WartaBulukumba - Al Farabi Bulukumba tetap merawat bumi dan semesta melalui karya.
Mereka kali ini membawa "Pasalewangeng Wanua" dari Bulukumba ke Pacitan.
Dari empat penjuru Nusantara, termasuk Bulukumba Sulawesi Selatan yang mewakili Indonesia Timur, doa-doa dan pementasan seni akan dibuhul dalam Festival Ruwat Jagat 2022.
Digelar di sebuah lereng gunung yang sejuk di Kabupaten Pacitan Jawa Timur pada Sabtu, 5 November 2022, undangan-undangan Ruwat Jagat telah jauh tersebar sejak 17 Oktober lalu ke sejumlah komunitas dan sanggar-sanggar seni budaya dari Sabang sampai Merauke.
Indonesia Timur diwakili oleh sanggar seni budaya Al Farabi di Bulukumba
Dedengkot Al Farabi, Ichdar YN yang saat ini berada di Pacitan menjelaskan bahwa karya yang akan mereka pentaskan merupakan karya terbaru yang khusus digarap untuk Ruwat Jagat 2022.
Baca Juga: Kolaborasi esai penggiat literasi Bulukumba dalam buku 'Sabda Teknologi'
"Karya yang kami pentaskan merupakan karya baru yang khusus kami buat untuk acara Ruwat Jagat 2022 di Pacitan," jelas Ichdar YN saat dikonfirmasi WartaBulukumba.com melalui telepon seluler pada Jumat, 4 November 2022..
Al Farabi Bulukumba akan mementaskan "Pasalewangeng Wanua".
Ichdar YN membeberkan, Pasalewangeng Wanua berarti merawat kampung atau semesta. Atmosfer dan pesan-pesan di dalamnya senapas dengan Ruwat Jagat.
Baca Juga: Gadis-gadis cantik Bulukumba tampil dalam tari kolosal di Penutupan Porprov Sulsel
Rombongan seniman Bulukumba Al Farabi tiba di Pacitan pada Kamis sore kemarin.
"Perjalanan yang cukup panjang ternyata setelah bertolak dari Surabaya, jalurnya juga lumayan berkelok, untung tidak mabuk," ujarnya.
Setiba di Pacitan, rombongan Al Farabi langsung bergegas ke tempat pembuatan properti untuk venue. Lokasinya di lereng gunung, di pinggiran kota Pacitan.
Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disbudpar) Kabupaten Pacitan memfasilitasi hotel untuk mereka namun para seniman Al Farabi lebih memilih tidak memakai fasilitas tersebut.
"Biarlah kami membaur dengan masyarakat Pacitan dengan menginap di rumah mereka, sambil belajar pola berkesenian mereka yang tumbuh dan mengakar dari desa, bukan di kota," ungkap Ichdar YN.
Ichdar YN sendiri memilih menginap di rumah penduduk selama di Pacitan.
Baca Juga: Padepokan berbasis pengobatan alternatif dan ilmu spiritual kini hadir di Bulukumba
Seniman Bulukumba ini akhirnya punya waktu luang bisa berdiskusi semalaman dengan 'Mbah Kodok', seorang seniman yang merupakan legenda hidup.
"Beliau sang maestro, salah satu murid kesayangan si Burung Merak WS Rendra," ungkapnya.
Terkait pencapaian di Ruwat Jagat 2022 yang digelar di kampung kelahiran Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini, Ichdar YN mewakili teman-temannya mengungkapkan bahwa pentas adalah bonus.
"Yang menjadi hadiah utama adalah pengalaman artistiknya, manajemen produksinya, kebersamaan dalam pengelolaan kegiatannya, sinergitas pemkab dengan kelompok-kelompok kreatifnya dan banyak lagi," tandasnya.***