Alien abduction di Brasil, kisah penculikan UFO terhadap sopir bus tahun 1977

2 Januari 2022, 10:00 WIB
Ilustrasi UFO /Pixabay.com/KELLEPICS

WartaBulukumba - Ada ratusan laporan dari berbagai tempat di dunia terkaut alien abduction atau penculikan alien terhadap manusia Bumi.

Salah satu kasus alien abduction yang paling terkenal di kalangan ufologi yakni kasus yang dialami seorang sopir bus di Brasil pada tahun 1977.

Hingga saat pagi hari tanggal 15 September 1977 Antonio Rubia masih tak percaya pada Unidentified Flying Objects (UFO).

Namun sebuah peristiwa membuat sopir bus berumur 33 tahun itu terpaksa harus mengubah pendapatnya tentang alien dan UFO.

Baca Juga: Alien abduction, kisah penculikan oleh UFO yang tercatat dalam sejarah

Dilansir WartaBulukumba.com dari laman BETA UFO yang mengutip majalah Liberty 1461, edisi 5 September 1981, peristiwa itu terjadi di Paciencia, Brasil, sebuah kota kecil sejauh 28 mil di sebelah utara kota Rio de Janeiro.

Di sebuah lapangan sepak-bola yang gelap gulita sejauh kira-kira 220 yard dari rumah tinggal orang yang mengalaminya.

Kisahnya diselidiki Irene Granchi untuk Aerial Phenomena Research Organization (Organisasi Riset Fenomena Angkasa) berlangsung sebagai berikut.

Pada pukul 2.00 pagi hari Kamis tanggal 15 September Antonio La Rubia bangun hati-hati sekali agar tak mengganggu istrinya yang sedang tidur dan anaknya. Ia pergi membersihkan diri lalu berangkat menuju jalan besar untuk menumpang bis ke tempat pekerjaannya, yakni Oriental Bus Company.

Baca Juga: Persiapan kontak dengan alien, NASA minta bantuan Imam Masjid Makkah

Di tengah perjalanan menuju jalan besar itu ia melihat suatu benda di lapangan di dekatnya yang pada mulanya dikiranya hanya sebuah bis. Tapi ketika ia mulai melangkah menuju benda tersebut ia tiba-tiba sadar bahwa ia sedang mengawasi sesuatu yang sama sekali tak pernah dilihatnya selama hidup. Benda tersebut, apa pun sebenarnya, demikian besar hingga hampir menutupi seluruh lapangan itu.

Dengan amat ketakutan La Rubia melangkah mundur dua kali dan siap untuk lari. Tepat pada saat itu juga suatu sinar warna biru terang menyoroti sekitar situ dengan amat menyilaukan: pada detik yang sama tiga sosok tubuh seperti robot muncul didekatnya.

La Rubia kemudian menyatakan pada para penyidik bahwa makhluk-makhluk itu memegang pundak-pundaknya. Mereka setinggi lima kaki lima inci, ukuran rata-rata pria Brasil.

Baca Juga: UFO sightings di Palembang Sumatra, kesaksian pilot Sekutu tahun 1944

Menurut dugaannya mereka setinggi empat kaki. Namun antena-antena yang mencuat keluar dari pusat kepalanya menjulang di atas La Rubia. Kepala-kepala mereka bentuknya seperti bola sepak dan suatu sabuk membentang menyilang bagian tengah kepala dengan dilengkapi sesuatu yang tampaknya seperti sebarisan cermin-cermin kecil dalam dua jenis warna. Yang satu lebih gelap daripada lainnya.

Tubuh-tubuh mereka tampak dempal, dadanya lebih lebar daripada dada La Rubia dan mereka memiliki anggota badan seperti lengan-lengan yang menurut pendapatnya menyerupai belalai gajah karena mengecil pada ujungnya tapi tanpa tangan atau jari-jemari.

Namun ujung-ujung anggota badan ini kecilnya seperti sebuah jari biasa. Tubuh-tubuh mereka diselimuti lapisan kasar yang menyerupai sisik-sisik. Menurut pendapat La Rubia “lapisan” ini nyatanya adalah “kulit” robot-robot tersebut.

Baca Juga: Astronom deteksi 29 planet ini tempat alien memantau Bumi

Tubuh-tubuh mereka itu rada membulat pada bagian bawahnya dan berakhir dengan hanya satu “kaki”.

Pendek kata mereka itu tampak begitu ganjil hingga saksi pada mulanya mengira makhluk-makhluk tersebut tengah duduk di atas sesuatu walau ia segera sadar tidak demikianlah halnya.

“Kaki” tunggal itu berakhir pada suatu “panggung (platform)” yang berbentuk seperti piring. La Rubia menyamakan kaki dan platform ini dengan kursi-kursi yang dipakai di kapal-kapal dan mengatakan bahwa tubuh-tubuh mereka itu rupanya terbuat dari aluminium yang kusam.

Baca Juga: NASA menyewa pendeta untuk memediasi kontak manusia Bumi dengan alien!

Satu antara robot-robot itu berdiri di depan La Rubia satu lagi di sisinya dan yang ketiga di belakangnya. Ia berusaha untuk lari tapi setelah sinar biru itu menyala ia merasa dirinya tak dapat bergerak.

Ia mengayun-ayunkan lengannya ke segala arah tapi segera mengetahui ia telah disekap dalam sesuatu yang diterangkannya sebagai “kaca tak tampak” atau sungkup kaca. Di samping lumpuhan dan rasa cemas yang masuk akal La Rubia merasa “normal”.

Sementara itu robot-robot tersebut mulai melayang di atas tanah. La Rubia melihat bahwa mereka semuanya bertubuh dan bertampang muka sama. Satu-satunya perbedaan ialah bahwa salah satu diantaranya tengah memegang sesuatu yang tampaknya seperti alat suntik hipodermis.

Baca Juga: Inilah hasil analisis debu dari batuan luar angkasa alien Ryugu

Alat suntik ini diacungkan oleh anggota badan makhluk itu dan diarahkan pada dirinya, setelah La Rubia merasa bergerak bergerak menuju benda besar itu. Ia merasakan tubuhnya bergetar. Ia tak tahu bagaimana caranya ia masuk dalam benda tersebut: ia tiba-tiba saja menjumpai dirinya dalam sebuah lorong “aluminium” putih. Di hadapannya terdapat dinding tembus cahaya.

Dua robot menuju ke satu arah, yang ketiga ke arah lainnya. Ketika menoleh ke belakang dalam lorong itu La Rubia menampak….. melalui dinding tembus cahaya tersebut….. lapangan dimana benda itu berpangkal. Ia berkesimpulan bahwa pesawat itu telah tinggal landas dan terbang ke arah utara.

Sewaktu La Rubia tengah melihat ke belakang dan ke luar suatu cahaya biru terang kembali menyorot. Ia kini tahu bahwa dirinya sedang berada dalam sebuah ruangan besar berbentuk bulat.

Baca Juga: Astronom mendeteksi cadangan air di sistem ngarai terbesar di Tata Surya! Milik alien zaman kuno?

Cahaya itu agaknya datang dari langit-langit, dimana warnanya biru tua, lalu sedikit demi sedikit ke bawah ke bawah dindingmenjadi agak muda warnanya hingga akhirnya hampir bercampur dengan warna aluminium dinding-dinding tersebut.

Dalam ruangan besar ini saksi itu melihat ada sebanyak selusin makhluk pada satu sisi dan selusin lagi di sisi lain. Mereka mengingatkannya pada murid-murid sekolah dalam kelas terutama karena kaki-kaki tunggal mereka kelihatan seperti kursi-kursi.

Selama seluruh waktu tadi La Rubia telah meronta serta tak mampu berkata-kata. Namun ketika ia berusaha berteriak suaranya mendadak kembali.

Baca Juga: Alien masuk ke kamar tidur! Irlandia Utara melaporkan peningkatan penampakan UFO

Ia berteriak “Apa yang kamu ingini? Kamu siapa ?” Dengan rasa terkejut ia melihat makhluk-makhluk kecil itu mulai bertumbangan di lantai bagaikan boneka-boneka serdadu dari timah.

La Rubia menduga suara kata-katanya telah menyebabkan mereka berjatuhan. Ketika ia berteriak makhluk-makhluk itu semuanya mengangkat anggota-anggota badannya ke puncak antena mereka dan memeganginya. Ujung-ujung antena ini menyerupai sendok-sendok kopi. Antena-antena ini berputaran dengan kecepatan begitu besar sehingga hanya kalau makhluk-makhluk itu memeganginya La Rubia dapat melihat bentuknya.

Setelah cahaya terang menyala lagi La Rubia melihat sebuah benda seperti piano kecil. Semacam kotak yang berukuran sekira enam inci dan berdiri di atas dua kaki dan kira-kira setinggi dada La Rubia. Kecuali alat yang satu ini ruangan tersebut kosong sama sekali.

Baca Juga: Kisah-kisah UFO zaman dahulu, salah satunya tentang alien 'Highlander'

Pada dua ujung alat itu sebuah antena mencuat. Sepanjang satu sisi kotak alat itu ada sebarisan “kunci” yang mengingatkan La Rubia pada kunci-kunci piano. Pada makhluk itu bergantian menanggalkan benda-benda kecil yang tampak seperti penyuntik dari cantolan-cantolan di ikat pinggang mereka lalu meletakkannya dalam sebuah “kaleng seng” di atas kotak tersebut.

Setiap kali salah satu penyuntik kecil ini diletakkan dalam kotak “seng” itu salah seorang dari mereka menekan sebuah tombol lalu suatu gambar warna yang bergerak muncul pada dinding ruangan. Setiap gambar menunjukkan adegan berbeda.

Pada gambar pertama La Rubia terlihat rebah telanjang di atas suatu meja tak terlihat. Ia tengah mengayunkan lengannya kemana-mana sementara salah satu makhluk itu memeriksanya dengan suatu sinar kecil kebiru-biruan yang keluar dari sebuah suntikan dan terarah pada dadanya. Makhluk lain sedang memeriksa kepalanya dengan suatu cahaya biru lain yang tak ada bekasnya. Cahaya itu membuat segalanya biru.

Baca Juga: Arkeolog temukan pemakaman aneh dari abad pertengahan di Inggris! Kuburan alien?

Tak lama kemudian makhluk lain lagi muncul dan menyodorkan sebuah “slide” lain lalu suatu gambar lain tampak.

Setiap gambar “diketengahkan” oleh makhluk lain secara begini.

Pada gambar kedua ia melihat dirinya seorang diri sambil berdiri tapi tetap telanjang bulat.

Gambar ketiga menunjukkan dirinya sudah berpakaian, memakai sepatunya serta membawa kantong berbelanjanya, seperti apa yang lajim dilakukannya. Gigi-giginya gemertakan dan ia kelihatan bingung tapi tiada suara apapun yang ke luar dari bibir-bibirnya. Salah satu lengannya tampak berayun-ayun.

Baca Juga: Suara menakutkan dirilis NASA dari bulan Jupiter! Inikah lolongan alien di Ganymede?

Gambar keempat menunjukkan seekor kuda dan gerobak yang sedang berjalan di sebuah jalanan tanah. Tempatnya tampak tak dikenal. Seorang petani compang-camping, berkaki telanjang, dan mengenakan topi jerami muncul pada gambar tersebut.

Gambar lima menunjukkan dirinya sendiri sedang berdiri di dekat sebuah bola jingga muda.

Pada gambar keenam sekali lagi bola itu tampak tapi kali ini warnanya biru muda dan salah satu makhluk itu berdiri di sisinya.

Baca Juga: Pemburu Alien dan UFO wajib tahu ini: Sistem penghitungan jumlah 'peradaban cerdas' di galaksi Bima Sakti

Gambar ketujuh menunjukkan seekor anjing besar yang berusaha menyerang salah satu makhluk itu tapi tak dapat mencapainya. Dengan moncong yang menunjukkan amat marah binatang itu menggonggong empat atau lima kali. Pada saat itu juga makhluk tersebut mulai meleleh dari atas hingga bawah lalu menjadi semacam bubur.

Manakala La Rubia sedang memberikan keterangan di atas kepada Nyonya Granchi suaranya berubah menjadi makin kerasukan dan terheran-heran. Ia menceritakan pada wanita itu bahwa pada saat adegan ke tujuh tersebut salah satu makhluk yang bersama dia dalam ruangan berlari kedepan, berdiri disampingnya lalu mengacungkan salah sebuah alat penyuntik itu ke arah anjing dalam gambar. Tiba-tiba anjing itu berubah jadi biru dan mulai meleleh tepat seperti halnya dengan makhluk itu ketika meleleh, dan akhirnya menjadi semacam “bubur”.

Pada gambar kedelapan La Rubia melihat sebuah “Pabrik Betebedi”. Di sana tampak tiga barisan piring terbang. Betebedi-betebedi pada dua baris di sebelah kanan sudah hampir siap pakai tapi baris di sebelah kiri masih berupa piring-piring terbang pada tahap rerangka belaka. Ketiga baris membentang hingga tak tampak. Segalanya tampak putih bersih sekali.

Di situ tampak “jutaan” robot dengan melangkah kian kemari tapi La Rubia tak melihat sebuah alat pun.

Gambar kesembilan menunjukkan sebuah kereta api gaya Jepang yang meluncur di Brasilia. Kereta api itu tampak sudah tua dan nyata lama terpakai. Kecuali tak adanya sebuah jendela pun kereta-api itu tampak biasa-biasa saja. La Rubia melihat kereta itu memasuki sebuah terowongan lalu lenyap dari pemandangan.

Adegan berikutnya ialah sebuah jalan-raya semacam “Avenida Presidente Vargas”….. salah satu jalan besar yang ramai di Rio….. demikian padatnya dengan kendaraan sehingga lalulintas menjadi macet samasekali.

Selama wawancara Nyonya Granchi itu ia mengetahui bahwa La Rubia rupanya melihat gambar-gambar lain tentang mana pria itu segan mengatakan bahwa setelah gambar dirinya sendiri yang sedang berdiri telanjang suatu gambar lain lagi dipertunjukkan. Gambar ini menunjukkan dirinya sedang muntah-muntah dan berak dalam celananya.

Sementara dilakukan “Pertunjukan gambar-gambar” itu salah satu robot bergerak ke tengah ruangan dimana La Rubia berdiri…. tidaklah jelas apakah ia masih tetap disekap dalam sungkup kaca…… lalu mengambil salah satu alat penyuntik dari sabuknya dengan lengan kanan dan dialihkan ke lengan kiri, setelah mana alat itu mulai berputar, begitu cepat putarannya sehingga La Rubia tak dapat mengikutinya dengan matanya. Lalu makhluk tadi mengarahkan alatnya kedirinya; Lengan La Rubia terangkat tanpa dikehendakinya dan penumpang Betebedi itu menusukkan penyuntik pada ujung jari tengah tangan kanan saksi. La Rubia terus mengamatinya ketika penyuntik hampir dipenuhi dengan cairan yang tampaknya adalah darahnya sendiri. Ia tak tahu dengan tepat bagaimana darah itu diambil karena ia tak merasa sakit, dan tak ada bekas apa pun setelah itu.

Makhluk itu kemudian menunjuk ke dinding dan melukis…. rupanya dengan darah La Rubia tadi….. tiga lingkaran merah yang diimbuhi dengan tanda seperti huruf L.

Setelah adegan jalan raya yang ramai dipertunjukkan La Rubia dengan suatu cara “dilempar ke luar” dan jatuh ke atas jalanan dekat seberang setasiun bis Paciencia.

Nyonya Granchi mengira ia mungkin telah di-teleport-kan ke tempat itu, tepat seperti apa yang mungkin berlangsung pada awal pengalaman La Rubia yaitu di-teleport-kan ke dalam Betebedi itu. Di atas tanah ia menjumpai dirinya sedang berdiri di sebelah salah satu robot tersebut. Segala barangnya ada padanya, bahkan tasnya juga, yang tak ada padanya ketika berada dalam Betebedi.

Setelah mendarat dan mengamati sekelilingnya La Rubia melihat ke arlojinya yang berhenti. Tepat pukul 2.20 pagi.

Ia membalikkan badan dan mengetahui bahwa makhluk yang mengiringinya agaknya telah lenyap. Manakala ia melihat ke atas dilihatnya sesuatu yang rupanya adalah dasar sebuah balon raksasa warna timah tapi cuaca masih gelap, dan tanpa adanya tanda-tanda atau lubang apa pun. Benda itu naik makin tinggi ke udara hingga ia tak melihat apa-apa lagi.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler