WartaBulukumba.Com - Di mana saja mereka bisa melingkar, membentangkan tikar, dengan buku-buku yang terhampar. Di sana ada suasana riang dan cerita. Sebentuk kecintaan kepada Rasulullah SAW itu menggeliat melalui gerakan baca siroh yang digencarkan sebuah komunitas literasi di Kabupaten Bulukumba, yakni Pejuang Siroh Bulukumba.
Di bawah pepohonan rimbun dan bebungaan, gerakan baca siroh selalu berupaya menemukan tempat yang tepat dan nyaman di ruang-ruang publik. Salah satunya yakni Hutan Kota Bulukumba.
Dari waktu ke waktu, jumlah mereka yang datang merubung kian bertambah banyak seiring kegiatan baca siroh yang semakin rutin dihelat secara berkala oleh Pejuang Siroh Bulukumba. Kerap menggunakan hari libur seperti hari Ahad.
Baca Juga: Yuk ke Hutan Kota pada Ahad pagi: Baca Siroh kembali digelar Pejuang Siroh Bulukumba
Gerakan baca siroh, rupanya adalah juga cerita tentang suasana magis di antara anak-anak, remaja hingga dewasa di Bulukumba. Cerita tentang bentuk edukasi yang ceria dan tidak kaku. Sebagaimana pelbagai bentuk gerakan literasi lainnya yang bertumpu pada buku bacaan dan story telling, gerakan baca siroh pun demikian. Gerakan ini khusus fokus pada literasi Islam, terutama siroh atau sirah.
Secara umum, istilah siroh merujuk kepada catatan atau riwayat tentang peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Rasulullah SAW.
Berbagai literatur dalam pelbagai bentuk mulai cetak, elektronik hingga digital dan game edukasi yang berkaitan dengan siroh menggambarkan berbagai aspek kehidupan dan pengajaran tentang kehidupan dan keteladanan dari Rasulullah SAW. Termasuk peristiwa-peristiwa penting seperti kelahirannya, perjalanan hijrahnya dari Mekkah ke Madinah, peperangan yang dialaminya, serta berbagai ajaran kepada umat Islam.