Merawat ingatan pemuda Sulawesi Selatan dalam South Sulawesi Youth Camp di Bulukumba

25 Oktober 2023, 18:15 WIB
Kepala Desa Salassae, Gito Sukamdani sedang menatap spanduk di gerbang lokasi Youth Camp 2023 Sulsel - Merawat ingatan pemuda Sulawesi Selatan dalam South Sulawesi Youth Camp di Bulukumba /WartaBulukumba.Com

WartaBulukumba.Com - Di tengah dedaunan yang digoyang pelan angin lembut, lokasi Kemah Pemuda Sulawesi Selatan membentuk jajaran simetris. Di seberang hamparan sawah, terdengar suara anak-anak riang bermain di sungai. Di sini, kawasan Salebu tak pernah sendu di pinggiran Desa Salassae, bagian eksotis di Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba.

Di lokasi perkemahan ini yang pada keesokan hari memulai riuhnya, WartaBulukumba.Com bercakap sejenak dengan seorang aktivis perempuan, salah satu inisiator dan panitia penyelenggara South Sulawesi Youth Camp atau Kemah Pemuda Sulawesi Selatan 2023 di mana Bulukumba menjadi tuan rumah.

Namanya Arik, perempuan energik asal Solo, Jawa Tengah. Sejak dua tahun terakhir dia sudah menjadi warga Desa Salassae. Dia Kepala Bidang Pendidikan dan Pengorganisasian Bina Desa yang berkantor di Jakarta. Bina Desa juga terlibat penuh dalam South Sulawesi Youth Camp.

Baca Juga: Menuju Youth Camp Sulawesi Selatan di Bulukumba: Lebih dari sekadar refleksi Sumpah Pemuda

Bina Desa Sebagai Inisiator dan Fasilitator

Dalam perencanaan ini, Bina Desa berperan sebagai salah satu inisiator dan penanggung jawab kegiatan.

"Selama kegiatan dialog interaktif, peran kami di Bina Desa adalah sebagai fasilitator yang mendampingi dalam penggalian masalah, penetapan tujuan, dan perencanaan aksi bersama para peserta South Sulawesi Youth Camp," tutur Arik kepada WartaBulukumba.Com pada Rabu, 24 Oktober 2023.

Terlihat beberapa rombongan peserta sudah berada di kawasan Salebu. Mereka mulai mendirikan kemah di surga tersembunyi itu. Peserta membawa sendiri perlengkapan kemah, mandi, masak, pakaian ganti, obat-obatan pribadi, dan lainnya.

Sementara cahaya senja yang lembut melukis garis imajiner pegunungan di kejauhan. Ada semburat warna oranye di langit menandai perpisahan hari.

Baca Juga: Persiapan Youth Camp Sulawesi Selatan di Bulukumba: Pemuda Karang Taruna Rongoa Sipattuju membersihkan lokasi

Para peserta dan panitia sudah berada di lokasi South Sulawesi Youth Camp di Bulukumba/WartaBulukumba.Com

Di sini, kesederhanaan alam masih terjaga, dan setiap cerita yang diterjemahkan oleh angin seakan mengalir dalam lantunan nyanyian masa lalu yang terlupakan. Kemah Pemuda, di tengah gemuruh modernitas, adalah ruang untuk merangkai kembali benang-benang kisah dan melupakan kepenatan dunia modern.

Langit terasa lebih luas ketika matahari perlahan menenggelamkan dirinya di ufuk barat, mewarnai langit. Angin berbisik lembut di antara pepohonan rindang, menyapa para pengunjung yang tiba di Kemah Pemuda Sulawesi Selatan. 

Begitu kaki melangkah di tanah kemah ini, aroma hutan dan suara riak air sungai Desa Salassae yang mengalir dengan gemericik menuntun setiap langkah. Tenda-tenda terpampang megah di bawah rimbunnya pepohonan.

Baca Juga: Diskusi dalam Youth Camp Sulawesi Selatan di Bulukumba akan bahas tambang ilegal hingga kasus Rempang

Merawat Ingatan Pemuda untuk Bangkit dalam Mengambil Peran Melestarikan Alam

Arik menuturkan, dalam beberapa dekade terakhir, banyak faktor yang telah mengubah peran pemuda dalam menjaga keanekaragaman hayati dan sumber daya alam.

"Revolusi industri dan pertumbuhan sektor industri telah menggeser fokus pemuda dari pertanian ke sektor industri. Sementara itu, penggunaan input kimia dalam pertanian berdampak pada kerusakan lingkungan yang semakin parah," ungkapnya dengan wajah terlihat resah.

Apa yang diungkapkan Arik juga menjadi bagian dari agenda dialog dalam kegiatan ini.

"Generasi muda, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki potensi besar dalam menjaga dan melestarikan keanekaragaman hayati serta sumber daya alam. Dalam sebuah upaya untuk mewadahi persatuan generasi muda di Sulawesi Selatan, maka Youth Camp ini  diadakan," terang Arik.

Tema acara ini adalah "Merawat Ingatan Pemuda untuk Bangkit dalam Mengambil Peran Melestarikan Alam."

Identifikasi Masalah

Keanekaragaman hayati dan sumber daya alam semakin terancam, dan inilah yang memicu organisasi masyarakat, organisasi tani, dan organisasi kepemudaan untuk bersatu dalam Youth Camp Sulawesi Selatan.

Generasi muda merupakan penerus yang akan mewarisi dampak dari perubahan yang terjadi di dunia, terutama yang berkaitan dengan alam dan sumber daya alam.

Youth Camp ini berlangsung selama 3 hari dan diikuti oleh 28 organisasi pemuda dari berbagai kabupaten di Sulawesi Selatan. Selama acara, peserta akan terlibat dalam berbagai kegiatan yang meliputi dialog interaktif, pertemuan kelompok, perkenalan, pembukaan dan penutupan, serta pentas seni.

"Tujuan dari Youth Camp ini adalah membangun persatuan generasi muda, menyediakan ruang untuk konsolidasi, membuka dialog kritis, mengembangkan ide kreatif, meningkatkan kesadaran tentang isu-isu pedesaan, dan memperkuat peran generasi muda di desa mereka masing-masing," urai Arik.

Saat ditanya tentang hasil yang diharapkan dari kegiatan ini, Arik mengungkapkan tentang identifikasi masalah yang dihadapi generasi muda.

"Setelah kegiatan ini diharapkan terbentuknya simpul-simpul generasi muda yang peduli terhadap isu-isu pedesaan, serta adanya rencana aksi dalam pengembangan organisasi kepemudaan di tingkat desa," ungkapnya.

Peserta Youth Camp berasal dari berbagai kabupaten di Sulawesi Selatan, dan setiap organisasi atau komunitas mengirimkan peserta maksimal 4-5 orang.

South Sulawesi Youth Camp berlangsung dari Kamis, 26 Oktober 2023, hingga Sabtu, 28 Oktober 2023, di Kawasan Salebu.

Dari sini pemuda-pemuda itu merawat ingatan, berupaya bersama-sama bangkit dan mengambil peran dalam melestarikan alam demi masa depan yang lebih baik.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler