WartaBulukumba.Com - Di tengah ladang subur dan bebukit hijau Bulukumba, Sri Puswandi terlihat sebagai pohon beringin, akarnya menghunjam dalam tradisi dan cabang-cabangnya menjulang meraih cahaya.
Suara Wandi, sapaan akrabnya, seperti embusan angin di sawah yang menggoyangkan padi, membawa pesan-pesan bijak tentang keselarasan dengan alam.
Menyebar benih kesadaran lingkungan ke setiap sudut, dengan mata yang berkilauan bagai embun di daun pagi, Wandi menunjukkan bahwa kepedulian terhadap bumi bukan sekadar bertani di tanah, tetapi juga menanam harapan dan tumbuh kembang kebersamaan dalam menjaga alam.
Melalui refleksi dan titik awal yang diberikan oleh bulan suci ini, Ketua Dana Mitra Tani (DMT) Bulukumba, Wandi, mengajak sesiapa pun untuk merekonseptualisasi makna puasa, bukan hanya sebagai tindakan keagamaan, tetapi juga sebagai momentum untuk memelihara lingkungan.
"Puasa lebih dari sekadar ritual menahan diri dari makan dan minum. Ia adalah sebuah undangan untuk introspeksi dan kesadaran diri dalam segala aspek kehidupan, termasuk bagaimana kita berinteraksi dengan alam," kata Wandi dalam bincang-bincang dengan WartaBulukumba.Com pada Rabu, 13 Maret 2024.
Menurut Wandi, puasa membuka jalan bagi kita untuk merenungkan hubungan kita dengan bumi - sebuah panggilan untuk menjaga keberlanjutan dan keseimbangan alam.
Baca Juga: Dana Mitra Tani Bulukumba turut menyemai gerakan literasi pedesaan Taman Baca Tanjung
Menjaga Konsumsi Energi: Langkah Sederhana, Dampak Luas
Dalam kesederhanaan puasa, terdapat pelajaran penting tentang mengurangi jejak karbon.