WartaBulukumba.Com - Sungai Balangtieng yang merengkuh belasan desa di Kabupaten Bulukumba terus mengalun dalam bisikan aliran airnya, dtemani kabut tipis yang melayang di atas permukaannya. Namun embun di daun-daun aren, seperti tetes air mata alam yang menangisi luka-luka yang telah ditorehkan oleh tangan manusia.
Udara di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Balangtieng masih terasa segar, namun ada kegetiran yang menyusup. Langit sedikit berawan.
Dari kejauhan, suara-suara khas pedesaan terdengar. Suara ayam jantan berkokok, disambut sesekali denting air saat daun jatuh ke sungai, mengajak siapa pun yang mendengar untuk merenungi keindahannya.
Adalah fakta bahwa sungai Balangtieng kini sedang tidak baik-baik saja. Tambang-tambang ilegal Galian C menjadikannya medan pertempuran antara alam dan kerakusan manusia.
SalassaExpo 2024
![Meraba sisi lain wajah Bulukumba: 'Balangtieng Memanggil' di SalassaExpo 2024](https://assets.pikiran-rakyat.com/crop/0x0:0x0/x/photo/2024/06/15/1366858663.jpg)
Pada 26 Juni 2024, dalam rangkaian kegiatan SalassaExpo 2024 di Desa Salassae, Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba, diskusi mengenai penyelamatan DAS Balangtieng menjadi agenda utama.
Bertajuk "Balangtieng Memanggil", para petani, aktivis lingkungan, akademisi, dan pemimpin lokal diundang untuk meramu program nyata untuk menyelamatkan Balangtieng dari kehancuran.
Ketua Dana Mitra Tani (DMT) Bulukumba, Sri Puswandi, berbicara dengan penuh semangat dan kepedulian terkait agenda diskusi tersebut.