5G bisa dorong inovasi IoT hingga stabilitas kecepatan internet

9 Maret 2021, 19:10 WIB
Logo Jaringan Internet 5G /Foto: Pixabay/ADMC/

WartaBulukumba - Bertualang di jagat maya untuk mengakses informasi, hiburan, maupun menyelesaikan pekerjaan senantiasa membutuhkan kenyamanan. Para peselancar mengakrabinya dengan kalimat: 'stabilitas kecepatan internet.'

Menukik pada kebutuhan itu, Manager Network Master Plan Telkomsel Harry Utama membeberkan beberapa manfaat pengaplikasian teknologi 5G. Mulai dari mendorong inovasi Internet of Things (IoT).

"5G mendefinisikan ulang mobile experiences melalui tiga kapabilitas utama. Pertama adalah 5G mampu menghubungkan sensor dan perangkat dalam jumlah besar untuk mendorong inovasi IoT lebih jauh," jelas Harry dalam jumpa media secara daring, dikutip dari Antara, Selasa 9 Maret 2021.

Baca Juga: PLN menaruh harapan tahun 2021 bisa hemat impor LPG

Harry mengatakan bahwa 5G mengakomodasi kapasitas jaringan yang lebih besar, memastikan pengguna menikmati kecepatan secara stabil.

"Yang ketiga, ultra-reliable and low-latency communication. 5G menghadirkan transfer data yang lebih cepat dan minim jeda untuk mengakselerasi perkembangan teknologi di berbagai sektor," lanjutnya.

Kehadiran 5G atau teknologi jaringan generasi kelima sendiri, menurut Harry, didesain sebagai sebuah teknologi yang tidak hanya meningkatkan broadband tapi juga use case konsumen maupun industri.

Baca Juga: Hari Perempuan Internasional, mereka bentangkan spanduk: 'Hentikan Membunuh Perempuan'

Hal ini akan membuat aktivitas digital masyarakat semakin bervariasi. Seperti perubahan gaya hidup, keberagaman konten, keinginan untuk mengakses video beresolusi tinggi dengan stabil, dan lain sebagainya.

"Teknologi 5G akan mentransformasi kehidupan masyarakat. Mulai dari stream video konten, HD video call, VR dan AR entertainment, cloud gaming, fixed wireless acces, education VR, sampai telehealth dan telemedicine," jelas Harry.

 

Di Indonesia sendiri, Samsung telah menghadirkan ponsel pintar yang mendukung kehadiran 5G yaitu seri Galaxy S21. Namun, karena infrastruktur dan kebijakan belum ada, teknologinya masih dikunci dengan software.

Baca Juga: Menparekraf Sandiaga dorong 244 desa wisata jadi unicorn Indonesia

Dikutip WartaBulukumba dari laman kominfo.go.id, Kamis 10 Desember 2020, Menteri Johnny menyatakan, jaringan 5G akan menjadi game changer  atau pengubah permainan dengan dampak yang luas pada konektivitas di Indonesia. Bahkan menjadi tulang punggung transformasi digital dan pendorong utama pertumbuhan ekonomi.

“Kami percaya bahwa kami harus bekerja keras untuk melaksanakan tugas besar kami dalam mengadopsi teknologi baru, untuk meningkatkan produktivitas kami melalui jaringan 5G dalam waktu dekat,” urainya.

Menurut Menteri Kominfo saat ini digitalisasi dan konektivitas sudah memiliki pengaruh besar dalam meningkatkan kesetaraan peluang, akses dan inklusi, dan 5G akan mempercepatnya.

Baca Juga: Sebanyak 20 ahli perdebatkan penyebab kematian Maradona

“Pemerintah Indonesia telah menginisiasi beberapa kebijakan dan tindakan afirmatif untuk mendorong percepatan pengenalan 5G di Indonesia,” jelasnya.

Bagaimana halnya dampak radiasi 5G? Mengutip klikdokter.com, pada artikel edisi 11 September 2019, bahwa dalam spektrum elektromagnetik, ada bagian yang disebut radio waves dan ada yang disebut dengan microwaves atau radiasi RF. Frekuensi 30 Hz hingga 1 GHz adalah radio waves, sementara 1 GHz sampai 300 GHz termasuk microwaves

International Agency for Research on Cancer (IARC) yang masih berada dalam naungan Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, radiasi RF adalah salah satu penyebab kanker.

Baca Juga: Kebobolan di awal laga, Manchester City gagal petik poin dari Manchester United

Jaringan 5G memiliki frekuensi 24-90 GHz. Angka tersebut sebenarnya mendekati frekuensi senjata militer Angkatan Darat AS (95 GHz) yang dapat membuat panas kulit manusia dari jarak jauh!

Sebenarnya, ilmuwan terkemuka dari 40 negara telah menentang peluncuran jaringan 5G. Alasannya, mereka telah melakukan ratusan penelitian untuk menunjukkan efek negatif dari radiasi RF dan bahaya dari frekuensi yang digunakan dalam teknologi 5G. 

Adapun dampak negatif bagi kesehatan manusia dari radiasi 5G menurut hasil penelitian, antara lain:

Baca Juga: Perkuat kualitas jurnalisme, PRMN menyusun modul Uji Kompetensi Wartawan

  • Risiko kanker akibat terputusnya rangkaian DNA untai tunggal dan untai ganda
  • Kerusakan jaringan dan terjadinya penuaan dini (kerusakan oksidatif)
  • Gangguan metabolisme glukosa otak
  • Gangguan metabolisme sel
  • Insomnia dan meningkatnya risiko kanker akibat berkurangnya melatonin
  • Kebocoran darah dalam otak
  • Serta meningkatnya hormon stress.

Teknologi jaringan 5G tidak langsung menyebabkan penyakit tertentu (kecuali kanker) pada manusia. Dia lebih merusak jaringan sel dan mengganggu metabolisme tubuh. Ketika jaringan dan metabolisme tubuh terganggu, dari situlah akan muncul berbagai penyakit berbahaya. 

Terkait dengan dampak negatif tersebut, dr. Fiona Amelia, MPH dari KlikDokter berpendapat bahwa persoalan radiasi gelombang bukanlah hal baru di masyarakat. Sejak beberapa waktu silam memang telah muncul banyak studi yang melaporkan bahwa radiasi gelombang radio dapat meningkatkan risiko kanker.

Baca Juga: Bebas PPnBM, Ertiga dijual mulai Rp100 jutaan

Sebuah studi pernah mengkaji tingkat paparan yang tinggi terhadap radiasi sinyal 2G dan 3G dapat memicu perkembangan kanker jantung pada tikus jantan. 

“Namun, perlu digarisbawahi bahwa kadar dan durasi paparan radiasi gelombang radio dalam penelitian jauh lebih besar dibandingkan orang-orang yang sangat intens menggunakan ponsel. Karena itu, temuan ini belum bisa diberlakukan pada manusia,” ujar dr. Fiona.

Selain itu, dia menambahkan, sinyal 5G berbeda dengan 2G dan 3G sehingga masih perlu kajian lebih lanjut mengenai pengaruhnya pada tubuh manusia.

Baca Juga: Inovasi dan teknologi mampu lahirkan teknopreneur

Akan tetapi, untuk mengurangi paparan radiasi 5G atau radiasi RF, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menyarankan Anda untuk mengurangi waktu dalam menggunakan gawai. ***

 

 

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler