Persembahaan bunga duka masyarakat Inggris untuk Pangeran Philip dilarang kerajaan

- 10 April 2021, 07:20 WIB
Gambar Pangeran Philip, suami Ratu Elizabeth, terlihat di koran yang membungkus bunga-bunga  setelah dia meninggal pada usia 99 tahun pada Jumat 9 April 2021 di London, Inggris.
Gambar Pangeran Philip, suami Ratu Elizabeth, terlihat di koran yang membungkus bunga-bunga setelah dia meninggal pada usia 99 tahun pada Jumat 9 April 2021 di London, Inggris. /Hendry Nicholls /Reuters

WartaBulukumba - Bunga adalah jenis tanaman yang dianggap paling tepat untuk mewakili perasaan manusia. Dalam momen yang bahagia maupun yang penuh duka, buket-buket bunga diberikan sebagai perwakilan ungkapan rasa.

Nyaris setiap jenis bunga memiliki maknanya sendiri. Tergantung kepada siapa dan pada momen yang bagaimana bunga-bunga itu diberikan.

Kepergian Pangeran Philip pada Jumat 9 April 2021 di usia 99 tahun tak hanya menjadi duka bagi keluarga kerajaan Inggris. Duka itu menyebar jauh keluar istana dan menyentuh para rakyatnya.

Baca Juga: Angin kencang merobohkan lego-lego dan merusak sebuah ambulans di Bontotiro

“Ini hanya momen yang sangat menyedihkan,” kata penduduk London, Victoria Hasler, dilansir WartaBulukumba dari Reuters pada Jumat 9 April 2021.

"Kami tahu dia sudah lama sakit dan itu sangat menyedihkan. Dan kami benar-benar berduka untuk keluarga kerajaan atas kabar duka mereka," lanjut Hasler.

Ketika kabar kematian Pangeran Philip tersebar, siaran radio dan televisi disela dengan lagu God Save the Queen, yang ditujukan untuk Pangeran yang mangkat.

Baca Juga: Program vaksinasi selamatkan ribuan lansia di negara ini

Bendera Union setengah tiang dikibarkan di setiap sudut kediaman kerajaan dan gedung pemerintahan Inggris. Penghormatan untuk veteran angkatan laut Perang Dunia Ke-II dihelat di Piccadilly Circus dan disiarkan ke seluruh dunia.

Kecerdasan dan dedikasinya yang tajam atas semua tugas-tugas kenegaraan yang diembannya, membuat Pangeran Philip mendapatkan popularitas yang luas di Inggris. Sesekali dia pun mendapatkan kritik atas komentar rasis dan seksis yang blak-blakan yang kadang dilontarkannya.

Sejumlah warga datang menghampiri Istana Buckingham dan Kastil Windsordi. Mereka membawa duka bersama bunga dalam genggaman mereka. Doa-doa dilarung ke langit sementara bunga yang mereka bawa diletakkan di bawah bendera Inggris di luar tembok istana.

Baca Juga: Anies Baswedan membolehkan sholat tarawih di masjid-masjid DKI Jakarta

Karena alasan pandemi, pemerintah telah mendesak warga agar tak membawa bunga ke kediaman kerajaan.

“Dengan memperhatikan keselamatan dan kesejahteraan publik, dan sesuai dengan pedoman pemerintah, anggota masyarakat diminta untuk tidak berkumpul di tengah keramaian,” kata Istana Buckingham.

“Mereka yang ingin menyampaikan belasungkawa diminta untuk melakukannya dengan cara yang paling aman, dan tidak berkumpul di Royal Residences," jelas larangan itu disampaikan pihak kerajaan.

Baca Juga: Sumbangsih UMKM perempuan terhadap Produk Domestik Bruto

Seorang juru bicara dari Kantor Kabinet bahkan meminta agar persembahan bunga tidak boleh dilakukan di area Royal Residences.***

Editor: Sri Ulfanita

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah