Lebih dari destinasi wisata, Mangrove Luppung Manyampa bisa menjadi pusat riset lingkungan

17 Maret 2021, 22:37 WIB
Deputi Rektor I Universitasa Fajar Makassar (DR I Unifa) Nur Khaerat Nur bersama rombongan sedang berada di lokasi wisata Mangrove Luppung Manyampa. /WartaBulukumba/Alfian Nawawi

WartaBulukumba - Kawasan wisata Mangrove Luppung Manyampa lebih dari sekadar sebuah tempat wisata yang sejuk. Ia juga representasi kehangatan para penduduk yang bermukim di sekitarnya.

Meneropong lebih jauh, dari sudut akademika, Mangrove Luppung di Desa Manyampa bisa menjadi pusat riset, baik dari segi lingkungan, biota laut. dan sederet lagi lainnya.

“Di Mangrove Luppung ini juga bisa menjadi pusat riset, baik riset  lingkungan, biota laut dan masih banyak lagi,” tutur seorang dosen Universitasa Fajar Makassar (Unifa) yang saat ini sedang melakukan penelitian terhadap tanaman bambu.

Baca Juga: Kecaman meluas, karikatur satir tentang BTS mengandung kebencian anti-Asia

Hari Rabu 17 Maret 2021 mencuat ide-ide baru dan segar mengiringi Deputi Rektor I Universitas Fajar Makassar (DR I Unifa) Nur Khaerat Nur saat mengunjungi langsung Mangrove Luppung di Desa Manyampa, Kecamatan Ujung Loe, Kabupaten Bulukumba.

Ia tidak sendirian. Ia datang bersama Ketua Panitia Kuliah Kerja Nyata Entrepreneur (KKN-E) angkatan XV 2021, Muhammad Yusuf Ali dan panitia lainnya 

Sambutan hangat meruah oleh Kepala Desa Manyampa, Abbas Madda bersama jajarannya.

Baca Juga: Tak lama lagi terwujud teleportasi menembus ruang, kendaraan konvensional menjadi primitif

“Kehadiran tim dari civitas Unifa ini menjadi moment penting karena ada beberapa inovasi yang dikemukakan setelah melihat kawasan Wisata Mangrove,” ujarnya.

Tersembul saran dari salah satu panitia KKN bernama Tahang. Ia sodorkan wacana pengembangan yang tidak hanya merambah wisata.

Ruang temu dan kunjungan ini melanjutkan rencana awal Unifa untuk bekerja bareng dengan Pemdes dalam pengembangan potensi desa.

Baca Juga: Edy Manaf: Guru dituntut menguasai teknologi informasi

Nur Khaerat Nur telah banyak menyiapkan konsep untuk memulai kerja sama.

“Untuk penandatanganan MoU nanti kepala desa ke Makassar kami tunggu di Universitas ketemu dengan tim yang lainnya,” jelasnya.

Sebuah diskusi panjang membuncah di kawasan Wisata Mangrove dengan menikmati gogoso, makanan khas Luppung. Lengkap dengan ikan mujair goreng, salah satu hasil tambak masyarakat Luppung.

Baca Juga: Ruang temu dengan PGRI, Andi Utta: Saya pernah tinggal kelas karena sangat cinta sekolah dan guru

Pembahasan problem diulas panjang oleh tim Unifa dengan beberapa gambaran solusi dan jalan keluar mulai dari hal konsep hingga teknis.

“Langkah awal kami butuh beberapa data untuk bisa dibuatkan site plannya, agar bisa dipetakan program jangka pendek dan jangka panjangnya,” jelas Tahang.

Pembentukan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) adalah salah satu perwujudannya nanti. Diproyeksikan untuk menjadi bagian peting dalam pengembangan dan pengelolaan wisata.

“Hal yang paling penting dalam pengembangan adalah pelibatan masyarakat lokal yang kemudian mampu mengembangkan inovasi produk unggulan khas Manyampa,” urainya.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler