Selain situs Gunung Padang, reaktor nuklir purba 2 milyar tahun di Gabon bisa reset sejarah peradaban manusia

7 Juli 2023, 15:59 WIB
Situs Gunung Padang - Selain situs Gunung Padang, reaktor nuklir purba 2 milyar tahun di Gabon bisa mereset ulang sejarah peradaban / Pusat Penelitian Arkeologi Nasional

WartaBulukumba - Ada sebuah reaktor nuklir yang disublimasi dalam teknologi sangat canggih di Gabon Afrika Barat berusia 2 milyar tahun! Sampai hari belum ada ilmuwan yang bisa menyimpulkan, apakah reaktor buklir itu dibuat oleh peradaban yang sudah ada jauh sebelum peradaban bani Adam AS ataukah alam membentuknya secara natural dalam fusi alami? 

Jauh sebelum misteri situs Gunung Padang menggegerkan dunia sains, reaktor nuklir purba 2 milyar tahun di Gabon Afrika Barat jauh lebih dulu membingungkan para ilmuwan dan bisa mereset ulang sejarah peradaban umat manusia!

Apakah reaktor nuklir, piramida Mesir kuno hingga situs Gunung Padang adalah warisan dari bangsa Nisnas? Seperti bangsa Nisnas, Anda bisa baca misteri sejarah  mereka di link ini. Ataukah dibangun oleh bangsa Atlantis dan Lemurian? Kita bisa memahami persoalan itu dengan membuka link ini.

Baca Juga: Misteri situs Gunung Padang: Hasil penelitian Professor Santos menyebut Atlantis terkubur di bawah Indonesia

Analisa 'mengambang' bisa kita telusuri pada penjelasan lembaga International Atomic Energy Agency di laman resminya, Iaea.org, pada 10 Agustus 2018. Lembaga itu melaporkan kronologi penemuan reaktor nuklir purba Gabon dan fusi di dalamnya.

Bahwa fisikawan Francis Perrin duduk di pabrik pemrosesan bahan bakar nuklir di selatan Prancis, berpikir dalam hati: "Ini tidak mungkin." Itu tahun 1972.

Di satu sisi, ada sepotong gelap bijih uranium alami radioaktif, yang diekstraksi dari sebuah tambang di Afrika. Di sisi lain, diterima data ilmiah tentang rasio konstan uranium radioaktif dalam bijih.

Baca Juga: Misteri situs Gunung Padang: Koneksi tersembunyi antara piramida Mesir kuno dan alien

Pemeriksaan bijih bermutu tinggi dari tambang di Gabon ini ditemukan mengandung proporsi uranium-235 (U-235) yang lebih rendah — jenis fisil. Hanya sedikit lebih sedikit, tetapi cukup untuk membuat para peneliti duduk dan menggaruk-garuk kepala.

Kami ingin orang belajar tentang radioaktivitas alami, untuk membuat mereka sadar akan fakta bahwa radioaktivitas ada di sekitar kita, bahwa itu alami, dan pada tingkat rendah itu tidak berbahaya.

Tanggapan logis pertama fisikawan terhadap rasio U-235 yang tidak biasa adalah bahwa ini bukan uranium alami. Semua uranium alam saat ini mengandung 0,720% U-235. Jika Anda mengekstraknya dari kerak bumi, atau dari bebatuan dari bulan atau di meteorit, itulah yang akan Anda temukan. Tapi potongan batu dari Oklo itu hanya mengandung 0,717%.

Baca Juga: Adakah yang cocok dengan situs Gunung Padang? Ada 24 syarat lokasi Atlantis menurut ilmuwan

Apa artinya ini? Pada awalnya, semua fisikawan dapat memikirkan bahwa bijih uranium telah melalui fisi buatan, yaitu bahwa beberapa isotop U-235 telah dipaksa untuk membelah dalam reaksi berantai nuklir. Ini bisa menjelaskan mengapa rasionya lebih rendah dari biasanya.

Tapi setelah analisis pelengkap, Perrin dan rekan-rekannya menegaskan bahwa bijih uranium itu benar-benar alami. Yang lebih mencengangkan lagi, mereka menemukan jejak produk fisi di dalam bijih.

Kesimpulannya: bijih uranium itu alami dan telah mengalami fisi. Hanya ada satu penjelasan yang mungkin – batu itu adalah bukti pembelahan alami yang terjadi lebih dari dua miliar tahun yang lalu.

“Setelah penelitian lebih lanjut, termasuk pemeriksaan di tempat, mereka menemukan bahwa bijih uranium telah mengalami fisi sendiri,” kata Ludovic Ferrière, kurator koleksi batuan di Museum Sejarah Alam Wina, di mana sebagian dari batuan aneh itu akan disimpan. disampaikan kepada publik pada tahun 2019. “Tidak ada penjelasan lain.” Dengan tidak adanya 'penjeasan lain' maka itu belum final sampai hari ini. Serupa tapi tidak sama dengan kasus situs Gunung Padang.

Baca Juga: Sejarah dan misteri situs Gunung Padang: Diduga dibangun oleh peradaban maju sebelum Nabi Adam AS

Misteri Situs Gunung Padang

Mari kita jelajahi sejenak misteri saintifik situs Gunung Padang, dengan lokasinya yang berbukit-bukit curam dan sulit dijangkau, membentuk pemandangan yang mengagumkan.

Terletak di tengah-tengah lembah-lembah yang dalam, kompleks situs ini memanjang dan menutupi permukaan sebuah bukit yang dikelilingi oleh jejeran batu andesit besar berbentuk persegi. Seperti lapisan misteri yang terjalin dengan harmoni alam, Gunung Padang menawarkan pesona nebakjubkan sehingga sangat wajar menjadi situs wisata.

Sejak zaman dahulu, situs ini telah dianggap suci dan dikeramatkan oleh warga setempat. Legenda menyebar seperti angin di antara penduduk, menceritakan tentang Prabu Siliwangi, Raja Sunda yang legendaris. Konon, Prabu Siliwangi berusaha membangun istana yang megah dalam semalam di tempat ini. 

Baca Juga: Anggota Kongres GOP: UFO mungkin 'peradaban kuno' yang sudah lama menghuni Bumi

Sebuah tim riset multidisiplin yang melibatkan arkeologi, geologi, pengeboran, dan geofisika bawah permukaan telah mengungkapkan keberadaan empat lapisan struktur bangunan dengan usia pembuatan yang berbeda. Keberadaan struktur-struktur ini menjadi bukti nyata akan kehebatan arsitektur purba, mencerminkan kemajuan teknologi tinggi pada zamannya.

Apakah situs ini benar-benar merupakan warisan dari zaman batu, di mana tangan manusia dengan penuh dedikasi menciptakan struktur monumental yang menghadirkan keajaiban? Ataukah ada rahasia yang lebih dalam yang belum terungkap sepenuhnya? Jawabannya mungkin tersembunyi di antara lapisan-lapisan sejarah yang ditorehkan oleh zaman, menanti saatnya diungkap kepada dunia.

Menurut buku "Kompetensi Peradaban Misterius Pembangun Gunung Padang" karya Adhitya Dwipayana Raspati (2022), penelitian terkait Gunung Padang telah dimulai sejak zaman Kerajaan Sunda di bawah pemerintahan Raja Prabu Siliwangi sekitar tahun 1482-1521 M. Penelitian ini dianggap sebagai penelitian pertama yang dilakukan terhadap situs megalitikum Gunung Padang.

Baca Juga: Pendiri Cardano Charles Hoskinson pergi berburu Alien dan UFO yang diperkirakan jatuh di Samudra Pasifik

Semua hasil penelitian secara ilmiah terhadap Gunung Padang yang dilakukan dalam berbagai disiplin ilmu juga dijabarkan secara gamblang dalam buku "Situs Gunung Padang Misteri dan Arkeologi" yang ditulis arkeolog dari Universitas Indonesia Ali Akbar.

Buku setebal 266 halaman terbitan Change Publication yang diluncurkan pada 28 Januari 2014 tersebut mencoba mengurai kontroversi dan penolakan sejumlah pihak, baik para peneliti, ahli, ilmuwan lain, dan masyarakat terhadap hasil penelitian Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) Gunung Padang yang menyebutkan terdapat struktur prasejarah yang jauh lebih besar dari Candi Borobudur dan berusia jauh lebih tua dari Piramida di Giza, Mesir.***

Editor: Sri Ulfanita

Tags

Terkini

Terpopuler