WartaBulukumba - Sebagaimana desa-desa lainnya di Kabupaten Bulukumba, di Desa Anrang pun niscaya kita mudah akrab dengan suara gemericik air sungai, embusan angin sejuk di sela pepohonan, di antaranya ada pohon-pohon kopi jenis langka, liberica. Kebun-kebun menghijau, sebagian di antaranya bertumbuh dalam pertanian organik.
Wajah Bulukumba yang tetap bertahan dalam seni tradisi juga bisa dijumpai di desa yang menjadi bagian Kecamatan Rilau Ale ini. Jika lagi mujur, kita bisa menikmati alunan alat musik tradisional gambus yang dimainkan pemuda bernama Irsal.
Nikmatilah cita rasa dan aroma kopi yang disangrai dengan cara tradisional 'Akkero Kopi". Sesaplah manisnya kekayaan produk lokal yang memukau, Gula Kristal Aren atau Gula Semut yang menggoda selera.
Di desa yang salah satu pinggirannya dialiri Sungai Balantieng ini juga memiliki seorang pemuda bernama Indrawan S.Ak, yang berani berpetualang dengan eksplorasi kopi liberica sejak 2019. Meski stoknya terbatas, lulusan cumlaude dari kampusnya ini tetap semangat menghasilkan kopi bubuk dan bean berkualitas dari kopi liberika. Ia juga mendirikan kedai kopi dengan brand Kopi Anrang di Kota Bulukumba, didukung oleh keluarga dan sahabatnya.
Mampirlah ke sebuah taman baca, TBM Rumah Nalar, yang bergiat dengan program-program menarik seperti Mappangngaji, Bulan Eksplorasi Nalar, Perpustakaan Digital, Literasi Pertanian, dan masih banyak lagi.
Kita bisa berbincang banyak perihal dengan founder Rumah Nalar, Abdul Haris Mubarak dan teman-temannya para relawan lainnya, salah satunya bernama Wahyu, seorang pegiat literasi yang kini menempuh kuliah program S3 di UIN Makassar.
Baca Juga: Memotret salah satu wajah indah Bulukumba dari seberang Sungai Bijawang
Desa Anrang sejak zaman lampau dialiri oleh Sungai Balantieng, yang memiliki potensi pertambangan pasir dan batu sungai