Pegiat literasi Bulukumba: 'Jangan sampai rumah baca di desanya saja Bunda Literasi tak tahu ada atau tidak'

6 November 2023, 17:57 WIB
Pengukuhan Bunda Literasi di Kecamatan Bulukumpa /Foto: Asfar Nur

WartaBulukumba.Com - Senin pagi di Kabupaten Bulukumba, menembus debu kemarau, ada perjalanan spesial yang dilakukan tokoh literasi Sulawesi Selatan, Bachtiar Adnan Kusuma, S.Sos., M.M. Dia didampingi pegiat literasi di Kabupaten Bulukumba, Andhika Mappasomba. 

Ada agenda penting di beberapa kecamatan. Mulai dari aula Kantor Kecamatan Rilau Ale hingga aula Kecamatan Bulukumpa pada Senin, 6 November 2023.

Acara ini dimeriahkan para istri kepala desa dan lurah di dua kecamatan. Mereka dikukuhkan sebagai Bunda Literasi dari setiap desa dan kelurahan se-Kecamatan Rilau Ale dan se-Kecamatan Bulukumpa.

Terlihat hadir Kadis Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Bulukumba dan jajarannya.

Baca Juga: Geliat Pejuang Siroh Bulukumba: Semakin seru, kian banyak peserta, bakal menyambangi sekolah-sekolah

Pantauan WartaBulukumba.Com, acara di dua kecamatan ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat, tokoh pendidikan, dan tokoh pemuda.

Tanggapan Pegiat Literasi di Rilau Ale

Salah satu pegiat literasi di Kabupaten Bulukumba, Irwan Aziz dari komunitas literasi Karama Literatur Desa Karama Kecamatan Rilau Ale, menanggapi pengukuhan Bunda Literasi di Kecamatan Rilau Ale.

Irwan Aziz mengaku  memandang pengukuhan Bunda Literasi dengan rasa positif. Namun, ia punya pandangan yang jujur tentang seremoni semacam ini.

Baca Juga: Jejak gerakan literasi Pejuang Siroh Bulukumba: Sebentuk kecintaan kepada Rasulullah SAW

"Bagus sih," kata Irwan Aziz, sambil merenung sejenak. "Cuma biasanya seremoni belaka," tuturnya kepada kontributor WartaBulukumba.Com, Israwaty Samad pada Senin sore.

Irwan Aziz mengingatkan bahwa, terlepas dari keindahan acara pengukuhan, esensi gerakan literasi sejatinya adalah tindakan konkret.

"Kita berharap agar para Bunda Literasi yang sudah dikukuhkan benar-benar terlibat dalam upaya memajukan literasi di desa dan kelurahan masing-masing," pintanya.

Sebuah aspek yang menjadi perhatian adalah kolaborasi antara Bunda Literasi dan para pegiat literasi di desa dan kelurahan.

Baca Juga: Bulukumba jadi pilot project UNICEF penanganan anak tidak sekolah

"Jangan sampai rumah baca saja mereka tidak tahu ada di mana di desanya atau siapa saja pegiat literasi di kampungnya," kata Irwan Aziz.

Hal ini menggarisbawahi pentingnya komunikasi dan koordinasi antara mereka.

"Dalam gerakan literasi, intinya kan menyebarkan pengetahuan dan membuka akses pengetahuan. Kita bisa belajar bahwa seremoni adalah langkah awal, tetapi kerjasama dan tindakan nyata yang membentuk perubahan yang berarti adalah kuncinya," ungkapnya lagi.

Irwan Aziz lalu menekankan, gerakan literasi bukan hanya sebatas meningkatkan minat baca. 

"Meningkatkan minat baca itu nonsens jika tak ada akses baca. Lebih dari itu, ada perpustakaan digital. Jadi bukan hanya upaya meningkatkan minat baca buku tapi semua jenis bacaan, nah ini, Bunda Literasi harus tahu esensi dasar gerakan literasi, jangan sampai membagi-bagi buku buku bacaan saja sudah dianggap gerakan, itu hanya bagian kecil," ujarnya.

Kendati demikian, Irwan Aziz berharap agar pengukuhan Bunda Literasi ini benar-benar membawa manfaat bagi masyarakat dan memperkuat gerakan literasi di Kabupaten Bulukumba.***(Israwaty Samad)

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler