WartaBulukumba - Hutan rimbun menghijau. Para penjaga lingkungan dan tradisi, setia berjaga di rumah-rumah panggung yang terbuat dari kayu. Hanya satu warna pakaian di destinasi wisata budaya recommended di timur Bulukumba ini yaitu hitam.
Mata air mengalir abadi sejak berabad-abad silam sebagaimana lestarinya "Pappasang ri Kajang" salah satu kearifan lokal berupa pesan leluhur komunitas adat Ammatoa.
Mengunjungi desa komunitas adat Ammatoa Kajang adalah seperti membaca sebuah novel penuh misteri, keajaiban alam, dan kehangatan manusia.
Tak sebatas destinasi wisata budya, kawasan adat Ammatoa Kajang di timur Bulukumba menyimpan keajaiban sejarah yang megah di balik pakaian serba hitam penduduknya.
Sepanjang perjalanan menuju desa ini, pengunjung disambut oleh suasana magis dan harmoni alam yang memikat. Rerimbunan pepohonan dan rumah-rumah panggung kayu menjadi saksi bisu tradisi dan kehidupan di kawasan ini.
Ada dua peraturan unik yang mengikat setiap pengunjung yang ingin memasuki kawasan adat Ammatoa Kajang.
Baca Juga: Kawasan Adat Ammatoa Kajang di Bulukumba: Destinasi wisata budaya recommended di Sulawesi Selatan
Pertama, tak seorang pun diperbolehkan memakai alas kaki. Kedua, siapa pun yang masuk ke desa ini wajib memakai pakaian serba hitam.
Tanpa terganggu oleh modernitas, Ammatoa Kajang menjaga keaslian dan kemurnian lingkungan alamnya, mengajak pengunjung untuk terhubung dengan alam dan merasakan ketenangan yang jarang ditemui.
Pasang Ri Kajang: Pedoman Hidup Warisan Leluhur Bagi Komunitas Adat Kajang
Pasang Ri Kajang adalah ajaran leluhur yang menjadi "hukum" atau undang-undang bagi komunitas adat Kajang. Ajaran ini telah diwariskan secara turun temurun dan menjadi pedoman hidup yang mengatur segala aspek kehidupan sosial budaya dalam masyarakat adat Kajang.
Baca Juga: Rekomendasi tempat nongkrong Instagramable di Bulukumba
Pasang Ri Kajang mencakup sistem ritual dan kepercayaan, adat istiadat, sistem nilai, serta hubungan sosial dalam masyarakat. Selain itu, Pasang juga mengatur hubungan antara manusia dengan lingkungannya.
Ajaran Pasang Ri Kajang dikomunikasikan secara lisan melalui Ammatoa dan para pemangku adat lainnya.
Ammatoa, sebagai pemimpin tertinggi dalam komunitas adat Kajang, memiliki peran penting dalam menjalankan tugasnya. Dia dibantu oleh pemangku adat yang mengurusi bidang-bidang tertentu.
Meskipun Ammatoa memiliki posisi yang tinggi, keputusan dalam masyarakat adat selalu diambil melalui musyawarah dengan para pembantunya. Hal ini menunjukkan bahwa Ammatoa adalah pemimpin yang menganut prinsip demokrasi, jujur, adil, dan mengayomi.
Baca Juga: Wisata sejarah dan alam recommended dan paling hits di Bulukumba
Kepemimpinan Ammatoa
Sosok Ammatoa menjadi panutan yang sangat disegani dan dihormati oleh komunitas adat Kajang maupun oleh pihak dari luar kawasan adat.
Kepemimpinan Ammatoa yang bijaksana, kejujuran, dan sikapnya yang adil membuat nasehatnya selalu didengarkan, perbuatannya dicontoh, dan dia dianggap sebagai tempat berlindung bagi komunitasnya.
Ammatoa menjadi sosok yang mengayomi, yaitu melindungi dan memastikan keamanan serta kesejahteraan masyarakat adat Kajang.
Baca Juga: Menyibak sederet fakta Desa Ara di Kabupaten Bulukumba, salah satu lokasi KKN Unhas Makassar
Komitmen Ammatoa dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin dan panutan dalam komunitas adat Kajang menjadikan ajaran Pasang Ri Kajang sebagai landasan yang kokoh bagi kehidupan mereka.
Melalui kebijaksanaan dan sikapnya yang bijaksana, Ammatoa menjaga keberlanjutan dan keutuhan budaya adat Kajang, sehingga warisan leluhur ini tetap berharga dan dilestarikan oleh generasi mendatang.***