Network
WartaBulukumba.Com - Saat matahari terbit, sinarnya memantul di permukaan air yang mengalir tenang, menciptakan cahaya berkilauan. Seakan-akan sungai ini adalah jalan berliku yang diukir oleh sang waktu dalam bentuk ular besar yang sedang tidur. Bulukumba di bulan Oktober akan meruah di tempat ini sebagai tuan rumah Youth Camp Sulawesi Selatan
Rimbun pepohonan hijau yang menjulang di sepanjang tepi sungai memberikan naungan sejuk, mereka penjaga setia sungai ini. Sawah-sawah yang berdampingan dengan Sungai Salajueng adalah saksi bisu dari perjuangan para petani di wilayah utara Kabupaten Bulukumba ini yang dengan tekun menggarap tanah mereka.
Sungai Salajueng juga menjadi tempat berkumpul bagi penduduk desa saat panas terik datang, tempat di mana mereka dapat merasakan kesegaran air. Ia adalah penghubung antara dua desa, juga simbol persatuan dan kedamaian di antara mereka.
Sungai Salajueng adalah salah satu anugerah alam yang berharga bagi Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, dan selalu menjadi bagian penting dalam kisah kehidupan penduduk Desa Salassae dan Jojjolo di Kecamatan Bulukumpa. Youth Camp Sulawesi Selatan, tempat di mana isu-isu lingkungan akan mengalir deras bersama anak-anak muda yang bersemangat.
Baca Juga: Melihat Mangrove dan Lingkungan Pesisir: Ratusan aktivis lingkungan melingkar di Lantebung
Kemah Pemuda Sulsel dengan Isu-isu Lingkungan
Sungai Salajueng bukan sekadar air mengalir; ia adalah puisi hidup, mengajak semua yang datang untuk merenung dan menghargai keagungan alam Sulawesi Selatan.
Tidak heran, tepian Sungai Salajueng kemudian disepakai sebagai lokasi Youth Camp Sulawesi Selatan atau Kemah Pemuda Sulsel.
Ketua Panitia Youth Camp Sulawesi Selatan, Rahmat Suardi, S.P., mengungkapkan, kegiatan ini berupaya menciptakan sesuatu yang lebih berarti.
