Mengulik kisah inspiratif jurnalis senior di Sulsel: Asnawin Aminuddin, buku, pena, pendidikan dan dakwah

- 7 November 2023, 22:51 WIB
Mengulik kisah inpirastif jurnalis senior di Sulsel: Asnawin Aminuddin, buku, pena, pendidikan dan dakwah
Mengulik kisah inpirastif jurnalis senior di Sulsel: Asnawin Aminuddin, buku, pena, pendidikan dan dakwah /WartaBulukumba.Com

WartaBulukumba.Com - Di balik kacamata, selalu ada sorot pandang menyejukkan dan lengkap senyum ramah. Jenggotnya memutih, kopiahnya berwarna hitam, dan pencerahan selalu meluncur dari bibirnya. Dia Asnawin Aminuddin, salah seorang jurnalis senior di Sulawesi Selatan.

Dalam satu ruang bincang yang renyah dengan Asnawin Aminuddin, yang masih saudara sepupu dengan almarhum Usdar Nawawi, jurnalis senior Sulawesi Selatan yang berpulang pada September 2023 lalu, WartaBulukumba.Com mengulik perjalanannya di dunia jurnalistik.

Sejak usia yang sangat muda, Asnawin Aminuddin telah memiliki cinta yang mendalam terhadap literatur dan menulis. Dia berbagi kisah inspiratifnya tentang bagaimana hobi membaca dan menulis telah membentuk perjalanannya dalam dunia jurnalistik dan menjadi seorang penulis opini yang produktif.

"Sejak bisa membaca, mungkin kelas satu atau kelas dua SD, saya memang sudah hobi membaca. Saya membaca apa saja yang bisa dibaca. Mulai dari buku, koran, majalah, tulisan di pembungkus (makanan, minuman, bedak, dll), sampai nama toko dan nama jalan bila sedang melintas di jalanan," tuturnya sambil tertawa, saat ditemui di kediamannya di Makassar pada Selasa malam, 7 November 2023.

Baca Juga: Mengenai lebih dekat Srikandi asal Tana Toraja: Rostina Limbong, SKM.,MM

Kehidupan Religius Sejak Kecil

Selain itu, Asnawin juga dekat dengan agama, khususnya Al-Qur'an. Ia telah khatam Al-Qur'an sejak usia dini dan bahkan menjadi asisten guru mengaji. Semangatnya dalam memahami agama dan mengajar mengaji berasal dari ibunya yang menjadi guru mengaji mereka.

"Saya juga senang dan rajin membaca Al-Qur’an dan sudah khatam sejak kelas empat atau kelas lima SD, lalu kemudian menjadi asisten guru mengaji, yang waktu itu guru mengaji kami adalah ibu dari ibu saya alias nenek kami sendiri. Dua dari empat kakak saya, sayalah yang melanjutkan mengajarinya mengaji sampai khatam, waktu itu kami sebut Tamat Qur’an Besar, padahal mereka lebih duluan mengaji," kenang Asnawin, sambil matanya menatap jauh.

Menulis juga telah menjadi bagian dari hidup Asnawin sejak sekolah dasar. Ia mulai menulis puisi, atau yang dikenal dengan sanjak, serta cerpen sejak SD. Ini adalah hobi yang jarang dimiliki oleh teman sebayanya saat itu.

Baca Juga: Wartawan senior di Sulawesi Selatan dorong aparat desa harus mahir mengelola website desa

Halaman:

Editor: Sri Ulfanita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x