Mengurai gerak dan bunyi dalam pertunjukan seni eksperimental 'Swara Kebun' Al Farabi Bulukumba

- 2 Maret 2023, 17:04 WIB
Salah satu pementasan Al Farabi Bulukumba
Salah satu pementasan Al Farabi Bulukumba /Dok. Al Farabi Bulukumba

WartaBulukumba - Mengalir ke dalam gerak dan bunyi yang lebih intim menyetubuhi alam, mengungsi dari hingar bingar kota, menukik ke sunyi sebagai bagian proses menemukan kesejatian sebagai manusia di tengah alam. Setidaknya begitu batasan awal  yang diembuskan seniman-seniman Al Farabi Bulukumba kali ini.

Lalu kebun yang sudah dihuni peradaban manusia sejak zaman prasejarah rupanya adalah ruang paling lapang untuk kembali memulai berangkat ke pucuk hening yang dirasa mampu menjawab gelisah milik manusia modern.

Sesiapa pun bisa menikmati sensasi itu. Kita bisa menemukenali dalam pertunjukan seni eksperimental bertajuk "Swara Kebun" oleh para seniman Al Farabi Bulukumba Sulawesi Selatan pada Sabtu sore, 4 Maret 2023 di 'Kebun Bersama' Desa Bontosunggu Kecamatan Gantarang.

Baca Juga: Sebelum pulang ke Bulukumba seniman-seniman Al Farabi Squad dijamu khusus oleh Bupati Pacitan

Mengurai gerak dan bunyi dalam pertunjukan seni eksperimental 'Swara Kebun' Al Farabi Bulukumba
Mengurai gerak dan bunyi dalam pertunjukan seni eksperimental 'Swara Kebun' Al Farabi Bulukumba Dok. Al Farabi Squad

Swara Kebun direncanakan mulai menghentak sunyi dan alam saat jarum jam mengarah ke titik 16.00 WITA. Gemulai tari, musik dan art performing akan mengalir di sana.

Pentolan sanggar seni budaya Al Farabi Bulukumba, Ichdar YN, mengurai sekilas bahwa seiring laju teknologi dan kebudayaan manusia, kebun telah berubah.

"Dahulu, kebuin adalah sebuah tempat untuk memenuhi kebutuhan pangan namun kini juga menjadi simbol status sosial dan kemakmuran bahkan kekuasaan, sesuatu yang sebenarnya harus kita ingatkan untuk mengembalikan kebun yang sebenarnya dalam peradaban," tuturnya kepada WartaBulukumba.com pada Kamis, 2 Maret 2023.

Baca Juga: Dana minim, Al Farabi Bulukumba tetap berangkat wakili Indonesia Timur di Festival Ruwat Jagat Pacitan

Ichdar YN mengungkapkan pula, kebun digunakan sebagai tempat untuk mengumpulkan dan menanam tanaman pangan namun akhirnya kebun juga digunakan sebagai simbol keserakahan dan kekuasaan.

"Para raja dan bangsawan pada zaman dahulu memiliki kebun yang indah dan megah sebagai tanda status sosial mereka. Kebun-kebun ini sering dihias dengan berbagai patung, air mancur, dan tanaman hias yang langka. Kini semakin parah, kebun bahkan menjadi alat untuk menyimbolkan keserakahan dan kekuasaan," bebernya.

Kendati demikian, menurut seniman berambut gondrong ini, kebun juga memiliki nilai estetika dan menjadi tempat untuk beristirahat dan bersantai.

Baca Juga: Al Farabi dan Baznas Bulukumba menghelat Pentas Peduli 'Lentera Cinta untuk Palestina'

"Kebun-kebun botani dan taman-taman kota menjadi tempat yang populer untuk dikunjungi oleh masyarakat pada masa sekarang, dan kebun adalah juga ruang yang tepat untuk sebuah pertunjukan seni eksperimental," ujarnya.

Melongok sejenak seni eksperimental, ini adalah bentuk seni yang didasarkan pada eksperimen dan inovasi yang berbeda dari tradisi seni yang sudah ada sebelumnya.

Dalam seni eksperimental, seniman tidak terikat pada aturan atau norma yang sudah mapan dalam seni dan cenderung mencoba teknik, bahan, dan gaya yang baru atau tidak lazim.

Baca Juga: Al Farabi dan Baznas Bulukumba menghelat Pentas Peduli 'Lentera Cinta untuk Palestina'

Pertunjukan seni eksperimental lebih banyak berjalan dalam eksplorasi, ekspresikan dan mengembangkan konsep-konsep artistik yang baru atau belum pernah dicoba sebelumnya.

Ruang bagi seni eksperimental adalah pelibatan berbagai jenis medium, seperti seni visual, seni pertunjukan, seni instalasi, dan seni media baru.

Para seniman yang terlibat dalam seni eksperimental biasanya lebih tertarik pada eksplorasi ide dan konsep. Hal itu juga dilakukan para seniman Al Farabi Bulukumba selama ini.

Sejatinya, seni eksperimental dapat memberikan kesempatan bagi seniman untuk mengekspresikan gagasan-gagasan baru dan memperluas batas-batas seni.

Namun, karena tidak terikat pada aturan atau norma yang sudah ada, seni eksperimental juga dapat menantang penonton dan bahkan menyulitkan mereka untuk memahami dan mengapresiasi karya seni tersebut.***

 

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x