Utang Indonesia membengkak, AHY ingatkan bahaya besar bagi Indonesia siapapun presidennya

21 Mei 2023, 21:30 WIB
Ilustrasi bunga utang luar negeri Indonesia - Utang Indonesia membengkak, AHY ingatkan beban berat Indonesia siapapun ptesidennya /Pixabay/artbaggage

WartaBulukumba - Angka-angka itu melesat cepat dalam nominal yang mencengangkan. Indonesia semakin dililit utang yang terus menerus berkelindan semakin besar tak terkira!

Sebuah pernyataan sekaligus kritik dilontarkan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Dia menyebutkan  utang Indonesia semakin membengkak. 

Serupa kekhawatiran para tokoh nasional serta masyarakat luas, dalam pernyataannya, AHY menyoroti pertumbuhan utang yang terus membengkak, melampaui batas keamanan fiskal negara.

Baca Juga: Inilah 7 Anggota KPU Sulawesi Selatan terpilih untuk periode 2023-2028

Angka-angka yang disampaikan AHY tak dapat diabaikan.

Lebih mencemaskan lagi, angka ini menunjukkan peningkatan sebesar Rp5.000 triliun dalam rentang waktu delapan tahun terakhir. Besar utang Indonesia kini telah mencapai lebih dari Rp7.800 triliun.

Perkembangan ini memunculkan kekhawatiran akan beban yang akan ditanggung oleh pemerintahan mendatang.

Baca Juga: Jalan rusak di Dapil-nya, Ketua DPRD Bulukumba janjikan hal ini

AHY menukil pernyataan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang mengingatkan akan beban berat utang tersebut. Siapapun presiden Indonesia maka akan tetap 'tersandera' oleh kondisi runyam ini.

"Pak Jusuf Kalla mengingatkan, siapapun presidennya ke depan, siapapun yang akan memerintah ke depan, akan terbebani dengan utang yang sangat berat," kata AHY dalam pernyataannya, dikutip dari akun Twitter resmi Partai Demokrat, @PDemokrat, pada Ahad, 21 Mei 2023.

Secara implisit, pernyataan AHY menukik pada kondisi utang yang semakin tidak terkendali. Negara harus melakukan tindakan serius dan strategis untuk mengatasi masalah ini.

Baca Juga: Jalan rusak puluhan tahun di Desa Taccorong, begini tanggapan Ketua DPRD Bulukumba

Utang yang membengkak dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, merugikan stabilitas keuangan, dan mengancam masa depan generasi mendatang.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler