Perlawanan terbaru pada kapitalisme oleh penulis Bulukumba dalam buku: 'Suara Ekonomi Menyingkap Modernitas'

- 13 Juni 2023, 23:24 WIB
Buku Suara Ekonomi
Buku Suara Ekonomi /WartaBulukumba.com

WartaBulukumba - Tiap-tiap pemikiran dan gagasan yang melawan kapitalisme bukanlah hal baru. Kecuali perlawanan-perlawanan baru. Dari Karl Marx hingga gerakan sosialis modern, narasi perlawanan terhadap kapitalisme terus menawarkan alternatif dan eksperimen di dunia ekonomi. Salah satu perlawanan terbaru, kita bisa temukan dalam buku yang ditulis oleh seorang penulis asal Bulukumba, Musakkir Basri.

Buku "Suara Ekonomi: Menyingkap Modernitas" karya salah satu pegiat literasi Bulukumba ini diterbitkan oleh Kali Pustaka pada 26 Juni 2023. Sebuah buku non fiksi yang layak berada di antara koleksi pustaka para pencinta gagasan dan pengetahuan. 

Dengan ISBN: 978-623-6956-57-1, lahir dengan 126 halaman, buku ini tidak menawarkan tentang kota yang ramai, deru bisnis menggema di setiap sudut, harga saham melonjak naik dan turun, serta transaksi sebagai tarian antara permintaan dan penawaran.

Baca Juga: Pegiat literasi Bulukumba bedah buku 'Sejarah Kajang'

Tidak ada bab tentang bagaimana mengendus peluang, harmoni jual beli yang rapuh, pasar berperan sebagai lanskap penuh ketegangan, terlebih lagi tentang dinar dan dirham atau perbandingannya dengan uang kertas yang tidak memiliki nilai intrinsik sama sekali.

Buku ini mencakup bab-bab analisis yang disajikan dengan gaya penulisan yang aksesibel. Setiap halaman menawarkan pemikiran kritis.

Mencoba mengurai kompleksitas isu-isu ekonomi secara komprehensif untuk membawa pembaca menuju perspektif yang berharga, sang penulis melakukan pendekatan yang cenderung  teoritis.

Baca Juga: In memoriam sastrawan Bulukumba Mochtar Pabottingi dan karyanya dalam ulasan Mahrus Andis

 

Dalam membentuk dunia, buku ini memotivasi pembaca untuk berpikir kritis dan melihat lebih jauh ke dalam kompleksitas yang melingkupi sistem ekonomi global. Tentang kapitalis yang menjalin jaring laba-laba modal. Dan bahwa pasar sesungguhnya adalah sebuah hutan labirin di mana kapitalis adalah pemenang abadi yang ganas dalam mendapatkan keuntungan.

Pendekatan terhadap ekonomi yang ideal telah menjadi subjek yang sangat diperdebatkan di antara filsuf, ahli ekonomi, dan pemikir dari berbagai tradisi pemikiran.

Perspektif yang berbeda-beda ini mencerminkan perbedaan dalam pandangan tentang tujuan, prinsip, dan peran ekonomi dalam masyarakat. 

Baca Juga: Mengulik tari angngaru yang selalu menyambut tamu kehormatan di Bulukumba

Plato dan Aristoteteles menekankan pentingnya etika dan moral dalam hubungan ekonomi, dengan tujuan akhir yang bukan hanya kekayaan pribadi tetapi kebaikan bersama.

Sedangkan ahli ekonomi Barat modern cenderung mengedepankan prinsip pasar bebas dan kompetisi sebagai landasan ekonomi yang efisien. Mereka percaya bahwa kekuatan pasar akan menghasilkan efisiensi alokasi sumber daya dan pertumbuhan ekonomi yang optimal. Ahli ekonomi Barat juga menganjurkan perlindungan hak milik dan kebebasan individu sebagai pendorong utama dalam mencapai kemakmuran.

Perspektif Islam tentang ekonomi yang ideal berbeda dengan paradigma Barat. Dalam Islam, ekonomi adalah bagian integral dari sistem kehidupan yang mencakup aspek moral, etika, dan keadilan. Prinsip-prinsip seperti keadilan distributif, keseimbangan antara hak individu dan kesejahteraan umum, serta larangan riba dan spekulasi dianggap penting. Ekonomi Islam menekankan keadilan sosial, redistribusi kekayaan, dan peran negara dalam melindungi kepentingan publik.

Baca Juga: Inilah karya-karya monumental budayawan dan seniman Bulukumba Drs Muhannis

Terlepas dari tidak adanya pendekatan tunggal yang tepat, buku ini sangat cocok menjadi refernsi bagi mahasiswa, profesional, dan siapa pun yang ingin mendalami ekonomi sebagai pengetahuan.

Secara sederhana, penulis dalam buku ini prihatin bahwa banyak yang beranggapan bahwa ekonomi itu adalah uang. Namun penulis memberi kesempatan untuk melihat ekonomi dalam literal Yunani kuno, yaitu oikonomos dan oikonomikos.

Artinya bahwa ekonomi itu adalah rumah tangga. Apabila hal ini sudah jadi pemahaman secara umum, maka tindak sosial akan menjadi kebutuhan bukan perjalanan menuju pada kepentingan perseorangan.

Baca Juga: Membaca kata 'tunggu' dan 'pulang' dalam novel 'Sang Waktu' karya pegiat literasi Bulukumba

Buku "Suara Ekonomi" adalah sebuah karya non-fiksi yang memadukan pengetahuan akademis dan pengalaman praktis penulis dalam menjelaskan konsep ekonomi secara jelas dan terperinci. Mempersembahkan wawasan yang mendalam tentang isu-isu ekonomi terkini, termasuk globalisasi, pertumbuhan ekonomi, ketimpangan sosial, dan dampak teknologi terhadap pasar tenaga kerja.

Sebagai sebuah partikel dari literasi ekonomi,  maka buku menunjukkan diri sebagai sebuah karya yang 'gagah'. Meskipun dalam dunia gagasan, sama sekali tidak baru.***

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x