jepang bersama koleganya dari Singapura, Mr. Calvin.

Dikatakan bahwa sebenarnya semua ikan yang ditangkap itu sudah berkualitas. Namun yang dibutuhkan bagaimana mempertahankan kondisi kualitas ikan itu pasca proses penangkapan hingga sampai ke darat.

Baca Juga: 20 ide usaha kuliner di Sulawesi Selatan dengan konsep ramah lingkungan: Makassar, Bulukumba hingga Luwu

"Hanya 5 persen saja bisa diekspor dari semua tangkapan nelayan Indonesia karena kualitas yang tidak bisa dipertahankan setelah penangkapan," ungkap Andi Utta Jumat, 30 Juni 2023.

Dengan teknologi pendingin baru seperti ini, lanjutnya kadar organoleptik pada ikan bisa dipertahankan untuk memenuhi standar grade A atau B. Dengan teknologi itu, dapat membantu nelayan atau pengusaha ikan mempertahankan kondisi ikan untuk layak ekspor.

Lebih lanjut, teknologi pendingin ikan ini bisa digunakan di kapal besar maupun kapal kecil dengan menggunakan tenaga surya, begitu juga pendingin ini bisa ditempatkan di pelabuhan maupun pada proses pengiriman melalui peti kemas.

Baca Juga: 20 ide usaha kuliner di Sulawesi Selatan dengan konsep ramah lingkungan: Makassar, Bulukumba hingga Luwu

Butuh Keberpihakan KKP dan Perbankan

"Ini seharusnya difasilitasi oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan agar kapal-kapal nelayan kita memiliki alat pendingin seperti ini. Begitu juga pihak perbankan seharusnya ada support kepada pengusaha perikanan di Indonesia," beber Andi Utta.

Menurutnya, keberpihakan perbankan kepada nelayan belum maksimal dalam mengembangkan usaha perikanan tangkap di Indonesia terutama untuk meningkatkan produksi untuk ekspor. Nelayan tidak didorong untuk memproduksi ikan kualitas ekspor yang mana harganya bisa lebih tinggi.

Halaman:

Editor: Sri Ulfanita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah