Anak sekolah masih 'libur panjang', Kelas Liar Hamaika Project melawan jenuh

7 Maret 2021, 20:47 WIB
Aksi Literasi Pelosok oleh Hamaika Project di Dusun Barana Desa Bontolohe, Kecamatan Rilau Ale. /Dok. foto: Hamaika Project

WartaBulukumba - Bagi anak sekolahan, satu tahun sejak pandemi melanda adalah liburan terpanjang yang pernah ada. Ruang temu di kelas dialih menjadi kelas daring. 

Para siswa dilanda kejenuhan, terutama bocah-bocah yang masih duduk di bangku sekolah dasar.

Komunitas literasi Hamaika Project di Kecamatan Rilau Ale hadir untuk anak-anak yang dilanda jenuh itu. 

Baca Juga: Jelang Sembilan tahun Gangnam Style, video klip  pertama Korea capai 4 miliar views

Langit menumpahkan hujan di hari Ahad 7 Maret 2021. Sekelompok remaja yang masih pelajar SMA dan SMP ini merambah Dusun Barana, Desa Bontolohe, Kecamatan Rilau Ale.

Setelah lama tidak berkeliling kampung dengan buku-buku di tas mereka, dalam aksinya kali ini, Hamaika Project menggeber beberapa pelajaran sekolah dasar ke dalam format games. Seperti permainan "Tos-Tos Jawab" yang memuat pelajaran matematika berisi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Pun beberapa konten pengetahuan umum.

Ada juga permainan 'bisik-bisik tetangga' yang mengasah pendengaran dan daya ingat anak-anak. Seorang anak sebagai leader akan diberikan sebuah kalimat Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang cukup susah diucapkan dan dingat.

Baca Juga: Meskipun enam bulan terendam di danau, iPhone 11 masih berfungsi

Lapak baca gratis Literasi pelosok oleh Hamaika Project. Hamaika Project

Kemudian, mereka akan saling berbisik secara berurutan sampai ke orang terakhir, ketika orang terakhir berhasil mengucapkan kalimat yang diberikan dengan benar maka kelompok tersebut akan menjadi juara.

Itulah salah satu materi Kelas Liar, istilah yang biasa digunakan anak-anak Hamaika Project setiap kali menyerbu dusun dan desa. Kelas Liar adalah salah satu program mereka dalam gerakan Literasi Pelosok jauh sebelum pandemi menyapa.

Bermain dan belajar bersama anak-anak, beda dusun beda cerita. Selalu ada cerita dan hal yang unik dari setiap dusun yang mereka kunjungi.

Baca Juga: Pemberlakuan tes usap anal untuk Covid-19 di China menuai protes

Hari ini ada sepenggal cerita berasal dari anak kecil ganteng bernama Muhammad Salbi, dengan sapaan Salbi, seorang anak yang pandai bernyanyi dan memiliki suara yang bagus.

Salbi menyanyikan lagu berjudul Ayah dengan penuh penghayatan juga merupakan ungkapan rindu kepada ayahnya yang telah meninggal.

"Hari ini kami belajar bersama anak-anak mengenal huruf dan angka, serta memberikan edukasi soal Covid-19 kepada anak-anak di dusun," kata Fifi sri Astika, jubir Hamaika Project.

Baca Juga: Nadiem luncurkan tiga sistem baru di dunia pendidikan

"Anak-anak sangat senang dengan buku bacaan yang dibawa teman-teman dari Hamaika, buktinya mereka bahkan membaca habis beberapa judul buku. Sampai-sampai membaca buku dengan suara lantang," katanya.

Setelah hujan berhenti, mereka melanjutkan bermain bersama anak-anak di halaman rumah, masih dengan "bisik-bisik tetangga" permainan edukasi untuk anak-anak dalam menguji konsentrasi mereka.

Anak-anak dibagi menjadi dua kelompok kemudian orang pertama diberikan satu kata dalam Bahasa Inggris atau satu kalimat dalam Bahasa Indonesia.

Baca Juga: Rakyat palestina menatap pemilu, di sisi lain ada keretakan di tembok perlawanan

Kemudian mereka membisikkan ke telinga temanya hingga ke orang terakhir. Orang yang paling terakhir menyebutkan apa yang didengarnya.

Permainan lalu beralih ke "Matematika zig-zag" untuk menguji kemampuan matematika dasar adik-adik, dan bukan hanya soal matematika tapi juga soal IPA dan wawasan kebangsaan.

"Anak-anak Dusun Barana cukup susah untuk berkomunikasi dengan orang baru bahkan selama kegiatan tadi ada seorang anak yang tidak pernah mengeluarkan satu kata pun dari mulutnya. Hal semacam ini selalu menjadi tantangan bagi anggota Hamaika Project untuk bisa mencairkan suasana," tutur Fifi.

Baca Juga: Andi Utta harapkan PKS mengawal pemerintahan di Bulukumba

Anak-anak Dusun Barana dan beberapa personel Hamaika Project. Hamaika Project

Setelah pendekatan yang cukup lama, seorang anak bernama Muhammad Salbi pun akhirnya berani untuk tampil menyanyikan sebuah lagu yang berjudul 'Ayah' yang merupakan ungkapan rindu kepada mendiang ayahnya.

Di akhir kegiatan, Hamaika Project mengajak anak-anak untuk berdoa bersama semoga bumi cepat membaik agar sekolah tatap muka bisa segera dilaksanakan, pasien Covid-19 cepat sembuh dan berkurang. Dan tak lupa pula mengingatkan anak-anak untuk mematuhi protokol kesehatan dan gaya hidup sehat.

Edisi Kelas Liar pun selesai. Anak-anak bercerita mereka senang ketika ada kegiatan seperti ini. Mereka berharap di daerahnya bisa ada rumah baca untuk mereka.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler