Kerja paksa di Xinjiang coba ditutupi oleh China?

- 29 Maret 2021, 21:25 WIB
Demonstran etnis Uighur ambil bagian dalam protes terhadap China, di Istanbul, Turki 1 Oktober 2020. /Dok Reuters via Business Insider
Demonstran etnis Uighur ambil bagian dalam protes terhadap China, di Istanbul, Turki 1 Oktober 2020. /Dok Reuters via Business Insider /

WartaBulukumba - Seperti dua sisi mata uang, politik dan pengusaha kerab bersanding bersama dan sulit dipisahkan. Keduanya saling mendukung untuk tiba pada tujuannya masing-masing.

Di China, sejumlah merek asing seperti H&M, Burberry, Nike dan Adidas dan merek Barat lainnya telah diboikot. Komentar mereka terkait kerja paksa di pabrik kapas Xinjiang telah menjadi suluh pemboikotan massal itu.

Berawal saat Amerika Serikat dan sejumlah negara Barat meningkatkan tekanan kepada China atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia di wilayah Xinjiang.

Baca Juga: Beberapa raksasa teknologi ramai belanja teknologi AI, Apple yang terbanyak belanjanya

Dilansir WartaBulukumba dari Reuters pada Senin 29 Maret 2021, pejabat di China mengatakan bahwa perusahaan asing sebaiknya tidak mengambil langkah yang gegabah atau tergelincir masuk kedalam lubang politik dengan menyuarakan kekhawatiran tentang kerja paksa yang terjadi di Xinjiang.

"Saya tidak berpikir perusahaan harus mempolitisasi perilaku ekonominya. Bisakah H&M terus menghasilkan uang di pasar Tiongkok? Tidak lagi," kata Xu Guixiang, juru bicara pemerintah Xinjiang, pada konferensi pers di Senin pagi.

“Untuk terburu-buru mengambil keputusan ini dan terlibat dalam sanksi tidak masuk akal. Ini seperti mengangkat batu untuk menjatuhkannya di atas kaki sendiri," lanjutnya.

Baca Juga: Mengerikan, kecelakaan Kereta Api di Mesir kembali menelan korban

Pekan lalu, pengguna media sosial di China telah membagikan pernyataan H&M pada tahun 2020 lalu yang menegaskan bahwa perusahaan itu tidak akan lagi menggunakan kapas asal Xinjiang dalam produk-produknya.

Halaman:

Editor: Sri Ulfanita

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah