Menyibak sederet fakta Desa Ara di Kabupaten Bulukumba, salah satu lokasi KKN Unhas Makassar

- 6 Juli 2023, 17:54 WIB
Tebing Apparalang, salah satu destinasi wisata memukau di Desa Ara, Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba.
Tebing Apparalang, salah satu destinasi wisata memukau di Desa Ara, Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba. /Dok. Kemenparekraf

'Bumi Panritalopi 'bukan 'Butta Panrita Lopi'

Dari Desa Ara, Bulukumba mulai termasyhur dengan julukan Bumi Panritalopi, yang berarti negeri para ahli pembuat perahu Pinisi.

Keahlian ini diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda dunia pada tahun 2017. Pembuatan perahu Pinisi merupakan kebanggaan masyarakat Desa Ara, karena perahu ini telah menjadi armada jembatan penghubung di Nusantara. bahkan dunia.

Buku "Inspiring Bulukumba" yang ditulis Alfian Nawawi (Pemred WartaBulukumba.com, red.)adalah buku pertama yang menuliskan istilah  'Bumi Panritalopi' dengan cara penulisan yang benar," seperti dinukil dari 'Pengantar Penyunting'  editor Sri Ulfanita, dalam buku yang berhasil merekam 31 jejak tokoh inspiratif di Bumi Panritalopi tersebut.

Baca Juga: Sepotong surga tersembunyi di Kabupaten Bulukumba: Pesona hutan bakau Luppung Manyampa

Disebutkan bahwa istilah 'Bumi Panritalopi' dicetuskan pertama kali oleh salah satu tokoh masyarakat dan seniman di Desa Ara, bernama Jafar Palalwang.

Menurut Jafar Palawang, cara penulisan 'Butta Panrita Lopi' yang dilakukan pemerintah dan media dan lain-lainnya selama ini di mana 'Panrita' dan 'lopi' ditulis secara terpisah itu merupakan kekeliruan besar.

Pada tahun 2011, Alfian Nawawi mendengarkan penuturan secara langsung Jafar Pallawang dalam sebuah acara di Desa Ara. Jafar Pallawang menerangkan bahwa kata "Panrita" dan "lopi" memang bersambung karena tidak diserap dari Bahasa Indonesia yang baku. Jika "Panritalopi" ditulis bersambung maka itu menegaskan makna dan filosofi yang mendalam tentang tanah pengrajin perahu Pinisi. 

Sedangkan kata "Bumi" menegaskan tentang diaspora Bugis Makassar. Hal itu juga menegaskan bahwa "Bumi" sebagai tempat yang luas, persebaran, migrasi, namun tetap membawa identitas Panritalopi.  Lagipula secara historis, perahu Pinisi dibuat oleh orang Desa Ara, dipesan oleh orang Bone, dan mengangkut orang Luwu.

Baca Juga: Buhung Labbua di Bontotiro Bulukumba: Mata air abadi dari tongkat Dato ri Tiro

Jika menggunakan kata "Butta" maka esensinya sangat terbatas pada satu kawasan yang sangat sempit dan tidak pernah memengaruhi dunia dari segi sosial kultural.

Halaman:

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah