Menyibak Sherlock Holmes: Sang detektif yang masih 'hidup' lebih 100 tahun

5 November 2022, 16:31 WIB
Salah satu film Sherlock Holmes /The Mindfulness/

WartaBulukumba - Sherlock Holmes adalah satu-satunya budaya pop yang selalu diwarnai 'kasus-kasus misteri pembunuhan'.

Kasus-kasus pembunuhan yang ditangani Sherlock Holmes tidak lagi 'misteri' di sisi bisnis saat tiba di industri digital.

Tidak ada satupun detektif dalam dunia sastra seperti Sherlock Holmes yang mampu bertahan hidup hingga hari ini.

Karakter dan cerita fiksi Sherlock Holmes memiliki efek mendalam dan abadi pada penulisan misteri dan budaya populer secara keseluruhan.

Baca Juga: Dana minim, Al Farabi Bulukumba tetap berangkat wakili Indonesia Timur di Festival Ruwat Jagat Pacitan

Cerita asli Sherlock Holmes serta ribuan yang ditulis oleh penulis selain Conan Doyle telah diadaptasi ke dalam panggung dan drama radio, televisi, film, video game, dan media lainnya selama lebih dari seratus tahun.

Lihat saja salah satu keseruannya, seperti ditakik dari Digitalspy.com, pada kasus di Enola Holmes 2 dan misteri baru melibatkan seorang gadis yang hilang, ada properti pemerintah yang dicuri, dan sebuah kasus yang bahkan Sherlock tidak dapat memecahkannya.

Sekuel Netflix menghadirkan plot rumit yang hanya mengungkapkan permainan sebenarnya yang terjadi di final yang penuh aksi, dan itu adalah pengungkapan yang akan memiliki konsekuensi besar bagi Enola dan Sherlock ke depan.

Baca Juga: Mewakili Indonesia Timur, Al Farabi Bulukumba pentaskan 'Pasalewangeng Wanua' di Festival Ruwat Jagat 2022

Itu di industri film. Lantas bagaimana awalnya Sherlock Holmes menemui kerumitan di lembaran cerita-cerita fiksi?

 

Sherlock Holmes adalah seorang detektif fiksi yang diciptakan oleh penulis Inggris Sir Arthur Conan Doyle.

Menyebut dirinya sebagai "detektif konsultan" dalam cerita, Holmes dikenal karena kemahirannya dengan observasi, deduksi, ilmu forensik dan penalaran logis yang berbatasan dengan fantastis, yang ia gunakan ketika menyelidiki kasus untuk berbagai klien, termasuk Skotlandia. 

Baca Juga: Pinisi, kriya logam dan seniman muda Bulukumba ini 'melayari' pameran tunggal di Joning Art Space Yogyakarta

Dalam sejarah, Sherlock Holmes pertama kali muncul di media cetak pada A Study in Scarlet tahun 1887.

Karakter ini dengan cepat digemari publik. Menyebar luas dengan seri cerita pendek pertama di The Strand Magazine, dimulai dengan "A Scandal in Bohemia" pada tahun 1891; cerita tambahan muncul dari saat itu sampai 1927, akhirnya berjumlah empat novel dan 56 cerita pendek.

Semua kecuali satu berlatar era Victoria atau Edwardian, antara sekitar tahun 1880 dan 1914.

Baca Juga: Kolaborasi esai penggiat literasi Bulukumba dalam buku 'Sabda Teknologi'

Sebagian besar diriwayatkan oleh karakter teman dan penulis biografi Holmes Dr. John H. Watson, yang biasanya menemani Holmes selama penyelidikannya dan sering berbagi tempat dengan dia di alamat 221B Baker Street, London, di mana banyak cerita dimulai.

Meskipun bukan detektif fiksi pertama, Sherlock Holmes bisa dibilang yang paling terkenal.

Pada 1990-an, sudah ada lebih dari 25.000 adaptasi panggung, film, produksi televisi dan publikasi yang menampilkan detektif Sherlock Holmes.

Baca Juga: 10 uang kuno paling penting yang pernah dicetak

Bahkan Guinness World Records mencantumkannya sebagai karakter manusia sastra yang paling banyak digambarkan dalam sejarah film dan televisi.

Popularitas dan ketenaran Holmes sedemikian rupa sehingga banyak yang percaya bahwa dia bukan karakter fiksi tetapi individu yang nyata.

Banyak komunitas sastra dan penggemar telah didirikan atas kepura-puraan ini.

Pembaca setia cerita fiksi Sherlock Holmes pun membantu menciptakan praktik fandom modern.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler