Data 533 juta pengguna Facebook bocor, data Mark Zuckerber pun diretas

4 April 2021, 18:56 WIB
Ilustrasi kebocoran data Facebook. /unsplash.com/Glen Carrie

WartaBulukumba - Raksasa media sosial dan teknologi Facebook Inc sedang menghadapi masalah besar, serangan siber! Lebih gundah lagi dirasakan para penggunanya.

Peretas mengklaim mengantongi data pribadi lebih dari 500 juta pengguna media sosial dari Facebook Inc.

Dikutip WartaBulukumba dari Reuters, Ahad 4 April 2021, kabar ini pertama kali diberitakan situs teknologi Motherboard.

Baca Juga: Duka Flores Timur, masih banyak korban belum ditemukan

Data yang disedot peretas antara lain berupa nomor telepon, basis data yang sama dengan yang beredar di kalangan peretas pada Januari lalu.

Nomor ponsel CEO Facebook Mark Zuckerberg termasuk di antara data pribadi yang bocor dari 553 juta pengguna situs yang diposting online oleh peretas, seperti dikutip dari Daily Mail.

Nama Zuckerberg, lokasi dan informasi pernikahan, tanggal lahir dan ID pengguna Facebook termasuk di antara data pribadi yang dicuri yang dipublikasikan di forum peretas pada hari Sabtu, peneliti cyber Dave Walker mengkonfirmasi soal itu.

Baca Juga: Perayaan musik Rusia beri penghargaan 'Duet of The Year' buat Anggun

Pendiri Facebook Chris Hughes dan Dustin Moskovitz juga memiliki detail pribadi serupa yang termasuk dalam data yang bocor. 

Menurut laporan Reuters, data tersebut dijual di sebuah situs untuk peretas kelas bawah dalam bentuk kredit digital, yang bisa dibeli dengan mata uang Euro.

Pendiri perusahaan intelijen kriminal siber Hudson Rock dari Israel, Alon Gal, mengatakan bahwa data tersebut valid, setelah dicek keasliannya terutama ke beberapa nomor telepon milik orang yang ia kenal.

Baca Juga: Bus Wisata Pemkab Bulukumba resmi beroperasi, siap antar warga secara gratis ke kawasan wisata

Mengutip The Guardian, Ahad, ketersediaan kumpulan data pertama kali dilaporkan oleh Business Insider. 

Menurut publikasi itu, itu berisi informasi dari 106 negara termasuk nomor telepon, ID Facebook, nama lengkap, lokasi, tanggal lahir, dan alamat email.

Sebelumnya Facebook telah bergulat dengan masalah keamanan data selama bertahun-tahun. 

Baca Juga: Divaksin Oxford-AstraZeneca, 30 orang mengalami pembekuan darah dan 7 orang meninggal di Inggris

Pada 2018, raksasa media sosial itu menonaktifkan fitur yang memungkinkan pengguna untuk mencari satu sama lain melalui nomor telepon, menyusul terungkapnya perusahaan politik Cambridge Analytica telah mengakses informasi hingga 87 juta pengguna tanpa sepengetahuan atau persetujuan mereka.

Pada Desember 2019, seorang peneliti keamanan Ukraina melaporkan menemukan database dengan nama, nomor telepon, dan ID pengguna unik lebih dari 267 juta pengguna Facebook - hampir semuanya berbasis di AS - di internet terbuka. Tidak jelas apakah dump data saat ini terkait dengan database ini.

Perusahaan yang berbasis di Menlo Park, California itu tidak segera menanggapi permintaan komentar. 

Baca Juga: Operasi serangan siber Iran kian ganas menarget AS, Israel dan Arab Saudi

Dalam pernyataan yang diberikan kepada publikasi lain, Facebook mengatakan kebocoran itu sudah lama dan berasal dari masalah yang telah diperbaiki pada 2019.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler