KKNT Unhas Makassar ajak warga Bulukumba mengolah limbah kulit buah kakao

30 Juli 2022, 21:00 WIB
KKNT Unhas Makassar ajak warga mengolah limbah kulit buah kakao /WartaBulukumba.com

WartaBulukumba - Sekelompok petani bersama para mahasiswa berjaket merah merubung sebuah perkebunan di salah satu lekuk Bulukumba.

Di hari-hari lain, di perkebunan-perkebunan milik warga kerap terlihat limbah kulit buah kakao berserakan begitu saja.

Kali ini sangat jauh berbeda. Sekelompok petani di Desa Bajiminasa justru mengumpulkan limbah kulit buah kakao.

Baca Juga: Lomba balap lari bakal meriahkan HUT RI ke 77 di Rilau Ale Bulukumba

Liputan kontributor WartaBulukumba.com, Sri Puswandi, warga tampak antusias mengikuti sosialisasi pengolahan limbah kulit buah kakao menjadi kompos dan pakan ternak yang dihelat oleh anak-anak mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik Universitas Hasanuddin (KKNT Unhas) Angkatan 108 Kakao Bulukumba posko 04 di Desa Bajiminasa, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba pada Sabtu, 30 Juli 2022.

Sosialisasi dipandu mahasiswa KKNT Unhas Syamsuddin dan Rahmat yang dihadiri Kepala Desa Bajiminasa, tokoh masyarakat serta Kelompok Tani.

Tersibak melalui materi dari kedua mahasiswa tersebut bahwa limbah kulit kakao dapat menjadi penyebab pencemaran dan bau tidak sedap di udara.

Baca Juga: Lebih dari sekadar basis tradisi, gotong royong di Desa Salassae juga untuk adaptasi dan mitigasi lingkungan

Selain bisa menghambat tumbuh tanaman limbah kulit buah kakao juga berpotensi besar menjadi sarang hama.

KKNT Unhas Makassar Posko 04 di Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba lalu menggelar sosialisasi pengolahan limbah kulit buah kakao.

Sosialisasi pengolahan limbah kulit buah kakao bertujuan agar masyarakat dapat memanfaatkan limbah kulit kakao. Kegiatan ini terdiri dari tiga sesi yaitu pembuatan bakteri lokal (IMO), pengolahan kompos dan pembuatan pakan.

Baca Juga: Mengenal tradisi 'abbattasa jera' di Kajang Bulukumba menjelang Idul Fitri

Syamsuddin menjelaskan kondisi lahan perkebunan kakao di Desa Bajiminasa dan dampak negatif yang ditimbulkan oleh limbah kulit buah kakao.

“Limbah kulit buah kakao perkebunan dibiarkan begitu saja tanpa adanya pengolahan lanjutan sedangkan limbah kulit kakao dapat menjadi penyebab pencemaran bau, penghambat tumbuh tanaman dan yang paling penting berpotensi besar menjadi
sarang hama,” jelas Syam, sapaan akrabnya.

Syam lalu menguraikan kegunaan IMO dalam pertanian alami dan pembuatan kompos.

Baca Juga: Batu Pallantikang, tujuh batu bersejarah di 'Bulukumpa Toa' Kabupaten Bulukumba

“IMO sangat berguna bagi pertanian karena sangat kuat dan
efektif. Pertanian Alami menganjurkan penggunaan IMO karena mikroorganisme terbaik adalah yang berasal dari lingkungan setempat. IMO merupakan starter dalam pembuatan kompos kulit buah kakao,” urainya.

Syam juga menjelaskan keuntungan kompos dari kulit buah kakao.

“Proses pembuatan yang sederhana dapat memangkas biaya yang dikeluarkan pada saat pemupukan. Penggunaan kompos KBK yang berkelanjutan dapat memperbaiki struktur tanah, mikroorganisme tanah sehingga dapat memperpanjang masa hidup
tanaman perkebunan,” jelasnya.

Pemateri kedua, Rahmat, menjelaskan limbah kulit buah kakao dapat diolah menjadi pakan ternak.

”Limbah kulit buah kakao dapat diolah menjadi pakan ternak alternatif dengan melakukan fermentasi,” ungkapnya.

Rahmat juga berharap dengan sosialisasi ini petani dapat memanfaatkan limbah pertanian dengan optimal.

“Pemanfaatan limbah pertanian menjadi pakan ternak
membuka peluang untuk meningkatkan integrasi peternakan perkebunan,” pungkasnya.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler