Material pesawat alien? Inilah penjelasan benda IM1 yang ditemukan Profesor Avi Loeb di dasar Samudera Pasifik

6 September 2023, 21:51 WIB
Avi Loeb - Material pesawat alien? Inilah penjelasan IM1 yang ditemukan Profesor Avi Loeb di dasar Samudera Pasifik /Dok. The Guardian

WartaBulukumba.Com - Setelah bertahun-tahun 'berkencan' dengan langit malam mencari tanda-tanda kehidupan di luar angkasa, Profesor Avi Loeb akhirnya tiba pada sebuah penemuan mencengangkan dan itu membawanya ke sebuah kesimpulan terkait alien!

Profesor Avi Loeb belum lama ini menyelesaikan ekspedisi senilai $1,5 juta atau setara Rp21,75 miliar dalam pencarian tanda-tanda meteor misterius yang disebut IM1. Meteor tersebut jatuh di lepas pantai Papua Nugini pada tahun 2014 dan diyakini berasal dari ruang antarbintang.

Profesor Avi Loeb mengatakan kepada The Independent pada 5 Juli 2023 lalu, bahwa dia memimpin tim penyelam laut dalam yang menemukan 50 sferulit kecil atau tetesan logam cair dengan menggunakan perangkat magnetik yang dijatuhkan dari kapal ekspedisi, Silver Star, hingga kedalaman 2 kilometer di bawah permukaan laut.

Baca Juga: Alien di Mars dan planet lainnya di alam semesta dapat ditemukan dengan bantuan AI?

Baca Juga: Sinyal radio 'koheren' terdeteksi dari planet berbatu YZ Ceti! Alien?

IM1 Terbuat dari Baja Titanium

Profesor Loeb meyakini bahwa benda-benda kecil itu, yang berukuran sekitar setengah milimeter, kemungkinan terbuat dari paduan baja-titanium yang jauh lebih kuat daripada besi yang ditemukan dalam meteor biasa.

Meskipun diperlukan pengujian lebih lanjut, Profesor Loeb meyakini bahwa benda-benda tersebut berasal dari luar angkasa atau dibuat oleh peradaban makhluk luar angkasa yang canggih.

Profesor Loeb pernah menjadi ketua departemen astronomi Harvard dari tahun 2011 hingga 2020, dan sekarang memimpin Proyek Galileo universitas tersebut, yang sedang mendirikan observatorium dengan sumber terbuka di seluruh dunia untuk mencari tanda-tanda UFO dan objek antarbintang.

Para peneliti mengklaim telah menemukan material yang berasal dari luar tata surya untuk pertama kalinya dalam sejarah. Profesor Avi Loeb, fisikawan Harvard yang khusus mempelajari makhluk luar angkasa, menyatakan bahwa hasil analisis awal terhadap pecahan logam yang ditemukan oleh timnya di Samudera Pasifik pada bulan Juni mengindikasikan asal-usulnya dari ruang antarbintang.

Baca Juga: Studi terbaru: Alien di seluruh alam semesta bisa dilenyapkan oleh bulan yang 'Unstable'

Baca Juga: Alien di pesawat induk bisa mengintai Planet Bumi dengan probe kecil, kata Kepala Biro UFO Pentagon

Pecahan Supernova

Meskipun sisa-sisa ini awalnya berasal dari objek yang menyerupai meteor yang jatuh di dekat pantai Papua Nugini pada tahun 2014, Profesor Loeb mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan bahwa itu mungkin pecahan dari pesawat alien.

Selain itu, ia berspekulasi bahwa karena komposisi BeLaU mengandung "elemen berat yang melimpah," pecahan ini mungkin terlempar dari supernova atau penggabungan bintang neutron. Namun, pola yang ditemukan mengarah pada "proses" yang menunjukkan asal-usulnya dari bintang Asymptotic Giant Branch (AGB).

Bintang AGB adalah tahap akhir dari evolusi bintang bermassa rendah dan menengah yang dipicu oleh reaksi nuklir.

Baca Juga: Pejabat Pentagon: Pesawat induk alien di tata surya kita dapat mengirim probe mini ke Planet Bumi

Baca Juga: Alien mengontak Bumi dan mereka bisa saja menganggap manusia bukan kehidupan cerdas, kata ahli astrobiologi

Selama bertahun-tahun, ia telah mempertimbangkan kemungkinan bahwa teknologi antarbintang mungkin telah mengunjungi Bumi. Setelah kemunculan Oumuamua pada tahun 2017, Profesor Loeb menyuarakan keyakinannya bahwa ada lebih banyak objek antarbintang yang mungkin telah melintasi Bumi.

Namun, pandangan ini telah menuai kritik dari rekan penelitinya, termasuk Steve Desch, seorang ahli astrofisika di Universitas Negara Bagian Arizona, yang menganggap klaim-klaim tersebut merusak ilmu pengetahuan yang baik dan mencampuradukkan sensasionalisme dengan riset yang serius.

Profesor Loeb merespons kritik ini dengan berharap agar para astronom merasa puas dengan pandangan mereka, dan ia menambahkan bahwa penemuan bola api dengan komposisi ekstra-surya di jalur IM1 harus mendorong perbaikan model-model mereka daripada menolak data. Tim peneliti Harvard telah bekerja sama dengan militer AS selama beberapa tahun untuk menentukan zona dampak dan menganalisis data guna menentukan asal-usul benda ini yang jatuh dari luar angkasa.***

Editor: Sri Ulfanita

Tags

Terkini

Terpopuler