WartaBulukumba - Menghimpun pemikiran dan pengetahuan yang terserak, melingkar dalam dialektika, mengumpulkan keping-keping gagasan, meskipun singkat.
Kedai Kopi Litera tempatnya, gerakan Literasi Satu Atap inisiatornya. Dihelat pada ujung pekan, Sabtu sore 10 Juli 2021.
Frasa 'literasi', 'peradaban', dan 'milenial' menjadi keywoard yang urgen dalam temu ide ini. Lantaran kaum milenial dipandang sebagai pelanjut tanggung jawab di masa mendatang terkait peradaban. Menggamit semua aspek, setuju atau tidak setuju, mau atau tidak mau, literasi menjadi poin elementer pada semua bidang.
Penyelenggara diskusi mendapuk Alfian Nawawi dan Suriyandi Asbir sebagai narasumber. Keduanya adalah penulis buku dan pegiat literasi di Kabupaten Bulukumba. Dipandu oleh Arzal Isham, pegiat literasi dari Hamaika Project.
Baca Juga: Neymar mengaku menghargai rakyat Brazil yang mendukung Argentina namun kata-katanya menohok
Diskusi berlangsung cair tanpa sekat meskipun tetap menerapkan prokes yang cukup ketat.
Para peserta diskusi datang dari beberapa pegiat literasi antarkomunitas dan rumah baca. Di antaranya perwakilan Karama Literatur, Pustaka RumPut, Dihyah PROject, Pojok Baca Sokko Bampa 137, dan Pelita Pustaka 137 Baruga Riattang.
Diskusi ini juga dihadiri sejumlah mahasiswa KKN Unhas Makassar yang sedang melaksanakan pengabdian intelektual di Kecamatan Rilau Ale.
Baca Juga: Abu Janda masuk ICU, Ferdinand Hutahaean ajak netizen mendoakan