Andi Utta berharap kapal nelayan Bulukumba difasilitasi teknologi pendingin oleh KKP dan didukung perbankan

- 1 Juli 2023, 07:00 WIB
Ilustrasi ikan tuna
Ilustrasi ikan tuna / /Unsplash.com/CA Creative

Bupati yang berlatar pengusaha ini, mencoba memberikan kalkulasi jika tangkapan tuna itu bisa diekspor. Dikatakan rata rata tangkapan tuna di Bulukumba dan Sinjai sekitar 50 ton perhari, sehingga dalam sebulan ada 1.500 ton. Jika total ini dikalikan dengan harga paling rendah Rp80 ribu perkilogram maka ada sekitar Rp12 milyar perbulan yang berputar di usaha ikan tuna ini.

Harapan Andi Utta, peluang ekspor tuna ini seharusnya mudah dilakukan oleh para nelayan, jika didukung dengan teknologi alat pendingin.

Baca Juga: 20 ide konten kreatif untuk kreator digital di Sulawesi Selatan: Takalar, Bulukumba hingga Luwu

"Kalau teknologi baru ini didorong oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bantu nelayan Indonesia dengan kapasitas 200 kilogram perkapal, maka luar biasa devisanya Indonesia dari sektor perikanan," gugahnya.

Andi Utta mengaku, selain menghadiri presentasi atau demonstrasi teknologi alat pendingin tersebut, pihaknya juga menjajaki kemudahan proses ekspor oleh nelayan atau pengusaha ikan jika teknologi itu digunakan di Indonesia.

Andi Utta meyakini, peluang ekspor tuna di Jepang masih sangat besar sehingga pihak pengusaha di Jepang juga mau membantu dengan teknologi itu untuk memastikan kualitas ikan tuna tetap terjaga sampai ke Jepang.***

Halaman:

Editor: Sri Ulfanita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah