Misteri Situs Gunung Padang: Ada beberapa kesamaannya dengan Atlantis

- 8 September 2023, 22:19 WIB
Situs Gunung Padang
Situs Gunung Padang / Pusat Penelitian Arkeologi Nasional/

Atlantis yang Hilang

Salah satu spekulasi yang paling menarik adalah kemungkinan situs Gunung Padang merupakan Atlantis yang hilang. Atlantis adalah sebuah kota legendaris yang diyakini tenggelam ke dalam laut pada sekitar 11.000 SM.

Spekulasi ini muncul karena beberapa kesamaan antara situs Gunung Padang dengan deskripsi Atlantis yang ditulis oleh Plato, seorang filsuf Yunani kuno. Plato menggambarkan Atlantis sebagai sebuah kota yang sangat maju, dengan teknologi yang jauh lebih canggih dari peradaban pada masanya.

Baca Juga: Misteri Gunung Padang kian mencengangkan: Selain Atlantis ada peradaban Lemuria yang jauh lebih tua

Kesamaan antara situs Gunung Padang dan Atlantis antara lain:

  1. Keduanya merupakan kota yang besar dan kompleks.
  2. Keduanya memiliki bangunan-bangunan yang terbuat dari batu besar.
  3. Keduanya terletak di dekat laut.

Namun, ada juga beberapa perbedaan antara situs Gunung Padang dan Atlantis. Misalnya, Plato menggambarkan Atlantis sebagai sebuah pulau, sedangkan situs Gunung Padang terletak di daratan.

Terlepas dari adanya perbedaan-perbedaan tersebut, spekulasi bahwa situs Gunung Padang merupakan Atlantis yang hilang tetap menarik untuk dibahas. Situs ini memiliki potensi untuk mengubah pemahaman kita tentang sejarah peradaban manusia.

Baca Juga: Menemukan Atlantis yang hilang di situs Gunung Padang: Ada penjelasan menarik dalam dua buku kuno karya Plato

Penelitian lebih lanjut di situs Gunung Padang masih terus dilakukan. Dengan penelitian yang lebih mendalam, kita mungkin akan bisa mengungkap misteri situs ini dan menemukan jawaban atas pertanyaan apakah situs ini memang merupakan Atlantis yang hilang.

Sejarah ditemukannya Situs Gunung Padang

Ditakik dari laman Arkenas.kemdikbud.go.id, Situs Gunung Padang pertama kali ditemukan pada tahun 1891 oleh H.F.K. Verbeek, seorang arkeolog Belanda. Pada saat itu, Verbeek menduga situs ini merupakan sebuah punden berundak, yaitu bangunan kuno yang terbuat dari batu yang ditumpuk secara bersusun.

Pada tahun 1914, Willem Frederik Stutterheim, seorang arkeolog Belanda lainnya, kembali melakukan penelitian di situs Gunung Padang. Stutterheim membenarkan dugaan Verbeek bahwa situs ini merupakan sebuah punden berundak. Ia juga menemukan bahwa situs ini memiliki lima teras yang tersusun secara menurun.

Halaman:

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah